09. JANGAN KEMBALI!

2.8K 269 2
                                    


SELAMAT MEMBACAAA! jangan lupa didahulukan votenyaa yaa

Jangan memulai semuanya, jika tidak ingin aku selesaikan semuanya.

-Leo Dirgan Falanio

***

Arka berdiri di sisi balkon kamarnya seorang diri dengan hanya mengenakan kaos hitam polos pendek tanpa terbalut jaket. Semilir angin malam yang begitu dingin sama sekali tidak membuatnya ingin beranjak. Cowok itu menatap lurus ke arah bawah dengan perasaan yang tidak bisa dijabarkan. Dia tersenyum getir, dikala melihat laki-laki yang terpaut satu tahun dengannya itu keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

Dengan perasaan malas dan tidak ingin membuat keluarganya menunggu, Arka turun dari kamarnya menuju ke meja makan setelah mengambil jaket hitam yang terdapat logo perkupulannya. Pemandangan pertama yang dirinya lihat adalah, laki-laki yang saat ini sedang duduk disamping adiknya. Dia..Yasta.

Algarska Yastabara. Anak pertama sekaligus kakak dari Arka dan juga Aurey. Dia baru saja pulang dari luar kota setelah beberapa bulan ikut tinggal di rumah pamannya karena ada sesuatu hal.

"Gimana sekolahnya? Lancar 'kan?" Bara tersenyum ke arah anak sulungnya.

Yasta mengangguk mantap. "Aman, pah!"

"Jadi rencananya mau sekolah di sini apa mau lanjut di sana aja?" Aurey bertanya tanpa menatap ke arah Yasta. Cewek itu masih sedang sibuk dengan makanannya.

"Sekolah di sini aja, lagian udah nggak ke sana lagi. Kangen juga sama teman lama." Balasnya.

Tanpa ingin menyapa atau sekedar bertanya kabar dari kakaknya, Arka berjalan santai menuju tempat duduknya tanpa ada niatan untuk berbicara. Cowok itu terlihat sudah memakai headband kebanggaanya. Sekaligus slayer hitam yang sudah terikat di lengan kirinya itu. Menambah kesan tangguh serta menyimbolkan bahwa dirinya adalah seorang ketua dari perkumpulan besar Venzaros.

Genisa yang melihat Arka sudah berpakaian rapi seperti itu bertanya. "Mau kemana, sayang?"

"Kumpul Ma,"

"Di rumah aja kali, gue baru pulang gini. Masa lo pergi main gitu aja?" Sahut Yasta.

"Rugi buat lo?" Balasnya datar. Karena tidak ingin makan, Arka beranjak berdiri dari duduknya dan meraih tangan kedua orangtuanya untuk salim. "Pa, Ma, Arka pamit,"

"Makan dulu, Ka." Cegah Bara karena dirinya tahu kalau Arka belum makan sama sekali. Putra keduanya itu memiliki kebiasaan keluar rumah tanpa mengisi perutnya terlebih dahulu.

"Nanti aja, Pa." Jawab Arka dan segera melenggang pergi sembari menyempatkan waktu untuk mengacak rambut Aurey pelan. Nafsu makannya hilang begitu saja, cowok itu lebih memilih untuk cepat berangkat dan segera meluapkan segala emosinya yang sudah dia tahan sejak tadi.

"Jangan pulang larut malam!" Teriak Genisa yang masih bisa didengar oleh Arka.


******

BUGH!

Arka memukul samsak yang ada di markas Venzaros dengan amarah yang sejak tadi dia tahan. Rahangnya mengeras, dan kembali menyerang benda mati itu dengan brutal disaat mengingat kembali pesan yang dikirim oleh kakaknya kemarin. Emosinya malam ini benar-benar tidak terkontrol. Semua benda yang ada disekitarnya ingin sekali ia hancurkan layaknya dia menghabisi kakaknya sendiri.

I'm comeback, brother. Murderer!

Semuanya dibuat tercengang dengan apa yang dilakukan oleh ketuanya itu. Tidak biasanya cowok itu langsung meluapkan emosinya begitu saja. Satya beranjak dari duduknya, dan bergegas menghampiri Arka untuk mencoba menahan pergerakannya. "Ka! Udah, lo gila?!"

ALGARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang