Carka dengan tergesa turun dari motornya membuat kedua temannya kebingungan. Felix dan Oji saling tukar pandang.
"Kenapa temen lo?" tanya Felix.
Oji mengenditkan bahu. "Mana gue tau, piket kali."
"Dia gak serajin itu, Ji."
Oji diam-diam membenarkan tak lama dia teringat sesuatu dan meneriaki Carka yang sudah lumayan jauh darinya. "WOI, CAR, HELMNYA MASIH LO PAKE, PEA."
Carka yang samar mendengar teriakan Oji meraba kepalanya dan memang benar, dia masih memakai helmnya. Dia mendesis kesal dan putar balik kemudian melempar helmnya ke arah Oji yang gelagapan menangkapnya.
Carka kembali berlari ke arah kelas Velua. Setelah semalaman merenungi ucapan Leon dia memutuskan untuk menyelesaikan masalahnya hari ini. Ya, Carka lebih rela kehilangan kesenangannya daripada kehilangan Velua.
Tapi, saat sampai di kelas kekasihnya, Carka tidak menemukan yang dia cari, pun dengan kedua teman Velua.
"Ada yang liat pacar gue?"
Sekretaris kelas yang sedang menulis jurnal mendongak. "Tadi di anter temennya ke UKS kalau gak salah."
Setelah mengucapkan terima kasih Carka langsung berlari ke UKS. Dia dilanda panik untuk saat ini karena Velua adalah tipe orang yang anti masuk UKS meski dalam keadaan sakit sekalipun.
Para murid yang ada di koridor melihat Carka dengan tatapan beragam. Masih pagi tetapi cowok itu sudah berlari naik turun tangga membuat mereka saling berbisik menerka-nerka.
Melihat plang bertuliskan UKS sudah tak jauh, Carka menambah laju larinya dan langsung mendobrak pintu UKS membuat Lian refleks melempar pelakunya dengan minyak kayu putih yang dia pegang dan dengan mulus dielak oleh Carka.
"Untung cuma minyak kayu putih, gak kebayang kalau yang dipegang Lian tadi celurit," gumam Coslyn yang duduk di samping Velua yang tertidur entah pingsan di ranjang UKS.
Carka mendekati ranjang Velua dan mengelus dahi kekasihnya dengan tatapan khawatir. "Dia kenapa?"
Coslyn melihat Carka dan Velua bergantian kemudian bangkit untuk sedikit memberi ruang. "Tidur doang, tadi pusing karena anemianya kambuh."
Carka mengangguk tanpa mengalihkan tatapannya sedangkan Berlian yang baru saja mengambil minyak kayu putih yang menggelinding keluar mendengus melihat Carka.
"Amour."
Panggilan dengan nada kalem itu membuat Coslyn tersenyum hangat. "Gue masih ada urusan sama Manuluver, gue pergi dulu, ya."
Berlian memberi anggukan dan Coslyn langsung menghampiri kekasihnya.
"Lo ke kelas aja, Li. Gue yang bakal jaga Velua," ucap Carka.
"Gak."
"Li ... gue mohon, gue harus selesain masalah gue sama Velua."
Berlian bukanlah orang yang bisa dianggap sebelah mata untuk itu seorang Carka bahkan sampai rela untuk memohon.
Berlian berdecak sebelum mengiyakan. "Jaga temen gue."
"Tanpa lo minta."
°
°
°Velua mengerjapkan mata, tangan kanannya langsung memegang dahinya karena merasa pusing dan memijatnya pelan.
"Hei, masih pusing?"
Mata Velua terbuka sepenuhnya saat mendengar suara Carka. Sepertinya dia masih bermimpi, setidaknya itulah yang dia pikirkan sebelum melihat kehadiran Carka yang duduk di sampingnya dengan tatapan cemasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGOIS : CARKA ✓
Novela Juvenil[ COMPLETE ] Dia Carka Zuleuw. Playboy tingkat dewa adalah julukannya. Carka suka memberi harapan, tapi tidak dengan kepastian. Digombalin buat ngilangin gabut? Ya begitulah Carka. Dia pacaran tidak lebih dari seminggu. Namun, bagaimana bisa dia ber...