21. ABADINYA PERKUMPULAN BESAR

2.2K 233 2
                                    

SELAMAT MEMBACAAAA




"VENZAROS ITU ABADI, tidak ada kata bubar di kisah perjalanan kami!"


****

Setelah merasa puas dengan bola basket, Arka bersama yang lainnya memilih untuk merebahkan tubuhnya di tengah lapangan. Tepat berada di bawah sinar matahari yang begitu terik, mereka memilih untuk menetap di sana tanpa ingin beranjak untuk meneduh. Keringat mengalir deras dipelipis mereka, bahkan napas yang memburu terdengar sahut menyahut. Hari ini memang cukup melelahkan.

"Udah gue duga, gue yang menang," ucap  Arka sombong dengan memejamkan mata.

"Songong, tapi fakta." Balas Algan sembari melepas kancing baju seragamnya hingga memperlihatkan kaos hitam miliknya yang ia kenakan. "Ini kagak ada yang mau ngasih gue minum?!"

"Beli lah, duit lo buat apa?!" Satya menjitak lengan Algan kesal. Sedangkam Arka sudah beranjak menuju kantin tanpa memperdulikan teman-temannya. Cowok itu berjalan begitu tenang tanpa peduli dengan sekitar yang meneriakinya kagum.

"WOI KA! KAGAK NGAJAK GUE LO?!" Teriak Ardo dan berlari menyusul Arka, begitupun juga yang lainnya.

Belum sempat masuk ke area kantin, suara deruman segerombolan geng motor memasuki lapangan SMA Garuda dengan paksa. Bukan Ranstor, tetapi Erizor. Mereka yang melihat itu segera berbalik dan kembali menuju ke tengah lapangan. Untuk kesekian kalinya, mereka selalu mencari masalah dengan Venzaros sampai berani masuk ke area sekolah mereka.

"Di mana ketua lo?!" Teriak Zero tidak sabaran mencari keberadaan Arka diantara beberapa anggota Venzaros yang memang sekolah di sana. Matanya menyapu sekitar hingga sosok yang berjalan tenang menghampirinya, tangan Zero mengepal.

"Why?" Tanya Arka dengan melepas headband hitamnya yang sudah basah karena keringat. Dengan santainya cowok itu meneguk air mineral dingin tanpa peduli dengan tatapan tajam dari musuhnya.

Tidak ada perdebatan, Zero langsung mencengkeram kerah baju Arka kencang. Matanya sudah memerah karena emosi, ia menatap Arka dengan sorot kebencian lebih dari biasanya. "Gara-gara adek lo! Adek gue dikeluarin dari sekolah!"

"Urusannya sama gue?"

"Lo harus tanggung jawab anjing! Jangan harap lo bakal tenang setelah masalah-masalah sebelumnya!" Zero semakin mengeratkan cengkeramannya.

Iya, adik Zero atau yang bernama Keyna memang baru saja dikeluarkan dari SMA Garuda beberapa hari yang lalu. Lantaran, semua perlakuannya yang merisak siswi lain direkam oleh Aurey dan diberitahukan kepada kepala sekolah.

"WOI! MAU GUE KULITIN APA PUKULIN NIH?" Tanya Satya dengan berteriak. Ia berjalan santai dengan kancing seragam yang sudah terlepas sembari meneguk air mineral yang baru saja dia beli.

"Jangan bikin masalah di sekolah gue, tempat lo bukan di sini!" Ketus Bryan.

"Soal adek lo yang di D.O, itu juga salahnya sendiri jadi tukang bully." Lanjut Ardo.

"Nggak usah sok nggak terima lo, udah salah ya salah aja! Rey bener, pembully kayak adek lo pantes di basmi! Lagian kenapa nggak lo ajak dia ke sekolah lo aja?" Lanjut Algan dengan tangan bersedekap.

"KEPARAT LO SEMUA!" Maki Zero emosi.

"JERK!" Umpat Leo dengan membentak. Suaranya terdengar menggema tidak seperti biasanya.

"Serang aja serang!" Teriak salah satu anggota geng Erizor. Dengan emosi mereka pun mulai baku hantam satu sama lain. Suasana di lapangan pun mulai ricuh, banyak siswa-siswi yang berlarian karena takut terkena pukulan. Erizor dan Venzaros pun memenuhi lapangan luas SMA Garuda.

ALGARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang