Kehilangan. Bukan sekedar sebuah perpisahan dari pertemuan. Tetapi sebuah momen di mana kita benar-benar ikhlas dengan kepergian yang tidak akan pernah kembali. Kepergian yang mungkin akan membekas dan membuat luka yang begitu dalam. Tetapi dari sini, mungkin kita semua tahu, dari panjangnya sebuah perjalanan, sakitnya sebuah perjuangan, lamanya sebuah waktu yang berjalan, memiliki sebuah masa istirahat dengan tenang. Istirahat yang lama, istirahat yang mungkin tidak akan merasa lelah kembali.
Sakit dari kehilangan adalah hal yang lumrah untuk semua orang yang ditinggal. Percaya atau tidak, semuanya hanya bersifat sementara. Karena seiring berjalannya waktu, kita akan bisa melupakan hal-hal yang menyakitkan disaat ada waktu yang menyenangkan. Masih teringat, dan masih menjadi sebuah file yang tersimpan di dalam memori. Pasti abadi, dan pasti tidak akan terlupakan.
Dan waktu yang berjalan sangat lama, diantara sebuah perkumpulan yang begitu besar. Sosok yang berharga pasti masih jelas teringat dalam sebuah pikiran maupun sebuah perasaan. Sosok yang awalnya berdiri diantara mereka. Rasanya, sangat berbeda jika tidak ada lagi yang menempati posisi itu untuk saat ini. Dua laki-laki, yang terkenal tangguh, tegas, dan dewasa untuk kebaikan sebuah kepemimpinan, sebuah perkumpulan, untuk kepedulian, untuk solidaritas, dan masih banyak hal-hal baik lainnya.
Sang ketua yang bernama besar ALGARKA VERGONTABARA.
Dan sang wakil ketua yang memiliki nama tinggi LEO DIRGAN FALANIO.
Dua orang hebat, dua orang baik, dua orang yang peduli, dua orang yang berharga. Dan masih banyak hal yang dapat diungkapkan atau mendeskripsikan tentang bagaimana seorang KETUA dan WAKIL KETUA dari perkumpulan besar yang bertahan lama itu.
VENZAROS GANG.
Manusia positif, yang berjalan maju ke arah yang juga positif. Membangun perkumpulan dengan dasar yang positif, melakukan hal baik dengan niat positif.
Perkumpulan yang sedang kehilangan, kini berjanji untuk tetap abadi. Kini berjanji, untuk tetap bertahan hingga akhir dengan sebuah semboyan yang berharga mati.
"Untuk saat ini, terimakasih. Sang ketua, dan sang wakil ketua. Terima kasih untuk waktu yang berjalan begitu lama. Terima kasih, atas kepemimpinannya selama ini. Terima kasih untuk sikap tegas yang memimpin kami untuk menjadi sebuah anggota yang sejati, anggota yang tidak mengenal apa itu sebuah penghianatan. Terima kasih, telah membuat keluarga kedua untuk kami yang terjebak dalam masa sulit. Kami belajar, sebuah pertemanan yang menjadi keluarga itu akan berjalan bahagia jika tidak ada penghianatan.''
Pesan yang singkat, hanya akan tertulis dan terucap, tanpa dilihat oleh sosok tujuan. Perkumpulan Venzaros, akan mengenang sosok yang paling berharga diantara mereka semua.
"Tidak apa-apa, kami hanya rindu. Karena mulai sekarang, tidak ada lagi sang kapten di perkumpulan yang masih berlayar bersama penumpangnya." Ujar Bryan dengan posisi tegapnya diantara banyaknya perkumpulan yang berduka.
Segerombolan berjaket hitam itu tengah berdiri kokoh, melepas kisah yang sebentar dari kedua pemimpinnya. Kacamata hitam seolah menutupi kesedihan dari perkumpulan besar itu. Suara isak tangis yang samar beberapa kali terdengar dari banyaknya laki-laki tangguh seperti mereka. Di samping itu, ada bendera perkumpulan yang berkibar, juga ikut merasakan kesedihan.
Satya mengusap air matanya dengan kasar. Ia menghampiri dua gundukan tanah yang masih basah dan mulai menaburi bunga di atasnya. Ia merangkul Vero, adik tingkat yang begitu juga kehilangan sosok kakak terbaiknya. Cowok itu menganggap Arka dan Leo keluarganya yang paling dekat, terlebihnya, keluarga Vero tidak seindah keluarga orang-orang yang berada di luaran sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARKA
Teen FictionNEW VERSION!!! FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA!! ____________ "Gue nggak akan kemana-mana. Karena tugas gue masih panjang!" -ALGARKA VERGONTABARA- Sebenarnya hanya cerita sederhana yang menceritakan seorang laki-laki...