Tidak mau menghabiskan waktu dengan menganggur, maka kegiatan sehari-hari Kanya adalah menyibukkan diri mencari informasi tentang lamaran pekerjaan dan apply lamarannya ke banyak tempat kerja. Namun naas memang, karena sampai hari ini pun bahkan ia belum diterima oleh perusahaan tempat ia melamar kerja.
Maka saudara-saudara perkenalkan namanya adalah Anindia Kanya. Seorang perempuan berusia 25 tahun dengan paras mungil yang membuat ia lebih cocok berada di bangku SMA. Rambut hitam sebahu dengan alis mata tebal dan hidung bangir serta bibir yang juga mengikuti ukuran badannya. Kecil mungil.
Tinggal di negeri orang sebenarnya bukanlah pilihan yang tepat mengingat bahwa kamu adalah seorang warga negara asing yang tidak tahu-menahu bagaimana kehidupan di negera itu sendiri. Namun saat ini dengan keterpaksaan keadaan Kanya harus memilih Australia sebagai tempat ia mengadu nasib dan pergi meninggalkan Indonesia, negara +62 dengan beraneka ragam macam tingkah netizen di dalamnya.
Luntang-lantung mengadu nasib di Australia selama 3 tahun ini lah yang dirasakan Kanya dan Naira tentunya. Naira adalah roomate sekaligus sahabat Kanya yang tidak sengaja dijumpainya di Australia. Tidak, mungkin Kanya lebih luntang lantung. Karena sebenarnya ia belum menyelesaikan pendidikan S1 nya di Indonesia. Ia malah kabur ke Australia dengan modal nekat karena keadaan dan beralasan mendapatkan schoolarship kepada keluarganya. Selama tiga tahun tersebut Kanya harus membagi waktu dengan mengulang kuliahnya dan bekerja. Mau tidak mau, suka tidak suka. Karena sudah mengambil langkah sejauh ini maka seorang Anindia Kanya harus mampu menyanggupi dirinya di antara banyak hal yang ia lalui.
"Jadii??" Naira orang yang diduga adalah partner Kanya dalam segala hal itu bertanya.
"Masih belum" Jawabnya.
"Gapapa Nya, gue juga lagi masukin lamaran kok. Semoga ada yang jebol yah! Ucap Naira menyemangati. "Yaudah mending kita belanja bulanan yuk. Itu stock makanan dikulkas udah pada abis" Sambungnya
"Yuk!!" Balas Kanya semangat.
Satu jam berlalu. Keduanya kini tengah sibuk berbelanja di supermarket yang letaknya tak jauh dari kontrakan mereka. Naira mendapatkan bagian untuk mengambil camilan, sedangkan Kanya mendapatkan bagian mengambil bahan makanan pokok.
________________________________
Kanya keluar dari kamar sambil membawa laptop dan langsung mendaratkan dirinya di sofa depan TV yang kini sedang menyala.
"Kita idupin TV kayak ga guna banget ya Nya. Malah TV yang nonton kita" Ucap Naira yang ikut menyusul Kanya dan duduk disampingnya.
"Lagi ngapain?" Tanya Naira
"Lagi liat-liat lowongan. Tadi di HP gue masuk notif Nai, katanya ada salah satu perusahaan baru yang lagi nyari orang bagian visual designer, kebetulan perusahaan ini bergerak di bidang design interior gitu. Lumayan ni gajinya." Jawab Kanya menjelaskan.
"Oh ya? Coba liat!" Naira yang ikut antusias merebut laptop dipangkuan Kanya dan langsung membaca informasi lowongan tersebut.
"Keren ini Nya. Lu banget deh! Gas aja langsung masukin cv lo!"
Naira bersemangat menyarankan, bukan lebih tepatnya memaksa Kanya mengingat jurusan yang ia ambil adalah Desain Komunikasi Visual (DKV). Bertepatan dengan posisi kosong pada perusahaan yang Kanya katakan baru itu adalah visual designer. Tak usah diragukan lagi jika anak DKV sudah mendesign sesuatu. Apalagi Kanya orangnya.
"Iya sini dulu laptopnya" Kanya kembali mengambil laptopnya dari Naira. "Gue mau baca-baca lagi cv gue. Edit dikit biar makin mantep."
"Yaudah gue juga mau pergi dulu"
"Kemana?" Kanya bertanya
"Kerja dong bestie, mau dibayar pakek apa ini kontrakan kalau gak kerja"
Ya Naira memang bekerja part time di salah satu restaurant yang cukup elite di pusat kota. Namun, jika berbicara masalah gaji, Naira memang ingin sekali resign dan mencari pekerjaan lain karena hampir tiap tahun harga kontrakan di pusat kota bertambah. Termasuk kontrakan mereka.
Kanya kembali melanjutkan kegiatannya. Setelah dirasa cukup dengan hasil editannya, Kanya yang tiba-tiba merasa bosan, membuka file gambar pada laptopnya. Melihat seluruh gambar yang ada pada file tersebut. Terkadang iya tertawa sendiri melihat foto-foto jadulnya bersama keluarga dan teman-temannya. "Sangat rindu" Kanya membatin. Tiba pada satu gambar yang membuat senyumnya luntur seketika. Iya juga merindu namun sekaligus merasakan sakit yang amat dalam pada sosok tersebut. Kanya terdiam. Lalu menutup paksa laptopnya dan pergi ke kamar tidur dengan tetap membiarkan laptop tersebut berada diatas meja tadi.
________________________________"Aku mau kamu Kanya"
"T tapi kak..."
Belum sempat Kanya menyelesaikan ucapannya, laki-laki itu sudah melanjutkan kegiatannya menyerang perempuan bertubuh mungil itu.
Kanya yang awalnya menolak pun akhirnya terbuai dengan apa yang diberikan oleh laki-laki tersebut pada tubuhnya. She losts her virginity. Ya untuk pertama kalinya Kanya melakukan dosa besar dihidupnya. Ia meremas sprei kuat-kuat tanpa berpikir apakah sprei tersebut akan robek akibat ulahnya.
Laki-laki itu menyadari dan mengecup dalam bibir mungil Kanya. Menyalurkan rasa tenang agar Kanya tidak terlalu merasakan sakit. Gila mana mungkin gak sakit. Kan baru pertama kali.
Perlahan Kanya membuka matanya melihat pahatan sempurna tuhan diatas tubuhnya. Brian. Laki-laki yang mencuri mahkota nya ini juga merupakan pacar Kanya. Entah kenapa bahkan ia tidak menyesali bahwa mereka sudah melakukan dosa itu sekarang.
Awalnya mungkin memang ragu tapi mengingat betapa mendambanya Brian terhadap Kanya. Ia pun luluh.
Brian terus melanjutkan kegiatan mereka sampai akhirnya pelepasan pun ia dapatkan. Brian telah selesai. Percintaan itu pun selesai.
________________________________
"Haaaahhh"
Kanya berteriak bangun dari tidurnya. "Gila gak mungkin gue mimpi begituan" Ia memegangi dadanya yang super duper berdebar itu. Ini bukan mimpi basah kan?
Kanya berlari ke luar kamar dan mengambil air dari lemari es. Meneguk air tersebut dari tempatnya sampai tandas. Jangan-jangan ini akibat dari melihat fotonya bersama Brian tadi. Tapi kenapa harus mimpi semacam itu yang harus ia mimpikan? Bukan mimpi yang lain saja!
________________________________
Guys ini cerita pertamaku. Semoga kalian suka yaa... Maaf sekali kalau sekiranya masih banyak kata-kata yang kurang pas saat dibaca. Semoga emosi ku saat menulis cerita ini bisa tersalurkan kepada kalian!❤️
Jangan lupa vote dan komen yaaa❤️❤️❤️
Love you,
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and lost
Romance[21+] Bagaimana rasanya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya? Ditinggal bukan karena ia memilih orang lain. Bukan karena ia sudah bosan. Bukan karena ia ingin istiqomah bukan juga karena ingin fokus belajar untuk ujian. Lalu untuk apa? Dan karena a...