Bagian 3

91 15 6
                                    

Riuh suara knalpot yang saling bersahutan, beberapa orang tengah berkumpul di arena balap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Riuh suara knalpot yang saling bersahutan, beberapa orang tengah berkumpul di arena balap. Tampak para pembalap sudah bersiap akan perlombaan.

Bagi beberapa orang, balapan motor liar seperti ini hanyalah untuk kesenangan semata. Mereka hanya ingin bermain-main tanpa memperdulikan ‘hadiah’ yang mereka dapat. Syukur-syukur kalo menang, kalau kalah?

Ya begitulah resikonya.

Tapi untuk beberapa orang lainnya, balapan motor adalah cara tersendiri bagi mereka yang memerlukan ‘uang’. Entah itu untuk hal mendesak ataupun hanya untuk berfoya-foya.

Disisi kanan—cowok dengan nama lengkap Rangga Falzendra Kartawijaya— sudah duduk enteng di atas motornya.

Ia dengan santainya mengunyah permen karet, menatap remeh kepada beberapa lawan mainnya.

Seakan sudah tau bahwa dirinya lah pemenang balapan ini.

Rangga ini memang terlalu percaya diri, saking percaya dirinya dia selalu disuruh presentasi untuk tugas kelompok dikelasnya—ya walaupun dia asal mengucap dan tetap salah, sih.

Back to the topic, Ada Geo—cowok yang sebenarnya berteman baik dengan Rangga. Mereka pernah satu SMP dulunya, tapi Geo memilih bersekolah di tempat yang berbeda.

Geo sendiri ikut balapan karna ingin mendapatkan hadiah tersebut, ia sangat perlu uang itu untuk tambahan perawatan motor sport kesayangannya.

Sebut saja ‘Geo dan motor kesayangan’

“WOY GEOGRAFI! BISA MENANG LO?” Seru Rangga dengan nada suara yang tinggi

Geo yang berada di sebelah kiri— terhalang 2 pembalap di tengah antara dia dengan Rangga menoleh “Bikin malu aja sih nama gue di plesetin kemana-mana.” jawabnya judes

Ini yang Geo tidak suka, Rangga tuh suka banget plesetin nama orang.
Bagus-bagus Mami nya menamai ‘Geonandra’ .
Tapi sedari SMP, Rangga selalu memanggilnya dengan sebutan ‘Geografi’

Rangga terkekeh, masih ada waktu sebelum perlombaan dimulai “judes amat jadi temen.”

“Emang kita temen?” balas Geo menantang

Rangga melotot “Heh emang bukan ya? Oke, padahal sebelumnya gue niat ngalah demi lo lohh.”

Geo memutar bola matanya malas—sok dramatis banget sih temennya satu ini.

Eh?

Apa barusan Geo mengakui kalau Rangga adalah teman nya?

Dua orang pria yang berada di tengah-tengah mereka itu menatap Rangga dan Geo yang masih sempat-sempatnya mengoceh layaknya tidak sedang di area balap.

Jika mereka berdua dalam mode serius bahkan sebelum pertandingan, berbeda dengan Rangga yang terus menganggap ini hanyalah permainan yang mana dirinya jugalah sang pemenang.

Ranara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang