SELAMAT MEMBACA
--------------Waktu itu pasti akan kehabisan masa. Hanya tergantung bagaimana diri kita menggunakannya agar tidak menyesal.
********
"Neng Dania, Satya kangen sama lo nih!" Teriak Bryan begitu kencang disaat melihat siswi yang kabarnya menyukai sahabatnya itu terlihat sedang berjalan di lapangan bersama teman-temannya. Satya yang belum ada persiapan untuk menyembunyikan wajahnya karena tidak ingin didekati oleh gadis itu, melotot marah. Cowok itu lantas memberi pukulan renyah yang mendarat sempurna pada lengan Bryan.
"Lo kenapa manggil Dania bege?!" Sungut Satya berdecak sebal.
Bryan mengusap lengannya yang terasa sedikit sakit dengan cengiran lebarnya. "Biar dia tau tampang burik lo!"
Satya memutar bola matanya malas dengan menyibir pelan. "Burik pale lo! Gue cakepnya spek pangeran gini lo bilang burik? Contoh manusia nggak sadar sama muka sendiri!"
Melihat pertengkaran itu mereka, yaitu inti Venzaros hanya geleng-geleng kepala. Hingga atensi mereka teralihkan ketika mendengar panggilan dari pak Jamal yang menginstruksikan mereka untuk segera pergi menuju ke ruangan musik. Mereka pun segera bergegas dan berlalu sebelum membuat guru mereka menunggu.
Sesampainya di ruangan musik, mereka berdiri mengerumuni pak Jamal yang terlihat ingin mengatakan sesuatu yang cukup penting.
"Kenapa pak? Mau ngasih duit?" Tanya Algan dengan mengangkat alisnya tengil.
Pak Jamal menghela napas sejenak, sebelum mulai mengatakan apa yang ingin ia sampaikan. "Kalian tahu kan, kalau dua minggu lagi akan ada Ulangan akhir semester genap?" Mereka semua kompak mengangguk dan menunggu kalimat Pak Jamal selanjutnya. "Kalau kalian saya tugaskan untuk menjaga keamanan semua siswa sanggup?"
Satya mengernyit mendengar penuturan dari Pak Jamal. "Kapan pak?" Tanyanya dengan sedikit memikirkan sesuatu. "Terus kenapa harus kita?"
"Bener pak, bukannya waktu beberapa hari ini harus fokus belajar buat ulangan nanti?" Tambah Bryan dengan tampang seolah dia juga belajar untuk persiapan nanti. Tetapi kenyataanya, cowok itu menjawab soal dengan berdiskusi bersama Ardo. Ya, seorang Bryan memang cukuo pandai dalam ilmu pencitraan.
"Emang mau kemana pak?" Algan bertanya.
"Jadi begini, sekolah berencana untuk pergi ke puncak setelah ujian selesai nanti. Dan karena saya tahu kalau kalian punya perkumpulan yang cukup banyak, jadi bapak minta jaga keamanan dan kenyaman saat kita di sana." Jelas pak Jamal berharap mereka berkenan dengan permintaanya. "Dari sekolah lain pun, pihak sekolah mengizinkan." Lanjutnya.
Ardo menganggukkan kepala beberapa kali. "Bisa aja sih pak, habis ujian kan?" Cowok itu beralih menatap Arka, meminta pendapat kepada ketua perkumpulannya. "Bisa kan, Ka?"
Arka mengangguk mengiakan. "Bisa, nggak disuruh pun kita tetep jaga."
Mendengar itu, pak Jamal tersenyum seraya menepuk bahu mereka satu persatu. Sangat berterima kasih karena tidak menolak permintaannya. Jujur saja ia sempat menyesal kala memarahi mereka karena membuat kericuhan di sekolah hingga menyuruh perkumpulan itu untuk dibubarkan.
****2 minggu setelahnya..
Ulangan akhir semester akhirnya telah tiba. Terlihat dari koridor SMA Garuda, tidak sedikit siswa-siswi yang sedang belajar untuk persiapan menjawab soal ulangan nanti. Suasana yang biasanya cukup ramai, kini terkesan begitu tenang tanpa ada ricuh sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARKA
Teen FictionNEW VERSION!!! FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA!! ____________ "Gue nggak akan kemana-mana. Karena tugas gue masih panjang!" -ALGARKA VERGONTABARA- Sebenarnya hanya cerita sederhana yang menceritakan seorang laki-laki...