No song without you

1K 39 0
                                    

Keesokan harinya Kanya kembali ke Intern Corp dengan memastikan bahwa hari ini ia tidak akan mengulangi kejadian kemarin. Pagi tadi ia sudah sarapan dan sekarang ia bahkan membawa minyak angin serta beberapa alat tempur untuk berjaga-jaga bahwa hari ini bisa saja bukan asam lambungnya yang naik. Tetapi hal lainnya mungkin?

Tadi malam sebelum terlelap, Kanya mendapatkan email dari Intern Corp agar ia dapat melakukan interview hari ini. Walau awalnya ragu untuk kembali, namun Kanya memantapkan hatinya bahwa bagaimana pun ia akan tetap menghadapi Brian dan suatu saat nanti Brian akan tahu alasan mengapa dulu ia pergi meninggalkannya.

Seperti kemarin, Kanya menunggu gilirannya bersama dengan calon pegawai lainnya.

Satu jam...

Dua jam...

Tiga jam...

Empat jam...

Lima dan bahkan sudah enam jam...

For the god shake! Ia sudah menunggu giliran selama ini. Tetapi namanya tidak dipanggil-panggil untuk masuk keruangan interview.

Lalu matanya menangkap seseorang yang keluar dari ruang interview, menutup kemudian mengunci pintu ruangan tersebut. Disana ada Adnan. Lalu dengan langkah kaki yang lebar Kanya menyusul Adnan.

"Permisi kak eh pak" Haduh dia bingung harus memanggil Adnan kakak atau bapak? Mengingat Adnan adalah sohib Brian sejak bangku kuliah.

"Oh hai Kanya. Long time no see. Gak sih kemaren kan kita baru ketemu yaa. Diii kamar ehem Brian." Lelaki itu malah menggoda Kanya dan membuat wajah Kanya menunduk malu.

"Emm itu pak. Saya mau bertanya, giliran saya untuk interview kapan ya? Karena dari tadi nama saya tidak dipanggil-panggil" Kanya bertanya kepada Adnan

"Loh ini kan waktunya sudah habis Kanya. Kamu tidak bisa interview lagi. Waktu interview hanya dua hari. Hari ini dan kemarin. Jadi kalau nama kamu tidak dipanggil hari ini, berarti kamu tidak bisa interview kan?"

"Tapi tadi malam saya dapat email bahwa hari ini saya ikut interview pak!" Kanya berucap sambil menunjukkan email dari Intern Corp yang menyebutkan bahwa hari ini ia akan melakukan interview karena kemarin sempat terkendala karena sakit.

Setelah membaca pesan tersebut Adnan kembali memperhatikan Kanya. Ia tahu betul ulah siapa yang membuat Kanya harus menunggu selama ini. Brian!

Ia menyuruh Kanya untuk mengikutinya ke ruangan Tempat Kejadia Perkara kemarin, yang tak lain adalah ruangan Brian.

Tak seperti wanita kemarin, tanpa mengetuk pintu Adnan langsung menyelonong masuk diikuti Kanya dibelakangnya. Didalamnya tampak Brian dan seorang wanita yang berdiri sangat dekat disamping Brian sambil menyandarkan kepalanya pada bahu tegap lelaki itu. Namun Brian tampak tidak risih sama sekali dengan perlakuan wanita tersebut.

Brian membisikkan sesuatu kepada wanita itu namun arah pandang matanya memperhatikan Kanya. Dan tak lama kemudian wanita itu pergi meninggalkan ruangan.

Mata Kanya dan Brian bertemu, dengan segera Kanya mengalihkan pandangannya.
Kanya melihat bagaimana sikap perempuan itu kepada Brian. Bermanja-manja dan itu berhasil membuat bagian hatinya serasa dicubit.

"Kanya take a sit please. Your business with this guy okay! I go first! bye guuyss..."

Adnan berucap sambil berlalu begitu saja menyisakan dua anak manusia yang sama-sama masih terperangkap dalam masa lalu ini. Setelahnya Kanya memposisikan dirinya untuk duduk di hadapan Brian.

"What happen Kanya?" Suara Brian membuka dialog.

"Saya mau interview pak!" Kanya menyimpan banyak rasa gugupnya namun ia tetap harus terlihat tenang dan percaya diri di depan Brian. Jangan sampai Brian tau kalau ia benar-benar mati ketakutan berada di ruangan ini berdua bersama Brian.

Lost and lostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang