Happy reading!
∆
∆
∆
Setelah kedua senior itu menghilang dari pandangan penghuni kelas Bahasa 2, semua kembali ribut. Mereka membahas lagi kejadian tak terduga itu. Kali ini dengan lebih leluasa sebab tak ada senior yang mengawasi.Di antara ramainya obrolan para penghuni kelas Bahasa 2 ada seseorang yang memasang ekspresi wajah tak tertarik. Dirinya segera berjalan keluar kelas setelah membereskan alat tulisnya. Agaknya dia tak peduli dengan apa yang tadi terjadi.
"Gue penasaran banget sama Kak Alderart itu. Orangnya tuh kek gimana sih?"
"Walau gue baru tau tentang kakak itu, gue yakin Kak Berta pasti dapet masalah."
"Ho'oh, percaya sama gue kalo Kak Alderart itu orang yang punya kuasa di sekolah ini. Atau setidaknya dia punya aura yang menyeramkan."
"Menyeramkan dikata hantu dah lo. Ngadi-ngadi."
"Jangan lupa, pasti hidup Finata ga akan tenang setelah ini."
"Dah ayok, kita kenalan sama Finata."
Segerombolan para cewek itu melangkah mendekati bangku Finata. Belum salah satu dari mereka menyapa, gadis yang akan dihampiri itu berdiri dengan tiba-tiba. Lalu tanpa aba-aba, tanpa berucap apapun Finata keluar dari kelas.
Meninggalkan alat tulisnya yang masih tergeletak di atas meja. Juga ransel biru langitnya. Meninggalkan semua penghuni kelas yang kini menatap heran. Tak terkecuali para sobatnya, Alisha dan Yushela.
"Finata, mau kemana?"
Pertanyaan itu mewakili isi kepala dari teman kelas Finata.
"Teman-teman, gue mau beritau sesuatu."
Seorang gadis berbandana kuning itu angkat bicara. Semua pasang mata kemudian tertuju padanya. Mereka memasang wajah penasaran.
"Sama seperti yang dibilang oleh Yara tadi, gue juga yakin Finata ga akan bersekolah dengan tenang. Kenapa? Karena Berta punya geng. Walau dia bukan leader geng itu, Berta punya cukup koneksi buat bikin Finata merasa terancam dengan keberadaannya."
"Apa maksud lo Ri?"
Nama gadis berbandana itu adalah Riana. Biasa dipanggil Ri.
"Maksud gue adalah Berta punya kuasa buat bikin seseorang atau sekelompok orang merasa takut dengan kehadirannya. Gue tau tentang Berta karena kakak gue sekelas sama Berta. Kakak gue selalu mewanti-wanti gue agar ga cari masalah sama si Berta ini."
"Jangan bilang Berta juga suka bully orang." Ucap Yara yang tadi bertanya. Riana mengangguk. "That's right. Ada satu lagi yang bikin gue khawatir."
"Apa?"
Kini Yushela yang angkat suara. Riana meringis, "ketika salah satu dari anggota mereka ada yang benci sama seseorang, maka kelas yang dimana ada seseorang itu juga dibenci---"
"Bentar-bentar, gue ga mudeng dah." Potong Rafa.
Riana mendengus, menginjak kaki Rafa dengan kesal. "Makanya dengerin dulu. Jangan main putus aja!"
"Gila ni cewek."
"Apa lo?!"
"Lanjut Ri." Perdebatan antara Riana dan Rafa dihentikan oleh Yara yang tak sabar menunggu lanjutan kalimat dari Riana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cute Crazy Girls - Filila Series
Teen Fiction⚠️ BAPER AREA ⚠️ Cerita ini menyebabkan: # kalian sebagai readers yang haus kasih sayang menjadi kejang-kejang # guling-guling ga karuan # halu sampai langit ke-7 ~ TCCG ~ "Kenapa?" Tiga gadis itu saling melirik. Berucap kompak, "Ga jadi Kak. Silahk...