Seberapa perihnya rasa lara yang kita punya, jangan pernah berpikir tuk jadi peluka yang sama.
- Quotes Filila -
***
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sudah dua minggu semenjak kegiatan BBA dilaksanakan. Komunitas pecinta alam masih menunggu keputusan pihak sekolah. Akankah BBA menjadi salah satu kegiatan di tahun ajaran baru selain MOS?
"Lo Fi kan?!! Sejak kapan lo deket sama Derart hah?!!"
"Liii, Lishaa ..."
"La, Yushelaaa. Tangan lo nutupin tulisann ..."
Ketiga serangkai itu menghentikan aktivitasnya masing-masing. Menatap sang pembicara. Di depan Finata ada Berta yang bersedekap dada. Di belakangnya ada teman-temannya. Masih ingat Berta kan? Finata menatap seniornya itu dengan tatapan 'Ngapain nih orang nyasar ke kelasku?'
Yushela nyengir kepada teman satu kelompoknya itu. Tangannya berpindah posisi agar tak menimpa kertas yang berisi percakapan. Hari ini pelajaran Bahasa Inggris, namun gurunya berhalangan hadir sebab ada acara di luar kota. Kelas X Bahasa 2 diperintahkan untuk membuat kelompok yang telah ditentukan oleh sang guru. Tugasnya? Menampilkan drama menggunakan Bahasa Inggris. Sulit? Tak usah ditanya.
Alisha menoleh ke sumber suara. "Apaan?" Tanya gadis itu. Yang tadi memanggil menghela napas. "Gue ga bisa akting," rengek teman satu kelompoknya itu. Alisha angkat bahu. "Sebisanya aja. Gue juga kalo soal akting kaga bisa. Kecuali akting tabrakan sama cogan," ujar Alisha nyengir yang dibalas sorakan 'huu' oleh temannya.
"HEH GUE TANYA SAMA LO YA NJIR!!"
Suara bentakan yang bersumber dari koridor depan kelas membuat penghuni kelas X Bahasa 2 menoleh heran. Mereka segera mendatangi sumber suara. Mendapati senior yang pernah mereka bicarakan sedang menatap Finata dengan raut wajah angkuh.
"Berani banget Berta nunjukin mukanya ke kita," gumam Aldi. Lelaki itu berniat berucap sesuatu, namun keduluan oleh suara seseorang yang lain. Suara Finata.
"Kakak tuh kepo banget sih," jawab Finata santai. Sebenarnya dia ogah cari ribut sama senior. Tapi gimana? Seniornya duluan yang mancing-mancing. Tadi Finata habis ke toilet buat cuci muka soalnya merasa gerah. Keluar dari toilet, dia malah dibuntuti Berta dan konco-konconya.
"Jangan-jangan Kak Berta suka ya sama Kak Alderart?" Tanya Finata. Gadis itu kira seniornya ini suka sama Arken. Hal itu disimpulkan Finata berdasarkan tatapan mata Berta pada Arken.
"Enak aja. Temen gue tuh yang suka," Berta menggeleng. Teman Berta yang dimaksud mendengus kesal lalu mengacungkan tangan. "Gue yang suka sama Derart. Kenapa? Lo takut saingan sama gue?" Tanya gadis itu. Finata tak tahu siapa namanya.
"Shel gue pengin ketawa deh." Ucap Alisha keras. Menyikut lengan Yushela. Yang disikut mengernyit heran. "Jujur banget si mbanya ini. Kalo dari salah satu kita ada yang confess, apa reaksi Kak Alderart ya?" Lanjut Alisha dengan nada suara heran.
"Kalo tipe-tipe Kak Alderart sih antara bakal ngejauh karena eilfeel atau pura-pura ga tahu dengan ngacuhin mbanya." Jawab Yushela jujur setelah berpikir.
Teman Berta, sebut saja gadis A mengepalkan tangan. Merasa emosi.
"Heh bukannya lo yang deketin Alvian?" Tuding gadis C -yang berdiri di sebelah gadis A- pada Yushela. Tatapannya beralih pada Alisha. "Lo yang dinyanyiin Darelano waktu BBA kan?" Tanyanya menyipitkan mata.
Alisha menaikkan alis. "Kalo iya kenapa? Kalo engga kenapa?"
"Gue tau lo yang duduk di sana. Terus dinyanyiin lagunya Taylor Swift kan? Gue ada di balik tenda ya. Ga jauh dari kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cute Crazy Girls - Filila Series
Teen Fiction⚠️ BAPER AREA ⚠️ Cerita ini menyebabkan: # kalian sebagai readers yang haus kasih sayang menjadi kejang-kejang # guling-guling ga karuan # halu sampai langit ke-7 ~ TCCG ~ "Kenapa?" Tiga gadis itu saling melirik. Berucap kompak, "Ga jadi Kak. Silahk...