Bagian 4

86 13 2
                                    

Koridor kelas terlihat masih sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Koridor kelas terlihat masih sepi. Karena masih parno, Inara berangkat ke sekolah tepat jam 6 pagi dengan berbekalan sarapan sederhana yaitu sepotong roti dengan selai kacang.

Gadis itu memilih menikmati sarapannya di kelas dalam keheningan. Netranya menelisik tiap sudut kelasnya sembari mengunyah rotinya. Seperti ada yang mengendap-endap dan hendak memasuki kelasnya. Sontak dia pun bersembunyi dibalik pintu dan bersiap-siap melindungi dirinya.

"KYAAA!" teriak Inara sembari menendang seorang cowok yang tadinya sedang mengendap-endap entah dengan niat apa.

"Sialan!" umpat Rangga yang sudah berguling-guling dilantai karena ulu hatinya yang perih terkena tendangan maut Inara.

"Astaga!" Inara terkejut. Gadis itu menghampiri Rangga yang bernasib sial hari ini dengan posisi jongkok. Inara menatap miris cowok itu.

"Lo ngapain sih kayak maling? Mau maling lo yah?" terka Inara dengan tatapan menyelidik.

"Lo cewek apa banci sih? Sumpah, lo bunuh gue, Njir!" Rangga mengeluh bukan main. Karena ingin membawakan sarapan untuk Inara, cowok itu sampai lupa untuk mengisi perutnya sendiri.

"Bukannya dijawab, malah ngeluh." Inara memperhatikan penampilan Rangga dari atas ke bawah dan kembali keatas.

"Napa liat-liat? Cakep, kan?" ujar Rangga narsis membuat Inara menatap cowok itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ngapain lo kesini?" tanya Inara kembali. Dia tidak meng-iyakan omongan Rangga yang kelewat percaya diri. Meskipun gadis itu tak menyangkal bahwa Rangga si cowok nakal tapi dambaan tiap gadis di sekolahnya itu memang terlihat tampan.

Rangga memperbaiki posisinya. Dia berdiri meskipun tak lagi bisa tegak seperti sebelumnya karena nyeri di ulu hatinya masih terasa. Harga dirinya sudah hancur lebur di depan Inara. Beruntung, tidak ada yang melihatnya. Kalau sampai ada, pasti dia akan masuk hot news dengan judul 'Seorang siswa tertampan SMA Baradigma jatuh terguling-guling dalam sekali tendangan yang pelakunya seorang cewek polos'.

Tidak lucu!

"Nih!" Rangga menyodorkan susu dan nasi goreng pada Inara. Sementara gadis itu menatap sekotak nasi goreng dan sebotol teh manis dengan raut wajah cengo.

"Buat gue?" cicit Inara sembari tangannya menunjuk dirinya sendiri.

Rangga memutar bola matanya malas. Dia merasa bahwa Inara itu cewek aneh. Pasalnya, semua gadis di SMA Baradigma akan langsung menerima apapun pemberiannya. Mereka akan tersipu bahkan teriak-teriak sebagai respon senangnya.

Tapi, tidak berlaku untuk Inara.

"Buat lo, lah. Masa' buat si Joko," jawab Rangga penuh kesabaran.

Perlakuan Inara padanya benar-benar mengejutkan cowok itu. Tiba-tiba, pergelangan tangannya ditarik oleh Inara dan pelan-pelan menuntun Rangga untuk duduk dibangku sebelahnya.

Ranara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang