Sekarang sudah saatnya seluruh manusia di muka bumi ini kembali pada realita. Yeah it's monday!
Saat bangun tidur tadi pagi, Brian tak mendapati Kanya ada disampingnya. Pasti perempuan itu sudah pindah ke kamarnya karena merasa segan jika Naira tau bahwa Kanya tidur bersama Brian.
Tak hanya ditinggal tidur, Brian juga ditinggal Kanya saat pergi ke kantor. Perempuan mungil itu lebih memilih naik kendaraan umum ketimbang berangkat bersama Brian. Mungkin karena keduanya juga belum membicarakan hal ini, jadi Kanya memilih untuk berangkat sendiri seperti biasanya.
oooooo oooooo
Kanya menatap beberapa lembar kertas di atas meja kerja, sesekali memperbaiki letak kacamata miliknya. Entah sudah berapa kali ia mencoret-coret kertas-kertas itu, sekedar untuk menandakan bagian yang harus direvisi atau memberikan tanda pada bagian yang sudah benar. Pada waktu yang bersamaan, fokus Kanya teralihkan saat mendengar notif pesan baru masuk dari handphone nya.
Brian:
"Hei, kenapa aku ditinggal tidur sendirian? Kamu juga berangkat sendiri ke kantor☹️"Kanya tersenyum geli saat membaca pesan dari Brian, lelaki itu seperti anak kecil saja. Kanya mulai menimbang mungkin lebih baik ia menelepon Brian saja langsung, daripada membalas pesannya, karena pasti akan panjang untuk ia menyampaikan alasan untuk itu. Tetapi apa mungkin Brian sedang sibuk sekarang? Bisa saja lelaki itu sedang berada di ruang meeting? Atau sedang bertemu dengan klien-klien atau vendor-vendor penting?
Tetapi dari pada terlalu berpikir panjang, Kanya segera menekan tombol panggilan pada layar handphone nya, namun seseorang yang Kanya tuju itu ternyata sedang berada di panggilan lain.
oooooo oooooo
Brian mengantongi handphone setelah mengirim pesan kepada Kanya. Ia mengambil bolpoin di sampingnya dan mulai menandatangani beberapa berkas disana. Pada waktu yang bersamaan, ponselnya bergetar, dan Brian segera mengambilnya. Namun, bukan seperti yang ia harapkan, bukan Kanya yang menelepon,tetapi sebuah nomor yang tak di kenal.
"Halo" Ucap Brian saat mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Hy Bri, remember me?" Tanya seorang perempuan di seberang sana yang Brian yakini ia tak kenal siapa perempuan itu.
"Maaf, ini dengan siapa? Tanya Brian sopan.
"Aku udah tebak sih pasti kamu lupa. Aku Nadine, cewek yang kamu tolak pas farewell party kamu beberapa bulan yang lalu di Jalarta, kalau kamu lupa." Ujar perempuan tersebut sambil menjelaskan siapa dirinya.
Astaga ternyata Nadine! Brian memang tak pernah menyimpan nomor telepon orang-orang yang menurutnya tidak akan punya kepentingan dengan dirinya. "Oh hy Nadine!, sorry aku belum simpan nomor kamu and Sorry for that night." Ucap Brian.
"Hahaha, it's okay Brian, lagian itu udah lama. Aku nelpon lamu cuma mau bilang kalau sekarang aku lagi di Australi, karena ada project dengan brand lokal Indo. Sooo, i want to meet you." Ujarnya to the point.
"Sounds great Nadine! But, i can't promise you. You know, i am a super busy man with a lot of work behind me." Namun tampaknya Brian malah tidak senang dengan kalimat-kalimat to the point dari Nadine, terbukti dengan sangkalan dari Brian terhadap ajakan perempuan itu.
"sounds bad Brian! Come on... Waktu itu kita gak jadi pergi bareng, I want you to pay it this time." Rengek Nadine di seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and lost
Romance[21+] Bagaimana rasanya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya? Ditinggal bukan karena ia memilih orang lain. Bukan karena ia sudah bosan. Bukan karena ia ingin istiqomah bukan juga karena ingin fokus belajar untuk ujian. Lalu untuk apa? Dan karena a...