30. TIGA PERKUMPULAN BESAR

2.1K 224 6
                                    


SELAMAT MEMBACA SEMUAAA

——————

Kami hanya sebuah perkumpulan yang berdiri dengan anggota besar. Tidak ingin apa-apa, hanya ingin abadi dan bersama hingga akhir.

Venzaros Gang


MALAM TIGA PERKUMPULAN BESAR

_

Saat ini langit terlihat begitu cerah, dengan matahari yang cukup terik sehingga membuat cuaca terasa lebih panas dari biasanya. Di warung yang posisisnya terletak tidak jauh dari markas Venzaros, tampaknya sudah dipenuhi oleh beberapa anggota Venzaros yang menikmati minuman dingin di sana. Tidak sedikit dari mereka menggerutu kesal karena panasnya matahari yang membuat keringat mengalir deras.

Mereka semua sibuk dengan minuman dinginnya, hingga suara deru motor yang terdengar begitu dekat tengah menghampiri mereka dengan jumlah yang cukup banyak. Tetapi, mereka terlihat masih begitu santai disaat segerombolan geng motor itu sudah turun dan menghampiri mereka. Yang jelas, geng motor itu adalah musuh Venzaros.

"Woi! Keluar lo semua!" Teriak Rio dengan diikuti beberapa anak buahnya. Tak lupa dengan Zero yang juga ikut menghampiri anggota Venzaros dengan tujuan yang sama.

Di dalam warung, mereka terlihat tenang. Tidak ambil pusing dengan kehadiran dua musuhnya di bawah teriknya sinar matahari yang membakar kulit.

Satya yang sedang asyik menikmati minumannya, mau tidak mau harus keluar dari warung untuk meladeni kedua kelompok geng motor itu terlebih dahulu. Dengan tangan yang masih menggenggam gelas yang berisi minuman dingin, ia mengangkat alisnya bertanya. "Mau apa lo? Lumpia apa Bakwan?"

"Mana ketua lo?" Tanya Zero dengan dagu yang terangkat angkuh. Sorot matanya tajam menantang.

"Udah ada anggotanya, nggak usah cari ketua! Mending minum sini, gue bayarin!" Sahut Vero yang ikut keluar dan berdiri di samping Satya.

Satya lantas memutar bola matanya malas dengan melayangkan jitakan pelan di leher Vero bagian belakang. "Lo aja masih minta dibayarin, sok-sok an mau ngebayarin sampah masyarakat!"

Vero meringis, menampilkan cengiran pada wajah tampannya. "Formalitas bang, biasa orang dermawan."

"Dermawan gundulmu!"

Melihat perdebatan kecil di hadapannya, membuat Rio merasa kesal. "Bacot! Mana ketua lo?!"

Tidak berselang lama Arka keluar diikuti oleh beberapa anggota Venzaros yang lainnya. Cowok dengan headband hitam yang sudah menjadi ciri khasnya itu menatap Rio dan juga Zero dengan pandangan datar secara bergantian. Cukup lama Arka menatap mereka seolah menunggu penjelasan dari maksud mereka yang datang ke sana, hingga akhirnya Zero memulai pembicaraan.

"Buat nanti malem, jangan harap ada kemenangan di geng sampah kalian!" Zero tersenyum sinis. "Karena lo semua nggak lebih dari pecundang!"

"Apa hah? Jangan belagu lo!" Sahut Bryan menantang. Cowok itu menatap mereka dengan tidak santai sembari mengibaskan kaos oversize miliknya karena kepanasan.

"Kenapa lo songong njir? Oh, lo berdua kerja sama nih?" Tanya Ardo dengan tatapan jenakanya menatap satu persatu ketua geng dari musuhnya itu. Kekehannya terdengar begitu sangat menjengkelkan.

Mereka tertawa dengan geleng-geleng kepala. Dengan tatapan tidak suka dengan kehadiran Ranstor dan Erizor, mereka memilih untuk tidak terlalu peduli dengan ucapan Zero yang terkesan meremehkan. Lebih tepatnya mereka menganggap omongan mereka adalah angin lalu yang hanya lewat sebentar lalu pergi.

ALGARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang