^ Chapter 7 ^

13.2K 1.6K 76
                                    

~Assalamualaikum semuanya~

~Selamat membaca~

----

"Ini dapurnya yang mulia."

Mata Darwin berbinar, ia melihat ke sekeliling, "besar sekali."

"Em, ini dapur utama. Semua peralatan dan bahan pokok yang ada disini sangat lengkap dibandingkan dengan dapur yang lain." Jelasnya

Darwin menoleh ke arah Heri, "dapur lain? Emangnya ada dapur lagi selain ini?"

Heri mengangguk, "tentu saja, hanya saja dapur itu terletak di tempat para pelayan berada."

"Oh," Darwin mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Eh Heri." Panggil Darwin

"Iya?"

"Disini ... apa ada cheese cake?" Tanyanya dengan mata berbinar penuh harapan.

"Cheese cake? Ada. Apa Anda menginginkannya?"

Darwin mengangguk semangat, "iya, boleh ya." Darwin menunjukkan puppy eyes kepada Heri.

Heri berdehem, "Tentu saja boleh. Tidak ada yang melarang yang mulia." Jawabnya tanpa melihat ke arah Darwin

"Benarkah? Kalau begitu ayo kita cari dan ambil."

Heri mengangguk, "apa Anda menyukai cheese cake yang mulia?" Tanyanya.

Wajar saja jika Heri bertanya, karena selama ini ia belum pernah melihat tuannya itu menyukai hal-hal yang berbau manis.

Bahkan, melihat memakannnya saja mungkin belum pernah.

"Iya," Darwin mengangguk dengan semangat.

"Sejak kapan? Kenapa saya baru mengetahuinya?"

"Hah?"

"Sejak ... sejak kapan ya, gue lupa soalnya itu udah lama." Darwin mengusap tengkuknya gugup

"Kenapa-"

"Heri dimana?"

"Hm, apa?"

"Dimana cheese cakenya disimpan?" Darwin memilih mengalihkan topik pembicaraan.

"Oh sebelah sini yang mulia," mereka berdua semakin masuk ke dalam dapur besar itu menuju sebuah lemari berwarna coklat.

Heri membukanya.

"Wah~ banyak sekali." Mata Darwin semakin berbinar saat melihat begitu banyak deretan cheese cake berbagai rasa di dalam lemari itu.

Darwin suka dengan yang namanya kue, apapun jenisnya ia menyukainya, apalagi cheese cake.

Ia sangat suka, mereka semua begitu manis dan lembut.

Membayangkannya saja Darwin sekarang bisa merasakan air liurnya yang hampir menetes. Ia meneguk salivanya dengan kasar, "Heri," Darwin menoleh ke arah Heri dengan tatapan memelas.

Heri terkekeh, "Anda ingin yang mana yang mulia biar saya ambilkan?" Tuturnya

"Emm," Darwin berpikir

Heri mengangkat salah satu alisnya.

"Gue mau yang coklat ama blueberry aja." Jawabnya

"Baiklah akan-

"Gue aja deh Heri, lo lebih baik duduk saja disana." Tunjuk Darwin ke arah sebuah meja yang memang tersedia disana.

"Tapi-"

"Heri." Darwin memberikan protesan

Heri menghela nafasnya, "baiklah tapi sebelum itu, biarkan saya membantu Anda dengan mengambil piring dan pisau."

' PRINCE BAD BOY ' (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang