Ternyata kembalinya Leon ke Indonesia benar-benar menjadi boomerang untuk Carka. Cowok itu bahkan masih terus mendekati Velua meski sudah dia peringati dan Carka harus mengakui istilah 'dunia itu sempit' memang benar.
"Perasaan penjual nasi goreng banyak kenapa kudu beli di sini, sih," dumelnya menatap tajam dua punggung yang sedang mengantri. Dia bersedekap sambil ngetukkan kaki kanannya dengan mata yang tak lepas dari keduanya. Dia melotot dan bergerak cepat saat Leon hendak menyentuh bahu Velua.
"Jauh-jauh lo." Carka mendorong Leon agar bergeser paksa dan memberinya tempat di samping Velua.
"Lama banget, sih."
Carka dan keposesifan-nya membuat Velua harus banyak menyetok kesabaran. "Ngantri, Car, ngantri. Liat tuh banyak pembeli."
"Suruh cepatlah."
Velua menabok lengan Carka karena sebal. "Tangan si bapak cuma dua. Lagian tunggu di motor kenapa, tadi juga anteng aja."
"Ada setan yang mau gangguin hubungan kita." Matanya melirik Leon yang tampak tak peduli sedikit pun.
"Mas, ini pesanannya." Si bapak memberikan pesanan Leon lebih dulu.
"Vel, gue duluan, ya. Besok jangan lupa ," pamit cowok itu sembari mengedipkan sebelah matanya berniat membuat Carka semakin emosi. Carka membuang arah pandangnya dan mendecih.
"Udah belum, sih, Vel," gerutu Carka merasa kepanasan sendiri. Panas dalam yang membakar hatinya membuat darahnya berdesir ingin memukul sesuatu.
"Iya, bentar lagi, udah dibungkus itu lho."
"Janjian apa lo besok?"
Velua meringis dan mengumpati Leon dalam hati,
Leon goblok, tolol, pabo, baka, astaghfirullah pengen ke Korea aja lah."Gak usah bohong," imbuh Carka.
"Siapa juga yang mau boong, orang gue mau bilang Leon besok ngajak ketemuan."
Tentu saja Velua sadar perubahan suasana hati Carka, makanya gadis itu sedari tadi berdoa semoga Tuhan masih memberinya keselamatan sampai rumah nanti.
°
°
°"Ayo, mampir," ajak Velua menarik tangan Carka yang masih nangkring di atas motor.
"Gak, gue langsung balik aja." Carka memakai kembali helmnya yang sempat dilepas.
"Gue tau lo lagi emosi, gue gak mau, ya nanti di jalan lo main pukul orang sembarangan gara-gara hal sepele atau nanti ngamuk di rumah. Turun sini, sebelum emosi lo reda, jangan pulang dulu, kasian bunda nanti khawatir."
Carka mengangguk pasrah. Apa yang Velua katakan ada benarnya, di saat dia emosi seperti ini dia akan lebih sensitif dan mode 'ngelirik bacok'-nya akan cepat on.
Velua mengajak Carka untuk duduk di teras rumah, berhubung orang tuanya sedang pergi ke rumah saudara dan adiknya pergi bermain ke rumah tetangga jadi dia tidak berani memasukkan Carka ke dalam rumah, takut menjadi fitnah karena banyak CCTV yang mengintai.
"Tunggu bentar, gue bikinin es teh sama nyiapin nasi gorengnya dulu."
Carka tak menanggapi, dia memilih duduk dan langsung memejamkan matanya. Tak lama sesuatu yang dingin menyentuh pipinya membuatnya berjengit kaget.
"Nih, makan."
Carka melirik Velua yang membuka karet nasi goreng yang beralaskan piring atom. "Buat lo aja, tadi bilangnya laper."
Velua mengangguk setuju. "Emang, tapi orang emosi juga bikin laper. Udah, ayo bantu habisin, banyak banget ini, tapi telurnya buat gue ya." Velua menunjukkan cengirannya yang membuat Carka gemas dan mencubit hidung gadisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/262726950-288-k37789.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EGOIS : CARKA ✓
Roman pour Adolescents[ COMPLETE ] Dia Carka Zuleuw. Playboy tingkat dewa adalah julukannya. Carka suka memberi harapan, tapi tidak dengan kepastian. Digombalin buat ngilangin gabut? Ya begitulah Carka. Dia pacaran tidak lebih dari seminggu. Namun, bagaimana bisa dia ber...