^ Chapter 13 ^

11.2K 1.3K 34
                                    

~Assalamualaikum semuanya~

~Selamat membaca~

----

Sementara itu ...

"Haduh~ segala pake pecah lagi ni vas, nyusahin aja." Darwin berjongkok, niatnya ingin mengambil serpihan kaca yang berserakan di lantai kamarnya karena ulahnya.

Tapi, itu semua Darwin urungkan saat suara seseorang mengintruksi dirinya.

"Berhenti disana dan jangan bergerak!" Perintahnya

"Emangnya gue penjahat?" Darwin mendongak untuk melihat siapa gerangan orang yang sudah menghentikannya.

Keningnya mengernyit. "Lo?"

"Ngapain disini?"

Mateen memejamkan matanya sejenak sebelum kembali membukannya.

"Kemari,"

"Apa?"

"Kemari,"

"Ngapain?"

"Kemari Darwin." Ucap Mateen dengan suara rendahnya.

Darwin ciut dan akhirnya memilih menurut.

"Hati-hati!" Mateen menatap Darwin tajam saat adiknya itu tidak memperhatikan langkah kakinya.

Darwin menghela nafas pelan, "iya." Tapi, dengan sengaja ia malah mengangkat salah satu kakinya dan berpura-pura akan menginjak pecahan kaca itu.

Tatapan Mateen semakin tajam saat melihat itu, "Darwin jangan coba-coba!" Peringatnya tegas

Darwin tidak mendengarnya, ia justru semakin gencar melakukannya dan tidak peduli dengan peringatan Mateen.

"Darwin." Mateen menggeram

"Hahaha, bercanda elah. Serius amat itu muka," Darwin tertawa melihat ekspresi Mateen yang menurutnya lucu, padahal mah biasa aja.

"Darwin!" Sebuah teriakan berhasil mengejutkannya.

"Hah?! Eh, eh, jatuh, jatuh tolong!" Darwin kehilangan keseimbangannya

Mata mereka melotot. Sebelum benar-benar terjatuh beruntung Petter yang sedikit lebih dekat dengan Darwin dengan sigap menangkap tubuh mungil itu.

"Nakal," Petter menggeram

"Sudah kakak katakan jangan coba-coba, kau ingin dihukum." Sahut Mateen

Darwin merenggut. "Ya, habisnya mereka berdua ngapain coba teriak-teriak bikin orang kaget aja." Sungutnya menatap Petter dan Charles kesal.

"Ngelawan hm,"

"Maaf," cicit Darwin saat matanya melihat mata ketiga pemuda itu begitu tak bersahabat

"Makasih." Lanjutnya berbisik kepada Petter yang tengah menatapnya dingin.

"Bawa dia." Titah Mateen menunjuk ranjang king size milik Darwin melalui matanya.

Petter tanpa kata langsung menggendong tubuh Darwin dan berjalan ke sana, diikuti oleh Charles.

"Dan kau," tunjuknya kepada Heri yang baru saja sampai.

Matten tidak bodoh untuk tidak menyadari kehadiran pengawal adik bungsunya itu sedari tadi, bahkan saat mereka masih di luar tadi.

"Iya yang mulia?"

"Panggil beberapa pelayan untuk datang kesini." Perintahnya yang langsung di turuti oleh Heri.

"Baik yang mulia, kalau begitu saya permisi."

"Mn."

***

"Duduk disini." Petter menurunkan Darwin di atas ranjang dengan lembut.

' PRINCE BAD BOY ' (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang