-32- Uji Nyali & Drama Rumah

142 15 3
                                    

Happy Reading!¡

\⁠(⁠๑⁠╹⁠◡⁠╹⁠๑⁠)⁠ノ⁠♬

\⁠(⁠๑⁠╹⁠◡⁠╹⁠๑⁠)⁠ノ⁠♬

\⁠(⁠๑⁠╹⁠◡⁠╹⁠๑⁠)⁠ノ⁠♬

***

Tak terasa waktu terus berjalan. Keenam insan itu masih sibuk memanen buah. Sesuai permintaan kakek Finata, Zelavi benar-benar memanjat untuk membantu memetik buah. Masing-masing di bawah pohon yang mereka panjat, ada Filila yang stand by untuk mengambil buah yang telah dikumpulkan di karung.

"Sha, awas! Ada yang jatuh!" Teriak Darelano saat dukuh yang dirinya petik malah jatuh meluncur. Lelaki itu menengok ke bawah. "Kena ga??"

Alisha mengacungkan ibu jarinya, "Ga kena kok."

Jawaban Alisha membuat Darelano lega. Kejatuhan dukuh walau cuma sebiji itu bikin kepala nyut-nyutan. Tadi lelaki itu sudah mengalaminya. 

"Kak Vian, hati-hati. Itu rapuh."

Yushela meringis saat pijakan kaki Alvian terjatuh. Pohon dukuh memang sedikit sulit dipanjat karena kulitnya mudah terkelupas.

Alvian melambaikan tangan sembari tersenyum. "Gapapa. Aman!"

"Kak Alde kalo udah selese cepet turun!!"

Finata mendelik saat Alderart malah bersantai, menyenderkan tubuh di batang pohon. Lelaki itu memejamkan mata. Tidak ada lagi dukuh yang tersisa. Semuanya sudah dirinya petik. Jadi, Alderart memutuskan untuk istirahat sejenak.

Alderart membuka mata lalu berkata, "Di sini seger Fi." Lelaki itu tersenyum tipis, memandang gadis yang menyuruhnya turun. Tak tahu saja Alderart bahwa Finata mengomelinya karena takut lelaki itu akan terjatuh.

Kakek Finata menatap hasil pekerjaan ketiga lelaki itu, lalu mengangguk puas. "Udah cukup. Kalian turun. Hati-hati," ucap pria itu yang dipatuhi Zelavi.

"Makasih udah bantuin metik. Hera, bawa ke depan ya."

Finata mengangguk, membagi buah yang dipetik menjadi dua sama rata. Soalnya kalau dijadiin satu, ia tak kuat membawanya. Berat cuy! Seberat dosa kalian.

"Gue aja," dengan cekatan Alderart mengajukan diri. Finata membiarkan.

"Kami aja yang bawa ke depan,"

Alvian mengangkat wadah satunya. Sedangkan Darelano menenteng peralatan yang sudah dibereskan oleh kakek Finata.

Tinggal-lah Filila di kebun. Ketiga gadis itu mendudukkan diri di gazebo sembari menyemil dukuh.

"Cape woii tapi seruu!!" Ujar Alisha excited.

"Lo tiap panen gini Fi?" Tanya Yushela.

Finata mengangkat bahu, "Ga pasti. Kadang ikut ke kebun, kadang bantuin nimbang sama ngemasin dukuh buat dijual. Kadang cuma makan. Kadang semuanya." Penjelasan Finata disambut perkataan oh-riaa oleh Yushela.

"Eh gaes, kesana yukk!" Alisha menunjuk ke arah selatan.

Finata segera menepis tangan sahabatnya. "Itu ada kuburan ga boleh ditunjuk-tunjuk." Katanya kemudian.

"Kuy! Ayo kita uji nyali! Kayanya seruu …"

Yushela berdiri lalu melangkah keluar dari area kebun lewat pintu yang tersedia. Alisha mengikuti dengan raut semangat di wajahnya. Finata tak punya pilihan lain selain mengikuti. Semoga ga ada apa-apa Ya Allah, doanya dalam hati.

The Cute Crazy Girls - Filila SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang