“Gue tuh gak ada perasaan khusus sama itu cewek, lagian ngapain juga suka sama tuh orang? Lo semua tau kan kalo tipe gue gak kayak gitu," ujar Rangga yang saat itu tanpa sadar bahwa salah satu dari teman Jarrel merekam pembicaraan mereka.
"Kalo bukan karna lo juga, gue juga gak bakalan mau berurusan sama tuh cewek!" imbuhnya.
Sesak, sakit.
Perasaan Inara campur aduk. Jarrel benar-benar cowok yang tidak berperasaan. Gilanya, ia mengirimkan rekaman itu ke Inara yang membuat gadis itu berulang kali merasakan sakit saat mendengar suara Rangga.
Terus terang, ia tidak tahu lagi langkah apa yang harus Inara ambil selanjutnya. Inara terus berlari hingga tanpa sadar sebuah motor melaju dengan cukup kencang menyerempetnya.
"Aduhh!"
"Hati-hati dong, Mbak! Saya lagi buru-buru, nih," omel si pengendara motor tanpa membantu Inara yang sudah terjatuh. Bahkan tidak bertanggung jawab dan pergi begitu saja.
Inara sudah tidak sanggup lagi membendung tangisnya. Anggaplah bahwa saat ini, ia menangisi nasibnya yang keserempet motor. Meski sumber rasa sakitnya bukan berada di kaki. Melainkan, ada di hatinya.
Gadis itu berusaha menepi dengan kaki terseok-seok. Ia yakin, kakinya keseleo. Inara mencari ponselnya di tas selempang nya untuk menghubungi seseorang.
"Ha-halo, lo dimana? Gue bisa minta tolong, gak?"
Suara parau Inara, berhasil membuat Galang khawatir. Sengaja ia menghubungi Galang. Karena jika Inara menghubungi Viola, pasti sahabatnya itu akan bertingkah gegabah lalu mewawancarainya. Sedangkan, saat ini Inara hanya butuh sandaran bukan reporter yang meng-kepo’i semua urusan orang.
"Lo kenapa? Lo sekarang ada dimana? Gue kesana sekarang. Kirim lokasi lo!”
Tanpa mendengar penjelasan Inara, Galang langsung mengakhiri panggilan Inara secara sepihak. Tidak ada pilihan lain selain mengirimkan lokasinya pada Galang. Sehingga, cowok itu melajukan motornya sesuai lokasi Inara saat ini.
Inara menenggelamkan wajahnya di lututnya yang sudah berdarah. Isak tangisnya mulai terdengar lirih. Hatinya sakit. Bayangkan, bagaimana perasaan kalian saat sudah berhasil membuka hati untuk orang lain dan mulai menuliskan namanya dihati, ternyata semua perlakuan manisnya itu hanyalah topeng? Inara pikir, perlakuan Rangga selama ini murni karena menyukainya. Inara pikir, Rangga itu tulus mengistimewakan seorang Inara. Tapi semuanya hanya bullshit.
Hanya sepuluh menit, Galang pun tiba ditempat, tepat dihadapan Inara yang tertunduk lesu. Cowok itu bersimpuh dihadapan gadis yang duduk ditepi jalan yang sepi sembari memeluk lututnya.
"Ra, lo kenapa?"
Galang menyentuh kedua bahu Inara hingga gadis itu mengangkat wajahnya yang sudah memerah karena berusaha menahan tangis. Tetapi tetap tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranara [END]
RomanceIni tentang gadis manis bernama Inara Asera Cantika, si gadis beasiswa, yang kerap kali di bully. Hingga tiba-tiba datang seorang laki-laki yang akhir-akhir ini sering mengganggu sekaligus membantunya. Seiring berjalannya waktu, sebuah rahasia besar...