-12- Game MOS

188 22 0
                                    

Happy reading pren!

( T_T)\(^-^ )

( T_T)\(^-^ )

( T_T)\(^-^ )

***

Cuaca hari ini terlihat tak mendukung. Langit sedari pukul 6 pagi telah mendung. Gumpalan awan berwarna abu-abu menghias awang-awang. Membuat rasa kantuk kembali menyerang.

Kelas X Bahasa 2 masih senyap. Baru beberapa yang datang. Di antaranya ada Alisha yang sedang menelungkupkan wajah di meja. Perpaduan antara gabut, mengantuk, dan lapar sungguhlah menyiksa. Gadis itu hanya sempat meminum susu vanilla akibat terburu-buru padahal waktu belum menunjukkan pukul 7 pagi. Salahkan otak Alisha yang suka ngebug jika masih pagi. Alhasil ia jadi salah membaca angka jam dinding rumah.

"Li, Lishaaa …"

Yara yang baru memasuki kelas buru-buru menghampiri Alisha dan menggoyang-goyangkan bahunya. "Weh Li. Jangan tidur woiii …"

Alisha mendongakkan wajahnya. "Sikonnya mendukung buat tidur." Ucap gadis itu sembari menguap. Yara mendengus. "Di depan ada yang nyariin lo tuh Li." Beritahu Yara.

"Siapa? Gue belum ada doi, crush, ataupun gebetan. Kalo mantan beda sekolah. Jadi pasti ga penting."

Yara memutar netra. "Serah lo Li. Liat dulu sana. Udah ditungguin. Abis liat jangan kabur loh ya."

Dengan terpaksa Alisha berdiri dari duduknya. Melangkah ke luar kelas lalu menoleh menatap Yara yang menahan senyum sembari mengibaskan tangan kode mengusir. Alisha jadi merasa curiga. Perasaannya tiba-tiba tak enak. Siapa kira-kira yang mencari dirinya?

"Kak Darelano?" Kaget Alisha ternganga. Gadis itu menoleh memandang Yara dengan pandangan tak percaya yang masih berada di jangkauan pandangannya. Yara membalas dengan melambaikan tangan, seakan berucap "jangan kabur Li." Lalu berjalan begitu saja menuju bangkunya. Menghilang dari pandangan Alisha.

Kabur! Gue harus kabur! Mana tadi gue ngucapnya keras lagi! Alisha ingin sekali mengubur diri atau berteleportasi, menghilang dari tatapan Darelano yang memasang raut judesnya.

"Gelang lo jatuh." Beritahu Darelano. Di tangan lelaki itu terdapat sebuah gelang berwarna putih berinisial A. Alisha sontak menatap pergelangan tangan kirinya untuk memeriksa. Benar saja, tangan kirinya kosong. Tak ada gelang putih di sana. Padahal Alisha yakin ia sudah memakainya sejak di rumah.

"Gue liat waktu gelangnya lepas dari tangan lo." Ujar Darelano saat menangkap pancaran ragu-ragu dari netra gadis di hadapannya. Bukannya memberikan gelang itu pada Alisha yang menunggu, Darelano malah menarik tangan kiri Alisha mendekat. Tak kasar memang, terkesan lembut dan hati-hati malah. Namun, tetap saja jantung Alisha jadi berdisko karenanya.

"Lo harus belajar cara narik tali gelang yang bener." Ucap Darelano tanpa menatap Alisha. Lelaki itu masih sibuk dengan gelang putih yang kini telah terpasang manis di pergelangan tangan kiri Alisha.

"Ma ka si Kak Darelano." Ucap Alisha setelah menarik tangannya menjauh lalu memalingkan wajah. Alisha gugup.

Darelano menatap gadis di hadapannya itu lekat. Tersenyum tipis. Lelaki itu lalu berucap sesuatu yang membuat pipi Alisha merona. Alisha salting.

The Cute Crazy Girls - Filila SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang