Tolong … jika ini haluan biarkan gue terbang. Jangan buat jatuh lalu menghantam kerasnya kenyataan. Sebentar saja …
Nyata! Benar-benar nyata. Jika urat malu Finata sudah putus, pastinya dia akan berjingkrak kesenangan sembari berteriak alay. Kemudian memeluk satu persatu cowok-cowok gans itu. Namun Finata masih cukup waras untuk tetap menjaga image di hadapan para seniornya.
"Perhatian semuanya! Dia cewek yang akan bantu kita untuk tiga hari kedepan!"
Sontak saja, semua yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing menoleh ke sumber suara. Lalu terdengarlah berbagai tanggapan di telinga Finata.
"Waw, junior!"
Yang bilang aku senior siapa? Batin Finata membalas.
"Derart emejing bisa nyari yang model begini."
Finata membulatkan mata mendengar tanggapan kedua. Model begini? Emang aku apaan!
"Nemu di mana tuh?"
"Namanya siapa woi?"
Dan masih banyak lagi. Finata menggelengkan kepala saat merasakan telinganya berdengung. Cogan tapi berisik! Seseorang yang di sebelahnya peka, kemudian mengetuk whiteboard untuk menenangkan.
"Tenang semua. Di sini dia menggantikan sekret 2 untuk tiga hari ke depan atau selama MOS berlangsung."
Finata langsung menatap lelaki di sebelahnya. "Kak, ini aku di suruh ngapain sih?" tanyanya tak paham. Walau suara Finata pelan namun yang lain masih bisa mendengar.
"Derart, lo belum jelasin ke cewek ini?" Salah seorang lelaki angkat suara. Bertanya heran.
Yang ditanya menggeleng. "Oiya gue malah lupa."
Mampu membuat yang tadi bertanya mengumpat.
"Jadi Fi tugas lo di sini bantu sekret 1 yaitu Feby."
Lelaki di sebelah Finata menjelaskan secara singkat dan jelas. Menunjuk ke arah seorang gadis dengan rambut yang mirip dengan tokoh kakak kartun Chibi Maruko. Gadis itu melambaikan tangannya ramah. "Hai Dek."
Finata yang tak tau harus bagaimana balas menyapa malu-malu. "Hai Kak Feby."
"Tugas lo ga berat. Cukup nulis. Gue pilih lo karena sejak pertama kali ketemu gue tau lo orang yang cocok. Dan gue yakin lo bukan cewek neko-neko."
Tapi gue kan ga pernah ikut organisasi. Batin Finata mengelak. Dirinya paham jika dia akan menggantikan posisi sekretaris dalam OSIS. Finata tak yakin akan bisa menerima dan melakukan tugasnya dengan baik. Namun melihat tatapan memohon di balik sorot tajam itu, mau tak mau membuat Finata mengangguk.
"Mohon bantuan kakak kakak semua." Ujar Finata sembari menunduk hormat kemudian mengangkat kepalanya dan tersenyum. Bagaimanapun, dia sudah dipilih. Jadi, Finata memutuskan untuk menerimanya.
***
Suara riuh dari ratusan siswa siswi berseragam putih biru itu terdengar di sebuah lapangan khas sekolah. Apalagi saat kepala sekolah yang tadi berpidato turun dan mempersilahkan seseorang naik ke atas podium. Seorang lelaki berwajah manis dengan rambut di pangkas rapi berdiri di depan sana. Dengan blazer abu-abu yang menambah kewibawaannya.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh…"
Ucapan salam itu dibalas kompak. Lebih didominasi suara para gadis.
"Oke, sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Kepala Sekolah yang telah memberi saya kesempatan berdiri di atas sini. Memandang adik adik kelas yang cantik cantik. Saya tak akan memuji yang cowok, entar di kira saya belok."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cute Crazy Girls - Filila Series
Novela Juvenil⚠️ BAPER AREA ⚠️ Cerita ini menyebabkan: # kalian sebagai readers yang haus kasih sayang menjadi kejang-kejang # guling-guling ga karuan # halu sampai langit ke-7 ~ TCCG ~ "Kenapa?" Tiga gadis itu saling melirik. Berucap kompak, "Ga jadi Kak. Silahk...