Fokus untuk bekerja dan menghasilkan banyak uang adalah cita-cita Kanya untuk saat ini. Mungkin sebentar lagi akan terwujud. Pasalnya, belum sebulan ia bekerja, Kanya dan beberapa rekannya di satu divisi yang sama mendapatkan tawaran untuk men-desain pertujukan karya seni Michkel Shein, salah satu seniman terkenal di Australia.
Kanya memperbaiki letak kacamata yang ia gunakan, memperhatikan dengan lekat setiap detail bagian yang ia gambar, takut-takut jika ia malah melupakan bagian terpenting atau bahkan malah meletakkan bagian yang tak sesuai pada hasil kerjanya.
"Permisi Ms.Kanya, maaf sebelumnya mengganggu pekerjaan anda, saya Diana, tadi ada yang menitipkan ini kepada saya untuk diberikan kepada anda."
Perempuan yang memakai id card sama dengan milik Kanya tersebut menyerahkan sebuah bingkisan kotak berwarna coklat lengkap dengan pita merah di atasnya.
"Kalau begitu saya permisi."
Belum sempat bertanya siapa yang memberikan bingkisan tersebut, perempuan yang bernama Diana tadi malah melenggang pergi meninggalkan Kanya yang kini tampak bingung.
Kanya meletakkan bingkisan itu ke meja kerjanya dan membuka pita merah diatasnya. Senyuman muncul di wajah Kanya kala melihat tulisan "open me" pada kartu kecil yang terselip di dekat pita tersebut.
Setelah terbuka, Kanya mendapati secangkir kopi salah satu brand ternama di Australia dan sebuah donat di dalamnya. Disana juga terselipkan sebuah surat yang menjelaskan siapa pengirim dari bingkisan misterius pada Kanya siang ini.
"Maaf belum sempat mengajakmu ke kedai kopi favoritku sebagai perminta maafanku. Jadi, aku memesankan kamu secangkir kopi dan donat untuk dimakan siang ini. Semoga hari mu menyenangkan dan selamat bekerja Kanya."
Anthoni.
Kanya terkejut bukan main saat mengetahui bahwa Anthoni lah yang mengirimkannya bingkisan tersebut. Ia jadi teringat perkataan Brian tadi malam, bahwa Anthoni memang ada niat untuk mendekatinya. Tapi untuk saat ini Kanya juga tidak bisa menolak bukan? Pasalnya ia tidak tahu dimana ruangan Anthoni untuk mengembalikan bingkisan ini. Atau mungkin mengejar Diana si pengantar bingkisan yang sudah pergi entah kemana sejak tadi.
"Sudah terima bingkisannya?"
Pada saat yang bersamaan ponsel milik Kanya berbunyi, menandakan sebuah pesan masuk disana. Setelah membaca pesan tersebut, Kanya tahu siapa pemilik nomor yang sebelumnya tidak ia ketahui tadi.
Kanya menutup hp nya dengan malas dan berpindah pada bingkisan yang terbuka di depannya saat ini. Kanya malah bergegas untuk menutup kembali bingkisan tersebut, namun gerakannya kalah cepat dari Steffy rekan kerjanya di kantor.
"OMG! My Kanya look at this! Siapa yang memberikanmu kopi dan donat yang mahal ini." Mata Steffy langsung menuju pada sebuah surat yang berada di dekat kopi diatas meja Kanya. Ia mengambil surat tersebut dengan cekatan.
"This is not mine Steffy." Kanya berusaha merebut surat yang berada di tangan Steffy. Steffy cukup terkenal dengan julukan "si mulut besar" di kalangan karyawan kantor, dan Kanya takut jika nanti Steffy menyebarkan gosip tentang dirinya dan Anthoni.
Namun tampaknya Steffy benar-benar tidak mau mengalah. Alhasil sekarang baik Steffy maupun Kanya berusaha memperebutkan surat tadi.
"Itu bukan punya ku Steffy! Aku akan memberikan kepada orang yang punya bingkisan itu!" Kanya berteriak sambil berusaha mengambil surat yang kini di angkat Steffy.
"Jika ini milikmu, kau tidak akan membukanya sembarangan sweety!" Steffy yang memang jauh lebih tinggi daripada Kanya memanfaatkan situasi untuk mengerjai perempuan tersebut. Ia terus mengangkat surat tadi, sedang Kanya berusaha menggapainya namun nihil ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and lost
Romance[21+] Bagaimana rasanya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya? Ditinggal bukan karena ia memilih orang lain. Bukan karena ia sudah bosan. Bukan karena ia ingin istiqomah bukan juga karena ingin fokus belajar untuk ujian. Lalu untuk apa? Dan karena a...