Terhitung sudah 2x Nadine ditolak oleh Brian. Pertama, saat farewell party pria itu dan yang kedua saat dirinya datang menyusul Brian ke kantor. Mungkin pada kasus pertama, ia tak begitu sakit hati, tapi lain hal nya dengan yang terjadi kemarin. Perempuan yang berada di ruangan Brian itu jelas adalah seseorang yang special untuk Brian.
Selama mengenal Brian kurang lebih 2 tahun lamanya, Nadine memang tidak pernah mendengar kabar Brian sedang mengencani seorang wanita, sehingga tak terpikirkan bahwa ia akan melihat lelaki itu berduaan di ruangan pribadinya.
Saat bertemu dengan Adnan di depan ruangan Brian, ia sempat diancam oleh Adnan jika belum membuat janji temu sebelumnya, maka Brian akan sangat marah kepada Nadine. Tetapi, apa yang di lihatnya? Ia malah memergoki Brian sedang berduaan dengan wanita dan mungkin mereka baru saja selesai makan bersama. Sangat jauh berbeda dengan kenyataan yang di paparkan oleh Adnan tadi. Malah, Brian terlihat sangat santai ditemani oleh perempuan tersebut.
Tak ingin membuang waktunya hanya untuk memikirkan siapa perempuan itu, Nadine segera mengambil ponsel dari dalam tas branded miliknya dan mencari nomor pada kontak untuk langsung menghubungi seseorang.
"I want you to do your best for me". Ucapnya pada seseorang di seberang sana.
oooooo oooooo
Sudah pukul 11 malam dan Brian baru saja sampai di rumah. Setelah kejadian tadi siang, keduanya belum sempat mengabari satu sama lain, mungkin lebih tepatnya Brian, karena tadi siang ia buru-buru pergi untuk memantau proyek pembangunan rumah sakit karena salah satu pekerjanya mengalami kecelakan saat bekerja. Karena jarak antara kantor dan lokasi proyek yang cukup jauh, Brian terpaksa mengemudi sendiri, karena jika menggunakan supir, ia harus menunggu terlebih dahulu, dan itu akan memakan waktu yang cukup lama. Dan sialnya lagi, ia tak dapat membalas satupun pesan masuk dari Kanya karena handphone nya yang tertinggal di kantor. Jadi, mau tak mau ia terpaksa harus mengesampingkan urusan pribadi. Karena sejujurnya Brian juga tak ingin memberikan Kanya penjelasan jika tak secara langsung bertemu perempuan itu.
"Baru pulang lo?" Naira berpapasan jalan dengan Brian di ruang tamu.
"Iyaa, lo mau kemana?" Tanya Brian.
"Lembur gue, pulang bentar ada yang ketinggalan." Jelas Naira lalu melanjutkan langkahnya menuju pintu.
"Eh Nai, Kanya ada di kamar?" Naira membalikkan badannya ketika Brian memanggilnya kembali.
"Adaaa, kenapa? Berantem ya lo? Bete banget tu orang mukanya dari tadi." Tanya Naira. Sejujurnya Naira sudah tau perkembangan hubungan Brian dan Kanya, walaupun Kanya masih belum bercerita, karena memang jadwal kerja keduanya yang membuat mereka tidak bisa untuk sekedar sharing seperti hari-hari biasanya.
"Iya dikit." Jawab Brian dan sedikit berlari pergi meninggalkan Naira menuju kamar Kanya.
oooooo oooooo
Sudah lebih dari 3x Brian mengetuk pintu kamar namun tak ada jawaban dari seseorang di dalamnya. Lalu ia memutuskan untuk membuka pintu kamar itu sendiri dan ternyata memang tidak dikunci. Brian melihat Kanya sudah terlelap dengan posisi memunggunginya.
Brian berjalan ke arah Kanya, menghampiri perempuan dengan pakaian tidur kensi hitam selutut itu. Ia menatap Kanya dan sedikit tersenyum saat melihat wajah tidur Kanya yang damai. Manis sekali pikir Brian. Ia membelai pipi Kanya, dan terpikir untuk mencuri satu kecupan manis dari bibirnya. Namun, saat posisi wajah Brian sudah berada tepat di depan wajah Kanya, tiba-tiba saja perempuan itu menarik hidung Brian sampai ia kesakitan.
"Aawwhh!" Brian menggosok-gosok hidungnya yang memerah akibat ulah Kanya.
"Mau ngapain kamu?" Kanya bangun dari tidur dan sekarang menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.
"Mau ciuman." Ucap Brian sambil melirik Kanya dengan kesal.
"No, i don't want." Jawab Kanya ketus.
"Why?" Tanya Brian sambil membawa tubunya untuk duduk pada bagian tepi ranjang tidur Kanya. Namun, Kanya tak menjawab, ia hanya menatap Brian sinis.
Karena Brian sudah tau apa penyebabnya, dengan lembut lelaki itu berucap. "Namanya Nadine, dia kenalan bisnis aku di Jakarta. Beberapa hari yang lalu, dia sempat nelpon aku dan bilang mau ketemu, tapi sumpah aku beneran gak mau ketemu sama dia! Aku juga ga tau dia dapat alamat kantor darimana dan siapa, tadi aku udah tanya Adnan, dan dia juga bukan tipe orang yang bakal ngasih informasi pribadi aku gitu aja ke orang lain".
Brian mengambil tangan Kanya dan mencium punggung tangan wanita itu, memberikan sedikit efek aneh karena bulu-bulu halus pada jambang Brian tampaknya mulai tumbuh. Ia menarik kembali tangannya dari Brian dan membawa tubuhnya menyamping sehingga kini posisinya membelakangi Brian.
"Maaf juga aku baru sempat jelasin ini ke kamu. Tadi siang aku buru-buru ke lokasi proyek, ada pekerja yang kecelakaan pas lagi kerja, mana hp aku ketinggalan di kantor, jadi ga sempat ngabarin kamu." Ucap Brian yang masih berusaha menjelaskan.
Kanya masih diam mencerna ucapan Brian, pantas saja tak satupun pesan darinya dibalas. Kanya menimbang-nimbang apakah ia sudah keterlaluan dengan lelaki ini?
Brian mendekap pelan tubuh Kanya dari belakang. Ia menyendarkan kepalanya pada bahu mulus milik Kanya. "I'm so tired, i just wanna hold you tight Kanya."
Kanya membalikkan badannya dan baru menyadari penampilan Brian, lelaki itu benar-benar tampak sangat lelah, terbukti dengan lengan panjang kemejanya yang sudah dilipat sampai ke siku, 2 kancing teratas yang tak lagi terkancingi dan rambutnya yang acak-acakan, serta tatapan sendu Brian yang sangat menegaskan bahwa ia tak ingin menguras tenaganya untuk berdebat dengan Kanya malam ini.
Perempuan itu membawa Brian ke dalam pelukannya. Ia mengusap-usap punggung tegap milik Brian.
"I'm sorry." Ucap Brian.
"It's okay." Kanya menjawab. "Kamu mau makan? Atau mandi? Biar aku siapain." Namun, Brian hanya menggeleng.
"Mandi dulu ya, biar nyaman tidurnya, kalau gini kan gak nyaman nanti." Bujuk Kanya.
"Mandiin yaa" Jawab Brian sambil terseyum lebar menampilkan gigi-gigi putihnya.
oooooo oooooo
Selesai makan, Brian kembali ke kamarnya, disana sudah ada Kanya yang tadi sempat ia mintai tolong untuk mengganti alas tidur miliknya.
Saat Brian masuk Kanya sudah selesai mengganti alas tidurnya dan tak lupa perempuan itu menggosok-gosok kasur Brian untuk memastikan bahwa ia sudah memasangnya dengan benar.
Kanya berjalan ke arah Brian, "Lapor, Alas tidurnya sudah saya ganti komandan, saya kembali ke tempat ". Ucap Kanya sambil memeragakan gerakan lapor pada komandan. Brian hanya tersenyum melihat tingkah Kanya dan menggendong perempuan itu menuju ranjangnya.
"Kak, lepasin! Aku mau balik ke kamar, nanti kalau Naira pulang terus aku gak ada di kamar gimana?" Ucap Kanya panik.
"Ya gak gimana-gimana. Lagian yang pacar kamu, aku atau Naira sih?" Tanya Brian yang semakin erat memeluk Kanya dari belakang.
Kanya hanya tersenyum geli mendengarkan ucapan Brian. Seperti kembali lagi pada 4 tahun lalu, dimana dirinya dan Brian sering bercengkrama dan menghabiskan waktu berdua seperti saat sekarang ini.
Kanya mengusap lengan Brian yang mengunci pergerakannya. Membelai lembut tangan lelaki itu, sampai ia mendengarkan dengkuran halus dari Brian dibelakangnya, ia sudah terlelap. Kanya membalikkan badan dan memberikan sebuah kecupan diatas bibir Brian.
"Good night sweetheart" Ucapnya dan menyusul Brian untuk tidur.
oooooo oooooo
HAPPY READING AND DON'T BE SILENT READERS.
Bagi aku privadi, Satu vote/komen dari kalian adalah penyemangat buat aku untuk terus update. So don't stop do that.
With love,
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and lost
Romance[21+] Bagaimana rasanya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya? Ditinggal bukan karena ia memilih orang lain. Bukan karena ia sudah bosan. Bukan karena ia ingin istiqomah bukan juga karena ingin fokus belajar untuk ujian. Lalu untuk apa? Dan karena a...