32. AKHIR PERTARUNGAN

3.5K 283 18
                                    

SELAMAT MEMBACA! DI PART INI, SEMOGA SUKA. AAMIIN

*******

"Om Bara?"

Terlihat, Bara dengan tubuh yang sangat lemas terduduk tepat di hadapan mereka. Diikuti oleh Genisa yang di dorong hingga membuat lututnya membentur tanah dengan keras. Keduanya saling bertatap mata, seolah saling menanyakan kondisi masing-masing.

"NGGAK SOPAN LO!" Satya berteriak marah melihat itu semua. Cowok itu berusaha bangkit, namun punggungnya diinjak oleh salah satu dari mereka. Sekali lagi Satya mencoba memberontak, namun tetap saja, tenaganya saat ini tidak mampu.

Bara dan Genisa yang melihat itu menggelengkan kepala, melarang Satya untuk memberontak karena akan memperparah kondisi tubuhnya. "Satya," ucap Bara membuat Satya diam dengan perasaan penuh penyesalan.

"Lo apain orang tua gue, brengsek?!" Dengan urat leher yang menonjol, Yasta berusaha untuk menghampiri kedua orang tuanya. Tetapi ia langsung saja ditahan oleh Bryan karena melihat situasi yang cukup sulit, ditambah dengan beberapa diantara mereka yang membawa senjata.

Beberapa anggota geng motor itu turun dari motornya masing-masing dan berdiri di hadapan mereka. Dan sosok yang berdiri paling depan diantara geng motor itu, yang dapat ditebak dia seorang ketua melepas helm fullfacenya. Lagi dan lagi, membuat inti Venzaros tercengang hebat karena tidak percaya. Sosok yang selalu bersama mereka, yang sudah mereka anggap sebagai seorang teman, ternyata menusuk mereka begitu dalam dari belakang.

Aurey mengepalkan tangannya penuh amarah. "PENGECUT LO, NA!"

"ORANG YANG SELAMA INI KITA BANTU, NGGAK LEBIH DARI SAMPAH!" Sahut Byanca berapi-api.

Tidak hanya itu, semua inti Venzaros terlihat tertawa hambar karena mengetahui kenyataannya saat ini. Cukup hebat, sosok yang mereka sangka akan menjadi seorang sahabat ternyata hanyalah penghianat. Erinna, cewek itu lah yang menjadi alasan di mana semua masalah dan jebakan yang saat ini tercipta.

Ya, dia penghianat!

"Jelasin!" Perintah Aurey dingin tanpa ingin dibantah. "Semuanya!"

Erinna tertawa dengan bertepuk tangan, melihat raut wajah mereka semua yang pernah menjadi temannya selama beberapa saat. "Dangerous, perkumpulan gue!"

"Nggak usah basa-basi!" Sahut Leo membentak.

"Oke, mau dari mana dulu?" Tanya Erinna mengangkat sebelah alisnya mencoba membuat mereka semakin tersulut emosi. "Alasan gue ngelakuin semua ini, cuman dendam kok!" Lanjutnya dengan cengiran lebar.

"Karena ketua kalian, yang jadi alasan gue nyulik orang tua lo!" Ujar Erinna dengan menunjuk Aurey. "Karena ulah brengsek Arka!"

"Kenapa? Kalian nggak terima? Kalo bukan karena Arka, adik gue nggak akan mati! Kalo bukan karena dia, adik gue masih bahagia di dunia!" Erinna menjeda ucapannya sejenak dengan menyugar rambutnya yang tertiup angin. "Dan karena Ketua sampah kalian! Adik gue meninggal mengenaskan di jalanan!"

"Adik gue SHIRA mati gara-gara manusia yang kalian panggil sebagai Ketua!" Tegas Erinna. Mereka tertegun setelah mendengar kenyataan yang sama sekali tidak mereka ketahui. Bahwasanya, Erinna adalah saudara dari kekasih ketuanya.

"ITU UDAH TAKDIR!" Sarkas Leo tajam dengan suara tinggi. "Kenapa semua orang nyalahin Arka?! Kenapa seolah takdir yang berjalan itu semua salah sahabat gue?!"

"Terserah! Gue cuman mau balas dendam. Kalau nggak bisa bunuh Arka, setidaknya masih ada kedua orang tuanya yang siap tebus kesalahannya!" Ujar Erinna dengan membanting helmnya membentur tanah. Semua yang mendengar perkataan Erinna menggeram kesal. Cewek itu sudah keterlaluan.

ALGARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang