"Kamu mau kemana Nak?"Prilly yang sedang menabur bedak di wajahnya menoleh menatap sang Ibu. "Mau ke acara teman Buk." Jawabnya sebelum kembali menekuni pekerjaannya.
Prilly harus benar-benar memoles wajahnya bukan karena ia merasa tak cantik tapi ia tidak ingin karena penampilannya yang biasa justru membuat Ali menjadi ajang dihujat. Prilly bukan lagi orang baru dalam dunia 'pertemanan' mereka-mereka yang berada di kasta atas itu. Jika berkumpul hal pertama yang akan mereka bahas adalah kekurangan 'teman' yang berhasil mereka temukan.
Dan untuk malam ini Prilly tidak akan membiarkan hal itu menimpa Ali terlebih karena dirinya. Jadi sebisa mungkin Prilly memoles wajahnya supaya ia terlihat lebih bersinar tentu saja dengan make up flawless yang dipilihnya. Dan penampilan Prilly malam ini benar-benar akan membuat Ali terpukau. Prilly yakin itu.
"Teman siapa?" Salwa yang melihat putrinya merias diri seperti ini jelas menaruh curiga bukan karena apa tapi pasalnya sang putri tidak pernah repot-repot memoles wajahnya sampai seperti ini.
Meskipun seorang perancang busana tersohor tapi Prilly lebih nyaman kesehariannya yang hanya memakai bedak tabur biasa dengan lipstick yang biasanya ia pilih warna-warna kalem.
"Teman aku Buk nanti kalau sudah saatnya pasti aku kenalin sama Bapak sama Ibu." Ucap Prilly sambil menatap Ibunya melalui pantulan kaca didepannya.
Salwa mengangguk pelan. Syukurlah kalau misalnya sang putri sudah melupakan pengkhianatan yang dilakukan oleh Dimas dan Sandra. Salwa selalu berdoa supaya Tuhan memberikan pengganti yang jauh lebih segalanya dari Dimas.
"Ibu tidak sabar untuk bertemu teman kamu." Jawab Salwa yang dibalas senyum tipis oleh Prilly.
Entah kenapa ia tiba-tiba kepikiran untuk mengenalkan Ali pada orang tuanya terlebih mengingat jawaban terakhirnya pada sang pria tadi sore.
"Kita jalani aja dulu ya Mas? Jangan terburu-buru aku takut nanti Mas menyesali keputusan Mas."
"Kamu nolak Mas?" Prilly segera menggelengkan kepalanya ia tidak mau Ali kembali tersinggung. "Bukan aku hanya sedang memberi waktu untuk hubungan tanpa nama ini." Jelas Prilly yang membuat Ali bungkam.
"Kamu istri Mas jadi hubungan kita adalah calon suami istri bukan tanpa nama seperti yang kamu katakan barusan." Rajuk Ali sebelum mengalihkan pandangannya laki-laki itu menolak menatap Prilly yang sedang tersenyum lebar padanya.
"Terus kalau udah jadi calon suami istri kenapa kamu ngambek terus dari tadi eum?" Goda Prilly yang membuat wajah Ali semakin cemberut saja.
Dan tawanya seketika meledak saat Ali tiba-tiba berbalik dan memeluk erat tubuhnya. Pria itu menyusupkan wajahnya ke leher putihnya. Ali malu ternyata..
"Kenapa senyum-senyum sendiri kamu Nak? Ada yang salah?" Prilly buru-buru menggelengkan kepalanya. Ya Tuhan ia melamunkan Ali ternyata.
"Enggak ada apa-apa Buk. Ya sudah Prilly pergi dulu ya?" Prilly beranjak dari meja riasnya menghampiri sang Ibu lalu memeluknya hangat.
"Doain Prilly ya Buk. Semoga kali ini Prilly tak salah memilih lagi." Salwa yang mengerti maksud putrinya sontak mengangguk pelan. "Pasti Nak. Ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu." Salwa mengusap lembut punggung putrinya.
"Ya sudah jalan sana takutnya calon kamu sudah menunggu." Goda Salwa yang membuat wajah Prilly memerah karena malu.
Calon ya?
Ah, kenapa rasanya ia cepat-cepat ingin menghilangkan kata calon itu? Gimana caranya ya?
'Terima dan nikahi Ali.'
***
"Ya gue pergi sama Prilly." Ali sedang melajukan mobilnya menuju rumah Prilly.
"Lah terus gue sama siapa dong?"
Ali terkekeh geli mendengar keluhan sang sahabat di seberang sana. "Sama si Mika mau?"
Ali nyaris meledakkan tawanya saat mendengar nada antusias yang diikuti keluhan lagi dari sahabatnya Dani.
"Mika siapa? Kenalan lo? Kok lo gitu sih nggak kasih tahu gue kalau lo punya kenalan baru."
"Mau nggak lo?"
"Boleh deh. Dimana gue jemput si Mika ini?"
"Lo jemput ke kandangnya dekat apartemen gue."
"Hah? Gimana? Mika lo kandangin? Gimana ceritanya?"
"Ya gue kandangin lah biar si Mika nggak lepas." Ali menghidupkan lampu sen miliknya ketika ia perempatan rumah Prilly sudah di depan mata.
"Memangnya si Mika ini siapa sih? Bingung gue."
"Monyet betina milik tetangga apartemen gue."
"Bangke lo setan as--- tut!"
Dengan tawa yang terdengar begitu keras Ali mematikan sambungan telepon yang ia yakini semakin membuat Dani blingsatan di sana. Pria itu pasti marah sekali padanya tapi Ali tidak takut berani si Dani marah-marah padanya ucapkan selamat tinggal pada bonus akhir tahun ini.
Ali menghentikan mobilnya tepat didepan rumah Prilly lalu kembali meraih ponselnya dan mengirimi pesan untuk sang pujaan.
Calon istri : Mas udah didepan rumah kamu nih. Mas masuk atau nunggu di mobil aja.
Send.
Ali menunggu balasan dari Prilly, ia tidak akan bertindak gegabah bukan apa-apa ia hanya tidak mau Prilly menjadi risih dengan sikapnya yang terburu-buru meskipun di dalam hati ingin sekali Ali membuka pintu mobilnya lalu berjalan menuju pagar rumah Prilly setelahnya ia akan masuk dan mengetuk pintu rumah wanita yang sudah ia tandai sebagai miliknya itu.
Ingin rasanya Ali menemui kedua orang tua Prilly lalu mengutarakan niat baiknya hanya saja ia masih menunggu dan menghargai jawaban Prilly sore tadi.
"Sudah lama Mas?"
Ali terlalu larut dalam lamunannya sehingga ia tak sadar ketika Prilly keluar hingga kini sudah duduk nyaman disampingnya.
"Sudah luma--- wow kamu cantik. Cantik sekali malam ini." Ali menyentuh sisi wajah Prilly dengan begitu lembut takut jika sentuhan tangannya bisa merusak riasan indah di wajah cantik itu.
Prilly tersipu pipinya yang merona karena ia poles blush on kini semakin memerah tersipu karena pujian Ali. Bahkan rona merah itu sampai menjalar ke leher jenjangnya yang malam ini terlihat terbuka karena Prilly memilih menyanggul rambutnya lalu ia tata sedemikian rupa lalu ia sematkan aksesoris kecil di sana.
Prilly luar biasa cantik malam ini sampai Ali enggan sekali membawa pujaan hatinya ke acara pesta temannya. Ia tidak ingin mata-mata lain menikmati keindahan wanitanya ini karena semua keindahan dan kecantikan yang Prilly miliki adalah miliknya.
Ya, Ali dan segala keposesifannya.
*****
Jangan lupa ikut PO ya sayang harga PO 55k harga normal 65k.
Khusus untuk besok 10 pdf hanya 200k termasuk yang terbaru alias yang PO ya say hanya untuk 5 orang beruntung aja boleh list nama dari sekarang yaa..
081321817808
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Cinta
Literatura FemininaBagaimana rasanya memacari laki-laki yang kamu kira tulus mencintaimu tapi justru menghamili sahabat dekat mu? Mati-matian berjuang untuk menjadi sosok wanita sukses agar merasa pantas menjadi pendamping sang pacar tapi setelah semua kesuksesan ia...