Kanya baru saja menyelesaikan sebuah rancangan gambar bersama beberapa rekan kerja lainnya. Setelah kurang lebih 1 minggu menjalani masa triningnya, kini Kanya resmi menyandang status baru diperusahaan ini. Walaupun tidak sesuai dengan posisi yang dilamarnya, namun mungkin perusahaan punya pertimbangan lain kenapa ia ditempatkan di posisi tersebut. Toh, sama sama nge-design pikirnya.Kanya menguap dan merasa badannya agak lelah, karena memang membuat sebuah design itu kita harus berpikir keras, sebab tak hanya menjual nilai estetika saja. Tetapi juga mampu mendesain ruangan agar memiliki nilai fungsional dan sesuai dengan kebutuhan. Jadi sudah bisa dibayangkan kalau sedang bekerja Kanya seriusnya bagaimana.
Ia pergi menuju pantry dan berencana akan membuat segelas kopi untuk menghilangkan rasa penat dan kantuknya. Tangannya sibuk menuangkan kopi dan gula ke dalam cangkir, Namun saat sedang menuangkan air panas, seseorang dengan sengaja terbatuk dan membuat Kanya terkejut, sehingga dengan tidak sengaja air panas mengenai tangannya.
"Ouuch" Kanya mengaduh saat air panas tersebut mengenai punggung tangannya.
Si pelaku dengan sigap mengambil cangkir kopi dari tangan Kanya lalu meletakkannya di atas meja.
"Maaf, saya tidak sengaja" Ujarnya.
Lelaki yang tidak diketahui namanya itu kini terlihat ikutan panik karena ia tidak menduga bahwa akan terjadi kecelakaan kecil di pantry ini.
"Saya tidak punya obat untuk luka ini, kalau di cuci dengan air nanti bekasnya malah menghitam." Lalu kembali melihat Kanya yang tampak sedang menahan panas di tangannya.
"Oh" Menyadari sesuatu lelaki itu langsung memperkenalkan diri dihadapan Kanya."Nama saya Anthoni, manajer di perusahaan ini. Saya pikir kamu Alice, teman saya, tapi ternyata saya salah orang dan membuatmu terkejut." Ucapnya menjelaskan.
"It's okay, nevermind" Kanya tersenyum kikuk karena menahan pedih pada tangannya.
"Okay. Boleh saya tau nama kamu?"
"Anindia Kanya. Just call me Kanya.
Emm... Anthoni i think i'll go first." Kanya merasa Anthoni sudah membantunya mengusir rasa kantuk tadi, dengan tidak sengaja membuat Kanya terkejut dan berakhir dengan tangannya yang tersiram air panas. Malah sekarang mata Kanya terbuka nyalang. Jadi, ia tidak punya urusan lagi di pantry, apalagi bersama Anthoni Anthoni ini dan memutuskan untuk pergi saja. Namun menyadari Kanya yang akan pergi meninggalkan pantry, Anthoni memanggilnya kembali."Kanya, lain kali bisakah kita pergi ke kafe langganan ku? i'll buy you a cup of coffee as my apology."
"Yeah, nextime Anthoni." Kanya membalas ucapannya.
"Okay give me your number." Ucapnya sembari menyodorkan ponsel milik lelaki itu pada Kanya
Kanya sempat menatap Anthoni, pasalnya ia cukup ragu untuk memberikan nomor ponsel pada stranger seperti Anthoni ini. Ditambah Kanya benar-benar tidak berharap akan di belikan secangkir kopi di kafe langganan lelaki tersebut. Namun dengan berat hati dan perasaan tak enak jika menolak, Kanya tetap mengambil ponsel tersebut dan mengetikkan nomornya disana. Lalu memberikan kembali ponsel tersebut kepada pemiliknya." Lagian Anthoni tidak terlihat seperti orang dengan niat jahat," pikirnya.
"Thankyou Kanya."
Kanya tersenyum dan berlalu keluar dari pantry.
________________________________
Sudah jam istirahat rupanya. Kanya ikut bergabung makan bersama beberapa staff lainnya di meja kantin. Perusahaan ini memang menyediakan makan siang bagi karyawannya. Dan hal inilah yang membuat Kanya senang bekerja disini, ia bisa menghemat pengeluarannya untuk makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and lost
Romance[21+] Bagaimana rasanya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya? Ditinggal bukan karena ia memilih orang lain. Bukan karena ia sudah bosan. Bukan karena ia ingin istiqomah bukan juga karena ingin fokus belajar untuk ujian. Lalu untuk apa? Dan karena a...