SELAMAT MEMBACAA JANGAN LUPA VOTENYA YAAA
***
Selepas memarkirkan mobilnya dengan rapi, Arka berjalan santai di lapangan sekolah seraya memainkan kunci mobilnya menuju kelas. Cowok dengan headband hitam yang selalu melekat di kepalanya itu terlihat lebih sehat dari kemarin, meskipun masih ada bekas luka lebam disekitar wajahnya. Namun hal itu malah menambah kesan ketampanan tersendiri pada diri cowok itu.
Suasana sekolah sudah ramai, ia sengaja berangkat lebih lambat dari biasanya karena alasan malas. Dan hari ini, cowok itu sengaja memakai mobil daripada motornya yang biasa dirinya pakai. Kelima inti Venzaros yang baru saja datang segera turun dari motornya masing-masing untuk bergegas menghampiri ketuanya. Ardo merangkul bahu Arka dengan semangat dari arah belakang. "Weh bos, udah sehat aja lo?"
"Gue gak sakit,"
"Babak belur maksud gue,"
Bryan ikut mensejajarkan jalannya disamping Arka. "Gimana keadan lo? Udah mendingan?"
"Udah, buktinya gue masih hidup." Jawab Arka seraya mengambil ponselnya di saku celana. Bryan memutar bola matanya malas, jawaban Arka yang begitu seenaknya membuatnya berdecak sebal.
"Matamu bos, bos, temennya peduli juga nggak pernah di anggap," balas Bryan lagi.
Merasa ada yang kurang dari mereka, Satya pun celingak-celinguk melihat ke arah sekitar lapangan yang sudah ramai. "Aurey mana, Ka?"
"Di kelas, udah berangkat dari tadi."
Leo yang sedari tadi hanya menyimak percakapan mereka mulai bersuara. "Sama?"
"Yasta,"
Mendengar itu, Leo hanya mengangguk mengerti. Sebenarnya terdapat sedikit keraguan dalam dirinya, namun sebisa mungkin ia membuang keraguan itu. Yasta juga kakak dari Aurey, dan tidak mungkin Yasta akan mencelakai adiknya meskipun dirinya anggota geng Ranstor. Semoga.
Tanpa mereka sadari, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka dengan tatapan kagum. Bagaimana tidak? Mereka berjalan beriringan dengan kesan ketampanan masing-masing dengan jaket kebanggaan yang selalu melekat di tubuh mereka, dan tak lupa baju seragam yang sengaja dikeluarkan. Hanya memperhatikan, namun tidak berani jika ingin mendekat.
"Gue tau, gue ganteng," gumam Algan yang menyadari tatapan mereka. Cowok itu tidak menyia-nyiakan wajahnya yang tampan dan pantas di akui.
"Belagu lo," decak Leo sembari meraup wajah tengil Algan dengan malas. Memilih tidak menggubris ucapan Leo, Algan menyugar rambutnya sengaja dengan pergerakan slow motion, namun itu semua tidak sia-sia. Siswi-siswi yang melihat itu berteriak histeris dengan kagum.
Algan dengan semangat, kembali melakukan aksinya. Sesekali mengacak rambut, setelahnya mendongak dan menyugar rambutnya. Dengan seragam sekolah yang ia keluarkan, cowok itu semakin terlihat jelas ketampanannya.
"Udah anjir, nggak capek lo? Malu!" Sinis Bryan menjitak kepala Algan.
"Dih, bilang aja lo iri sama ketampanan gue!" Jawab Algan tidak mau kalah.
"Narsis!"
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARKA
Teen FictionNEW VERSION!!! FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA!! ____________ "Gue nggak akan kemana-mana. Karena tugas gue masih panjang!" -ALGARKA VERGONTABARA- Sebenarnya hanya cerita sederhana yang menceritakan seorang laki-laki...