27. ALUR DARI SEBUAH PERKUMPULAN

2K 238 102
                                    

HAI I'M BACK AGAIN. SEMOGA MASIH STAY DI CERITA INI YA?

DAN UNTUK ALUR YANG NGGAK NYAMBUNG, MOHON DIMAKLUMI. LAGI BELAJAR DAN BERUSAHA MENDAPAT KRITIKAN YANG BISA MEMOTIVASI DAN JADI LEBIH BAIK LAGI😄 APAPUN ITU, TERKECUALI HATE KOMEN :)

BUAT YANG UDAH BACA, JANGAN LUPA⁰q0 VOTENYA. TERIMAKASIH SEMOGA SUKA, AAMIIN.

HAPPY READING
*
*

Bukan perihal tentang kesepakatan diantara belah pihak. Bukan juga saling menerima saran dan kritik dari keduanya. Hanya perihal bagaimana memiliki niat dalam sebuah ikatan.

***********

Bara dan Genisa baru saja sampai di rumahnya setelah beberapa hari ini disibukkan dengan pertemuan rekan bisnisnya, yang kebetulan berada di luar kota. Suasana di rumahnya cukup sepi karena waktu sudah menunjukan pukul tengah malam. Keduanya pun segera masuk ke dalam rumah dengan menggunakan kunci yang mereka bawa, untuk segera beristirahat karena lelahnya perjalanan.

Pemandangan yang pertama kali mereka lihat adalah Arka yang tertidur pulas di atas sofa dengan masih mengenakan seragam sekolah lengkap dan tanpa melepas sepatunya. Genisa tersenyum, dan menginstruksikan kepada suaminya untuk beristirahat terlebih dahulu. Wanita itu mengusap surai hitam anak laki-lakinya dengan lembut. Senyum hangat merekah di wajah cantiknya. "Arka, tidur di kamar sayang," ucapnya pelan mencoba membangunkan Arka.

Merasakan usapan lembut dari sang mama di kepalanya, Arka membuka matanya yang sangat mengantuk itu. Sedikit terkejut karena kehadiran Genisa yang tiba-tiba sudah berada di rumah. "Udah lama, ma?"

Genisa terkekeh pelan. "Baru aja, kamu baru pulang dari kumpul?"

Arka mengangguk mengiyakan, cowok itu melepas jaket yang ia kenakan. "Mama istirahat aja, Arka mau mandi."

"Terus adik kamu?" Genisa kembali bertanya tanpa mendengarkan ucapan dari anaknya yang menyuruhnya untuk beristirahat.

"Ada di kamar, Yasta nggak keluar jadi aman."

"Kamu nggak bisa tidur?" Genisa menatap lekat wajah Arka yang terlihat sangat kelelahan. "Tidur lagi selagi bisa," titahnya tidak lupa dengan usapan hangat yang selalu dirinya berikan kepada anak-anaknya. Mengingat, Arka yang jarang bisa tidur pulas lantaran sesuatu hal yang mengganggu.

Memang benar yang dikatakan oleh mamanya, Arka masih benar-benar mengantuk dan sangat lelah karena seharian ini ia hanya baru bisa tidur kurang lebih dua jam. Ia pun kembali merebahkan tubuhnya dengan paha sang mama yang menjadi bantalan. Membuat wanita itu tersenyum dan tanpa sadar lelahnya yang semula, hilang begitu saja.

***

"Bang! Itu punya gue!" Dengus Aurey ketika minumannya direbut oleh Yasta. Cewek itu memutar bola matanya malas melihat kakaknya yang meneguk minuman dinginnya dengan tampang tak merasa bersalah.

Bara tertawa melihat kedua anaknya yang saling berebut minuman dengan rusuh. Ruang keluarga yang awalnya sunyi kini mulai ramai kembali dengan berkumpulnya mereka semua. "Kayak bukan anak SMA ya, Ma?" Ujar Bara berbicara kepada Genisa yang juga tertawa.

"Di mata mama, mereka semua masih anak TK" sahut Genisa.

"Bang Kaa, lo punya sendiri sialan!" Lagi-lagi Aurey mendengus sebal. Kedua kakaknya itu memang sama-sama menyebalkan dan tidak ada bedanya. Mereka selalu saja menggangu ketenangannya "Males gue, biadab lo berdua bang!"

ALGARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang