Di sini

15 3 0
                                    

[Selamat ulang tahuuuun!!! 🥳 Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu 🤗 Dan stress moga makin berkurang ya ✨]

Send.

Satu menit kemudian gadis itu membuang napas lalu memeluk guling erat-erat. Mematikan data internet juga gawainya. Berteriak tertahan di bantal sambil bergumam, "Aku udah kirim. Gila! Beneran aku klik kirim!"

Menyugar rambut panjangnya, dia berdiri lalu melangkah menuju mini lemari pendingin di sudut kosan, menandaskan satu minuman isotonik sekaligus. Kejadian tadi menguras ion dan energi tubuh memang.

"Aaahh... Aku nggak sanggup megang hp lagi. Apa aku tutup akun aja?" Racaunya pada diri sendiri. Berdiskusi dengan angin, berharap dia bisa lenyap dibawanya.

"Nggak. Nggak boleh nyerah, udah terlanjur maju, jadi terusin aja. Kamu gak mau nyesel lagi, kan?" Ia mengangguk-ngangguk setelah bermonolog, seperti suntikan semangat dari diri sendiri untuk diri sendiri.

Tepat hari ini, seseorang yang begitu berarti untuknya berulang tahun, dan sepuluh menit tadi ia habiskan untuk mengetik kalimat singkat, lima menit bergulat dengan batin apakah harus mengirim ucapan selamat atau tidak, akhirnya dua menit dihabiskan untuk melempar koin sebanyak sepuluh kali dan tambahan satu lagi untuk memastikan.

"Kalo Garuda, aku gak akan kirim. Kalo bunga, aku bakal kirim."

Begitu katanya seraya memegang koin erat--terlalu erat sampai tangannya memerah. Dan hasilnya; tiga kali Garuda, delapan kali bunga.

"Sial!!! Ini harus aku kirim?!"

Ia mendengus kasar, menyalakan gawai, dan memandang kalimat ucapan yang sudah ditulis.

"Ah, gak bisa," Ia memejamkan mata seraya merengek lemah, "Tapi aku harus kirim, kan? Udah ditentuin koin!" Dan dengan degup jantung tak menentu, tangan mungil itu menekan tombol kirim.

"Aku kerasukan apa, Tuhan?!" Membuang botol minuman sembarang, ia naik lagi ke tempat tidur. Menyambar ponselnya lalu menyalakan kembali.

"Aku takut dia gak balas. Malu banget, udah kirim ucapan gitu. Nanti dikira sok dekat, sok kenal deh. Tapi aku tetep penasaran, bakal dibales atau nggak. Oke, taruhan! Dia gak akan balas, cuman dibaca doang. Pasti!"

Gawainya menyala, buru-buru hidupkan data internet, lalu beberapa detik kemudian satu notif pesan masuk muncul. Pesan balasan dari orang itu! Jantungnya kembali bertingkah tidak biasa.

[Wuah, makasiiih. Kok kamu inget, sih?]

Seperti tersihir oleh ratu salju, ia membeku dengan mulut menganga dan mata terlalu bulat untuk disebut melotot.

"GILAAAAA!!! DIA BALESS!!! TERUS AKU HARUS JAWAB APAAAA??" Ia berseru lantang lalu membekap mulut. Beberapa detik kemudian tangannya kembali memegang gawai, mengetik pesan balasan dengan gemetaran.

[Inget, dong! Tanggal lahir kamu kan sama kayak aku, haha.]

Keringat tiba-tiba muncul membanjiri kening juga ketiaknya, ia seperti lari maraton. Efek berbalas pesan dengan orang teristimewa memangnya seperti ini?

Tanda typing tertera di layar. Ia memekik lagi, "Dibales lagiiiii!!!" Kakinya menendang-nendang selimut dan sprei kasur. Tak henti-hentinya ia cekikikan girang.

[Oh ya? Keren. Mau rayain bareng? Hari ini kamu free?"]

Otaknya tiba-tiba berhenti berfungsi. Tangan kanan refleks menampar pipi tembemnya.

"Sakit!" Ruam merah muncul, "Gila, ini bukan mimpi!"

[Eh, tapi maksud aku tanggalnya aja yang sama. Kalo bulan lahirnya nggak. Jadi gak bisa rayain bareng dong, haha.]

Typing balasan kembali muncul. Senyum di wajahnya semakin lebar.

[Ya nggak apa-apa. Memperingati tanggal lahir aja gimana? Kalo mau, nanti aku jemput kamu.]

Tanpa pikir panjang atau bahkan lempar koin lagi dia langsung balas, "Mauuuu. Hayuk!"

Dan begitulah, hari bersejarah itu datang. Meski dia sendirian yang merasa bahagia, setidaknya bisa menghabiskan waktu bersama.

Tapi hanya di sini. Di dunia ajaib ini.

-FIN-

ROTI PANGGANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang