SELAMAT MEMBACAA
Arka janji ya, ma?
**
Pagi-pagi sekali Genisa bersama Aurey sudah sibuk berada di dapur. Dengan berbagai bahan makanan serta adonan yang sudah siap untuk dibuat kue, keduanya terlihat begitu fokus dan telaten. Hari ini adalah hari kembalinya kelahiran sang kepala keluarga. Mereka akan merayakannya setelah Bara pulang dari kantornya malam nanti. Dan kebetulannya, hari ini adalah hari minggu. Jadi, Genisa akan lebih banyak yang membantu.
Seperti Yasta yang sudah siap di meja makan dengan sayuran yang harus segera dia potong. Raut wajahnya terlihat mengantuk, sepertinya, cowok itu begadang semalaman. Sedangkan anak kedua Genisa, dia terlihat mengamati semua orang yang ada di dapur dengan menyender pada tembok yang tidak jauh dari mereka. Wajah begitu datarnya terlihat sama persis dengan tembok yang ada di balik tubuhnya. Sama sekali tidak ada yang menarik
"Bang, ngapain di situ? Ayo sini bantu mama!" Titah Genisa dengan masih sibuk mencampur tepung dengan telur. Mendengar perintah mamanya, cowok itu hanya mengangguk dan menghampiri mereka.
Arka terlihat memandangi semua bahan makanan yang terletak di atas meja. Dia berpikir, apakah semuanya akan dimasak? Tapi, sudahlah. Pertanyaanya jelas-jelas tidak berbobot. Dengan pergerakan begitu singkat, Arka meraih sayuran yang akan dicuci dan segera menuju wastafel. "Udah ma,"
"Taruh aja di situ, Bang. Oh iya, gue minta tolong boleh nggak?" Aurey bertanya dengan mengambil alih sayuran yang telah dicuci oleh kakaknya.
"Apa?" Arka mengernyit.
"Beliin beberapa bahan kue, di minimarket." Jawab Aurey dan menyerahkan catatan bahan yang akan di beli. Arka pun mengangguk, dan berlalu pergi keluar.
"Arka! Jangan sendiri, nanti ribet. Sama Yasta ya? Mama butuh cepet soalnya," Genisa berhasil menghentikan langkah Arka. Cowok itu pun mengangguk, dan cepat berlalu menuju garasi untuk mengambil mobil. Keduanya pun berangkat dengan saling diam disepanjang perjalanan.
*******
Sesampainya di Minimarket, kedua laki-laki kakak beradik itu terlihat sangat malas berjalan untuk mencari bahan kue yang di pesan oleh sang mama. Tak jarang sesekali diantara keduanya mengumpat kesal karena tidak tahu bagaimana dan seperti apa bentuk bahan yang tertulis di kertas catatan. Saat ini posisinya Arka di depan dengan diikuti oleh Yasta dari belakang seraya membawa troli untuk memudahkan mereka membawa barang.
"Ambil Butter Cream," Titah Arka kepada Yasta sembari meneliti pesanan mamanya.
"Yang ini?"
Arka hanya mengangguk dan menoleh. Tiba-tiba kekesalannya memuncak begitu saja. "Itu mentega anying!"
"Ini juga Butter, bangsat!" Geram Yasta tidak terima. Padahal sudah tertera tulisan butter pada kemasan Mentega yang dia ambil. Tetapi adiknya malah memakinya dengan suara yang terdengar sangat menjengkelkan.
"Yang warna putih! Lo anak jaman apasi!?" Arka mengacak rambutnya kesal. Hari yang sangat malas dari hari biasanya hanyalah berbelanja untuk menuruti pesanan sang mama.
Sama halnya juga dengan Yasta. Cowok yang masih mengantuk itu terlihat ingin sekali merebahkan tubuhnya sebentar. Sangat tidak minat melihat barang-barang yang berwarna-warni entah apa itu namanya. Sialnya, dia sedang berada di toko yang kebetulan banyak pengunjung. Untuk menghilangkan rasa kantuknya, ia melirik catatan yang di pegang oleh adiknya itu. Terdapat kata yang cukup asing di telinganya, "Baking Soda, apaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARKA
Teen FictionNEW VERSION!!! FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA!! ____________ "Gue nggak akan kemana-mana. Karena tugas gue masih panjang!" -ALGARKA VERGONTABARA- Sebenarnya hanya cerita sederhana yang menceritakan seorang laki-laki...