^ Chapter 8 ^

13.1K 1.5K 77
                                    

~Assalamualaikum semuanya~

~Selamat membaca~

----

Charles datang, itu membuat semua orang yang ada disana seketika tersentak.

"Salam kepada yang mulia pangeran." Hormat mereka serentak, kecuali Darwin.

Charles tidak menjawab, pandangannya hanya lurus kepada Darwin yang sedang melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut wajahnya yang nampak kesal.

Sedangkan Lusi, raut wajahnya nampak berbinar saat melihat kedatangan Charles.

Apalagi saat melihat pandangan Charles, Lusi mengira jika dirinyalah yang sedang dilihat dan diperhatikan.

"Apa yang kalian semua lakukan disini?" Tanyanya

Hening.

"Tidak ada yang mau menjawab?" Tanya Charles sekali lagi.

Mendengar itu, perlahan Lusi menghampiri Charles.

"Tidak ada yang terjadi yang mulia hanya-"

Lusi segera menghentikan ucapannya saat matanya melihat Charles melewati tubuhnya begitu saja dan malah menghampiri Darwin.

Wajahnya memerah, Lusi malu. Apalagi saat seluruh mata langsung menatap ke arahnya.

"Sialan." Batinnya menggeram.

Kening Darwin mengernyit saat Charles menghampirinya, "apa?"

"Kau baik-baik saja?"

"Memangnya gue kenapa?"

"Kau terluka?"

Darwin menggeleng, "tidak." Benarkan?

"Lalu ini?" Charles menyentuh pipi Darwin yang memerah dan sedikit membengkak, ada bekas cap tangan di pipi halus itu membuat Charles yang melihatnya menggeram.

"Ah ini," Darwin memegang pipinya.

"Siapa?"

Darwin mendongak saat mendengar nada dingin Charles.

"Siapa yang berani melakukannya?"

Darwin terdiam, "ini si Charles ceritanya khawatir sama gue gitu? Ah masa iya, itu terdengar sangat mustahil. Orang dia aja kagak pernah peduli selama ini."  Pikirnya

"Siapa?!"

Darwin tersentak, ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum matanya melirik ke belakang tubuh Charles yang memperlihatkan Lusi yang sudah berkeringat dingin.

Dalam hati Darwin tersenyum menyeringai. Ia lalu menoleh ke samping, "Heri." Panggilnya

"Iya yang mulia."

"Lo aja yang jawab, gue lagi males."

Heri mengangguk, ia lalu menatap ke arah Charles yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Darwin.

"Kepala pelayan Lusi yang sudah melakukannya yang mulia." Jawabnya to the point.

"Dia sudah berani menampar yang mulia pangeran hanya karena dirinya tidak terima sudah dipermalukan atas kesalahannya sendiri." Jelas Heri dengan tegas

Raut wajah Charles seketika mendingin saat Heri mengatakan hal itu.

Lusi sendiri ia sudah panik, "TIDAK YANG MULIA JANGAN DENGARKAN DIA. DIA BERBOHONG SAYA TIDAK PERNAH MENAMPAR YANG MULIA PANGERAN, SAYA DI FITNAH YANG MULIA!!!"

Saking paniknya, Lusi tanpa sadar sudah berteriak dengan kerasnya dan itu membuat telinga Charlos pengang saat mendengarnya.

"DIAM!" Bentak Charles

' PRINCE BAD BOY ' (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang