18. Pacar atau Bodyguard?

5.9K 237 6
                                    

Keheningan menyelimuti meja nomor 16 itu. Carka yang bersedekap dada dengan pandangan setajam silet seperti predator yang mengintai mangsanya. Velua yang canggung dan melirik kedua cowok itu bergantian. Leon yang diam berusaha mengumpulkan kembali bahan obrolan yang mendadak menguap dari otaknya bersamaan aura dingin Carka yang membuatnya kikuk.

"Permisi, ini pesanannya Kakak sekalian." Si mbak pelayan menaruh minuman juga camilan dengan tangan sedikit tremor.

"Ada tambahan, Kak?" tanya mbak itu sambil memeluk nampannya. Tidak ada sahutan dan si mbak menatap mereka bergantian.

Velua tersenyum kikuk. "Nggak ada, Mbak. Terima kasih, ya."

"Baik, kalau gitu saya permisi."

"Minum dulu, guys. Mukanya nggak usah kayak ngajak perang gitu deh, Car, nggak liat apa lo si Leon udah kayak orang nahan boker." Velua berusaha mencairkan suasana dan menyenggol lengan Carka yang menatap Leon terlalu mengintimidasi.

Carka mengambil gelas dan langsung meminumnya hingga tandas membuat Velua melongo seketika. Mana ada sedotan kayak enggak ada gunanya pula.

"Carka, ginjal lo bocor?"

"Panas banget di sini, pesenin gue minum lagi, Vel," perintahnya yang langsung mendapat cibiran dari Velua.

"Panas otak lo eror, di luar aja mendung, di sini pake AC dapet panas dari mana lo? Udah dapet spoiler bakal masuk neraka?"

Carka menoleh pada Velua yang terus mengoceh. "Ce.pet."

Velua ingin membantah jika saja Carka tidak memelototinya membuatnya menyengir. "Inggih, Ndoro¹."

Setelah Velua pergi untuk memesankan minum kembali, Carka menatap Leon menyelidik. "Jadi mau ngapain lo ngajak cewek gue ketemuan?"

Leon mengenditkan bahu acuh tak acuh. "Gue lamar mungkin."

Carka menarik kerah baju Leon agar mendekat. "Berani?" tanyanya terdengar meremehkan ditambah dengan senyum miringnya itu.

"Why not? Emang lo siapa perlu gue takutin?"

Satu tangan Carka yang bebas mengepal geram. "Lo atau gue yang pilih tempatnya?"

Sebagai sesama lelaki Leon tentu tahu apa yang dimaksud Carka untuk itu dia hanya menunjukkan senyum mengejeknya. "Gue udah bilang, gue gak minat baku hantam. Gue ogah ngotorin tangan cuma buat nonjok orang gak penting kayak lo."

Baru saja Carka hendak menimpali, Velua datang dengan pesanan miliknya. "Wesss ... Ada apa ini? Ghibah kok gak ngajak gue. Awas, Car jatuh cinta nanti, gitu banget natap Leon-nya." Velua terkikik geli.

Carka spontan melepaskan cengkramannya dan mendorong Leon kemudian merebut gelas minumnya. Velua menggeleng tak habis pikir.

"Gimana, Yon di Australia? Enak?" tanya Velua membuka obrolan.

"Nggak enak," jawab cowok itu.

"Bohong banget, di sana pasti banyak bule cakep-cakep, kan?"

"Nggak bohong, di sana emang nggak enak karena nggak ada lo."

Velua langsung gelagapan bukan karena salting melainkan Leon seperti selalu ingin menjadi minyak dalam kobaran api di hati Carka dan benar saja sedetik setelah jawaban kelewat santai Leon itu Carka menodongkan garpu.

"Ngomong sekali lagi, gue garuk lidah lo pake linggis," ancamnya.

"Uuuu ... takutttt." Leon menyorot jahil pada Carka yang sudah kembang kempis.

EGOIS : CARKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang