"Kitanya belum."
Kalimat Yushela diangguki oleh kedua sahabatnya. "Udah-udah, jangan galau. Mending kita jajan. Gue haus, laper juga." Lanjut Yushela.
"Mau sarapan?" Tanya Finata yang ditanggapi gelengan oleh Yushela. "Gue cuma bawa duit 10k. Tadi buru-buru." Alisha mengangguk, "iya. Mana cukup buat beli sarapan+jajan."
"Ya udah gue beli jajan. Pentol sama cilok kan buat kalian? Yushela yang beli minum. Jangan kemana-mana Lis. Jaga tempat ini, enak buat neduh soalnya." Ucap Finata pada Alisha yang dibalas dengusan oleh gadis itu.
“Ye elah emang gue lagi dipingit? Kaga boleh kemana-mana.” Sungut Alisha.
***
10 menit kemudian ...
"Ya ampun gue bosen. Ngapain ya? Lagian si Fi ama Yushel lama."
Alisha berdiri, memandang ke sekitar taman yang lumayan sepi. "Gapapa kali ya kalau gue beli sosis bakar."
Berjalan menuju penjual sosis bakar yang tak jauh dari tempatnya beristirahat, Alisha belum menyadari bahwa ada seekor anjing kecil sedang memandang ke arahnya atau mungkin ke arah sosis yang kini dipegang gadis itu?
"Guk guk …"
Menoleh ke belakang, Alisha menatap ngeri pada anjing yang kini berjalan santai ke arahnya. "Anjing!" Gadis itu membungkam mulutnya. "Gue jadi ngerasa lagi ngumpat."
"Woi Dek, pstt …"
Alisha yakin anjing kecil dengan bulu coklat itu milik seorang anak lelaki yang kini sedang sibuk membeli sosis bakar. Tak menyadari bahwa anjingnya terlepas dari tali yang ia pegang di tangannya.
"Gue pen ngumpat Ya Allah, tapi dosa …"
Alisha meringis ngeri. Tak ada pilihan lain, gadis itu memutuskan untuk berlari menghindari anjing kecil yang terlihat lucu itu. Anjing itu kemudian mengejarnya.
Alisha berlari sesekali menoleh ke arah belakang. Si anjing nyatanya masih mengejarnya sembari menggonggong. Alisha menjeda larinya. Menaruh kedua tangan di lutut, mengatur napas.
"Astagaa … ini si anjing keknya kalo ikut lomba lari juara nih. Cape." Ucapnya setelah menoleh ke belakang untuk mengecek.
"Ayo Lisha berpikir. Lo kan pinter."
Gadis itu kemudian tersenyum setelah beberapa detik berpikir. Tatapannya mengarah ke sebuah pohon jambu. "Waktunya memanjat ehe."
"Rasain. Anjing kan ga bisa manjat pohon."
Sembari menikmati sosis bakarnya, Alisha memeletkan lidah, mengejek ke arah anjing coklat yang kini berusaha memanjat. Mencakar-cakar pohon yang dipanjat Alisha. Anjing itu menggonggong lagi lalu menyerah. Meninggalkan Alisha yang kini bisa bernapas lega.
Sedangkan, tak jauh dari tempat Alisha berada, seseorang sedang berolahraga juga. Itu sang ketua KPA. Itu kan Kak Lano. Batin Alisha. Entah karena terlalu panik atau terlalu terpesona melihat kegantengan sang ketua KPA atau mungkin tak berhati-hati, kaki kanan Alisha malah tergelincir dan …
BRUK!
"Aduh, sakit …"
Sang ketua KPA, Darelano menoleh ke sumber suara. Terlihatlah seorang gadis yang memakai kaos ungu panjang sedang berusaha berdiri. Hampir saja berhasil tapi …
"Lo gapapa?" Tanyanya setelah menjauhkan tangannya yang digunakan untuk menopang tubuh gadis itu. Cewek ini kan adik kelas gue yang waktu itu. Si ransel ungu.
Sadar dengan posisinya, Alisha menjauhkan diri. "Eh eng makasih, gapapa Kak." Jawab Alisha. Iya sih ga sakit banget, tapi malunya itu loohh …
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cute Crazy Girls - Filila Series
Roman pour Adolescents⚠️ BAPER AREA ⚠️ Cerita ini menyebabkan: # kalian sebagai readers yang haus kasih sayang menjadi kejang-kejang # guling-guling ga karuan # halu sampai langit ke-7 ~ TCCG ~ "Kenapa?" Tiga gadis itu saling melirik. Berucap kompak, "Ga jadi Kak. Silahk...