31. DI WAKTU YANG BERSAMAAN

2.4K 243 17
                                    


MALAM, SELAMAT MEMBACA KEMBALI!!!

Jangan lupa dengan vomentnya!

*****

Tidak adil. Mereka bermain-main tanpa memberi kami istirahat meskipun hanya sebentar!





Sesampainya di markas Venzaros, mereka semua segera merebahkan tubuhnya pada sofa yang terletk di ruang tengah. Tak lupa dengan minuman dingin yang diteguk hingga tandas, membasahi tenggorokan yang sudah kering sejak pertarungan tadi. Jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari. Itu artinya mereka telah menghabiskan waktu berjam-jam saat bertarung di lapangam tadi. Seolah tidak peduli jika masih ada ujian sekolah di hari esok, mereka memilih tetap beristirahat di markas dan akan pulang setelah bangun nanti.

"Punggung gue sakit banget anjir," keluh Ardo yang sedang mengompres punggungnya karena memar akibat mendapat tendangan dari lawan. "Ulangan tinggal berapa hari?" Tanyanya.

"Empat hari kayaknya, bentar lagi ke puncak." Sahut Algan.

Selama beberapa menit sedikit berbincang, mereka akhirnya terlelap karena kelelahan. Tidak memikirkan untuk mengobati luka masing-masing terlebih dahulu. Mereka lebih mementingkan memejamkan mata meskipun hanya sebentar untuk menetralisir rasa kantuknya.

Namun, tidak berlaku bagi Arka yang tidak bisa tidur karena sedikit gelisah. Entah apa yang membuatnya seperti itu, yang jelas, jantung Arka berdetak begitu kencang dengan perasaan resah saat ini. Pikirannya bercabang kemana-mana, ia merasakan kekhawatiran yang begitu berat. Hingga suara notifikasi pesan masuk terdengar dari ponselnya, bersamaan dengan dering ponsel Bryan yang mendapat telepon masuk.

"Halo?" Sahut Bryan dengan mata masih terpejam. Sedangkan Arka tetap diam menunggu reaksi Bryan setelah mendengar jawaban dari orang yang meneleponnya.

"Bang! Cepet ke lapangan lama, Gue sama Aurey di jebak!"

Suara Byanca yang terdengar begitu tergesa-gesa, membuat Bryan langsung menegakkan tubuhnya yang semula berbaring karena kaget. Matanya terbelalak sempurna sebagai ekspresinya yang terkejut bukan main.

"Hah?! Gimana lo bisa dijebak?" Tanya Bryan dengan suara meninggi membuat mereka yang terlelap ikut terbangun.

"Ceritanya panjang! Cepet kesini da—"

"Halo!? Byanca!" Sambungan terputus begitu saja. Membuat Bryan semakin khawatir mengingat mereka yang dijebak adalah seorang perempuan. Cowok itu pun dengan cepat beralih menatap para sahabatnya yang menanti jawaban. "Adek gue, sama Aurey dijebak di lapangan lama!"

Semua melebarkan mata terkejut bukan main, terlebihnya Arka yang sudah membaca pesan masuk di ponselnya yang membuatnya tambah terkejut. Cowok itu mencengkeram ponselnya dengan erat. Amarahnya begitu memuncak karena merasa dipermainkan oleh seseorang.

"Lo semua, cepet pergi ke lapangan lama buat bantu adek gue dan yang lainnya! Cepat!" Perintah Arka tegas melihat anggotanya yang sudah bersiap. Bergerak cepat usai mendengar perintah dari sang ketua.

"Ka, lo?" Tanya Leo membuat pergerakan Arka yang terburu-buru, terhenti. Lengan kanannya sempat di tahan oleh Leo yang menatapnya bertanya.

"Mama terancam diculik, gue harus pulang. Gue percaya sama kalian!" Ucapnya membuat mereka semua lagi-lagi terkejut. Tanpa mengulur waktu lagi, Arka dengan cepat segera menuju motornya dan berlalu pergi. Mencoba tetap tenang dan membagi waktu sebaik mungkin agar orang-orang berharganya bisa selamat.

ALGARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang