^ Chapter 22 ^

8.2K 1.1K 63
                                    

~Assalamualaikum semuanya~

~Selamat membaca~

----

Darwin menggeliat kecil dalam tidurnya, perlahan kedua matanya terbuka.

"Hah? Dimana ini?" Hatinya bertanya saat pemandangan pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamar mewah

Dengan susah payah Darwin bangkit dari berbaringnya, matanya mengedar ke segala ruangan.

"Ini kamar siapa? Siapa yang udah bawa gue kesini?"

"Aduh kepala gue sakit lagi." Darwin meringis memegangi kepalanya yang berdenyut, sampai sesuatu yang dingin menyentuh dahinya

Darwin mendongak, matanya mengerjap. "Heh, sejak kapan lo ada disini?!" Darwin bertanya kepada sosok di depannya yang entah sudah sejak kapan ada di hadapannya

"Sejak tadi."

"Bohong. Jelas-jelas pas gue bangun gak ada siapa-siapa disini." Tukas Darwin

Kaisar Albert tidak menjawab.

"Roy."

"Saya yang mulia." Roy membungkukkan tubuhnya sesaat setelah ia memasuki kamar tuannya itu.

"Katakan kepada pelayan untuk menyiapkan bubur dan susu, bawa kemari." Ucapnya memberi perintah yang segera di laksanakan dengan baik.

"Bubur untuk siapa?" Tanya Darwin setelah melihat kepergian orang yang dipanggil Roy

Sekali lagi, kaisar Albert tidak menjawab pertanyaan Darwin. Ia sibuk meminum wine nya dengan tatapan yang begitu dingin.

Darwin mendengus, ia memalingkan wajahnya ke arah jendela dan memilih diam. Tanpa sepengetahuannya kaisar Albert diam-diam melirik dan memperhatikannya.

Tok
Tok
Tok

"Yang mulia." Terdengar suara perempuan dari arah luar

"Roy."

"Saya mengerti." Roy pergi keluar dan untuk beberapa menit terdengar sebuah percakapan sebelum akhirnya Roy kembali kedalam dengan sebuah nampan di atas tangannya.

"Letakkan di nakas dan kau bisa kembali keluar."

"Baik yang mulia."

Kaisar Albert bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri Darwin dan duduk di samping ranjangnya.

"Darwin."

"Darwin."

Kaisar Albert bukanlah orang yang sabar, karena itu ia langsung menarik pundak kecil itu untuk menghadapnya.

"Shh," Darwin meringis saat pundaknya di cengkram

"Sakit." Cicit Darwin yang sama sekali tak dipedulikan oleh kaisar Albert

"Makan." Kaisar Albert menyerahkan nampan makanan itu ke hadapan Darwin sebelum bangkit berdiri dan meninggalkan Darwin sendiri di dalam kamarnya.

Darwin menatap kepergian Kaisar Albert dengan bingung sebelum menoleh menatap makanan di depannya.

"Bubur, gue gak suka bubur."

Kruyuk

"Tapi perut gue lapar," Darwin memegang perutnya yang berbunyi

"Dahlah makan aja." Darwin mengambil sendok dan mulai menyendokkan sedikit demi sedikit bubur itu kedalam mulutnya, hanya habis setengah karena Darwin merasa perutnya mual.

Darwin beralih ke arah susu dan meminumnya sedikit, setelah itu ia meletakkan nampan itu di samping tubuhnya dan memejamkan matanya saat rasa pening kembali menyerangnya.

' PRINCE BAD BOY ' (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang