"30 menit lagi bel bunyi. Masih ada pengumuman perlengkapan MOS." Ujar Alvian masih dengan senyumnya. Para gadis mengangguk kompak.
"Kami permisi," ketiga lelaki itu pun pergi.
Finata mengerjap saat lelaki yang memanggil namanya itu menatapnya tajam. Alisha tersenyum kikuk saat netranya bertemu dengan netra seseorang, yang berdiri di sebelah kiri Alvian. Hanya Yushela dan Alvian yang berinteraksi dengan wajar, saling melempar senyum.
"Rasa laper gue tiba-tiba bertambah. Kakak yang di sebelah kiri judes amat dah."
Tangan Yushela pun melayang, mendarat di atas kepala Alisha. "Yee, gue kira rasa laper lo ilang."
"Kaga lah. Yuk Shel kantin."
"Kita cuma beli jajan doang Fi. Ntar balik lagi."
Finata mengangguk, "jan lupa beliin gue minuman apel. Nih duitnya. Pai pai gasy." Lalu gadis itu kembali sibuk dengan makanannya. Yang dititipi mendengus kompak.
"Untung kita lagi dalam mode baik hati." Yushela berucap kesal.
"Kalau ga udah gue gibeng lu Fi." Alisha melanjutkan ucapan Yushela.
"Dahlah bye …"Finata menggerakkan tangan, mengusir. Masih sibuk dengan nasi kotak itu. "Pai Pai."
"MINUMAN APELNYA JAN LUPA!"
1 detik kemudian gadis itu meneriaki Alisha dan Yushela yang kini menghilang dibalik pintu kelas.***
15 menit kemudian …
Alisha dan Yushela masuk ke dalam kelas Bahasa 2 itu dengan nafas satu-dua-tiga. Meletakkan jajan mereka di meja. Duduk di sembarang tempat. Setelah bisa bernafas dengan normal kembali, baru lah keduanya membuka suara.
"Rame bat kantin. Untung ga makan di sono." Ujar Alisha sembari membuka kantong plastik yang tadi dibawanya, membagikannya. 1 wadah kotak plastik yang bermerek terkenal bertuliskan cilok, Alisha sodorkan pada Yushela. Berikut dengan sebotol minuman rasa mangga.
"Iya. Gue bengek deh tadi, liatin manusia bejibun gitu. Ditambah lari-lari pula." Yushela membuka tutup kotak plastik itu. Mulai memakan cilok miliknya.
1 wadah berbentuk kotak bertuliskan bakso pentol, Alisha sodorkan pada diri sendiri dengan minuman rasa coklat. Lalu sebotol teh apel pada Finata yang dibalas teriakan hore gadis itu.
"Abisin tuh jajan kalian. Bentar lagi masuk." Peringat Finata sembari berusaha membuka tutup botol teh apel miliknya. Kemudian mendengus saat dirinya tak mampu. Menyodorkan botolnya pada Yushela. Yushela menggeleng, mengerti dengan apa yang diminta sahabatnya itu.
"Gini aja lo ga bisa Fi." ujar Yushela setelah berhasil membuka tutup botol. Jangan salah walau terlihat kurus begitu, Yushela itu kuat. Pernah gadis itu meninju salah satu lelaki yang mengganggu dirinya. Finata tersenyum, "Qaqa Yushel yang terbaik."
"Eh lo balik ke OSIS Fi?" Tanya Alisha sembari menusuk bakso pentolnya menggunakan tusuk sate yang tadi dia minta. Finata menggeleng. "Engga. Kata cowok itu ga usah. Lagian tadi gue udah nulis banyak."
"Berapa?" Ini Yushela yang bertanya.
"8 lembar keknya." Finata mengangkat bahu, kemudian berjalan keluar kelas untuk membuang kotak nasi yang isinya telah habis dia nikmati.
Alisha tersedak, buru-buru gadis itu meminum minumannya. Sedang Yushela yang duduk di seberang kedua sobatnya ternganga tak percaya.
"Apa?" tanya Finata sekembalinya dari depan kelas. Alisha dan Yushela menatap Finata dengan tatapan yang menurut Finata menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cute Crazy Girls - Filila Series
Teen Fiction⚠️ BAPER AREA ⚠️ Cerita ini menyebabkan: # kalian sebagai readers yang haus kasih sayang menjadi kejang-kejang # guling-guling ga karuan # halu sampai langit ke-7 ~ TCCG ~ "Kenapa?" Tiga gadis itu saling melirik. Berucap kompak, "Ga jadi Kak. Silahk...