Auto loncat-loncat karena dichat sama temen SMA. Jadi dia itu salah satu cowok yang masuk top three berwajah tampan di sekolah, anak binvok (bina vokal a.k.a paduan suara), tinggi, dan receh abis.
Dulu kita sekelas, anak-anak cewek suka iseng natap-natap wajahnya gitu, nyampe ngadain sayembara kalo ada yang bisa natap dia lebih dari lima menit tanpa senyum dan malingin muka, bakal ditraktir makan seminggu, plus gak bayar uang kas!
Catatan; Gak bayar uang kas itu udah kayak kebebasan hidup, loh!
Tapi belum ada yang bisa menang sayembara itu, kebanyakan di dua menit pertama mereka senyum-senyum terus malingin muka. Sesusah itu? Iyaaaaaa!!!!
Bayangin aja, dia naikin alis tebalnya sebelah doang cewek auto nunduk. Dikasih senyum tipis yang bikin lesung pipinya muncul, lawannya langsung puter badan. Miringin kepala sambil ngasih dua jurus di atas, auto bangkit dari kursi. Susah sih nolak pesonanya. Jomblo lagi! Euh!
Pokoknya dia udah jadi aset kelas kita lah, siap sedia pasang badan kalo ada kakel centil yang nyariin. Anaknya terlalu baik ke semua, jadi bukan dia masalah utama kasus patah hati, tapi ceweknya aja harus pinter-pinter jaga perasaan. Dan itu susah jugaaaaaaaa, kata para penggemarnya.
Nah, waktu itu tibalah giliran aku. Nyampe dijadwal dong sayembaranya, karena melibatkan uang kas, harta rakyat! Sehari cuman diperbolehkan 2-3 orang yang natap dia di jam istirahat, karena apa? Cuman jam istirahat sayembara itu cocok dilakuin, sebelum atau sepulang sekolah member kelas banyak kegiatan di luar, juga jam istirahat gak selama waktu sholat isya gaes! Kadang selain ngisi perut, kita juga perlu nyontek tugas, wkwkwkwk.
Oke balik lagi!
Kita duduk saling berhadapan, sebelum mulai aku puas-puasin senyum. Pas timer on, aku bener-bener natap dia, intens! Kapan lagi kan ya mengapresiasi ciptaan Tuhan yang maha sempurna tanpa harus curi-curi pandang, aseeeek.
Lalu gak kerasa waktu udah lebih dari lima menit! AKU MENANG DONG!!!
Heboh lah seisi kelas. Kok bisa? Kok bisa? Nyampe ada yg nanya aku normal gak seksualitasnya. Jingan!
Sebenernya gampang sih, aku natap wajah dia tapi fokus aku terdistraksi anak rambut di dahinya, dan selama lebih dari lima menit itu aku mikirin kenapa anak rambutnya lebat banget, kok aku nggak? Gitu aja terus, nyampe aku menang sayembara, dapet hadiahnya, lulus SMA, kuliah dan baru aku tanyain lagi barusan. Hahahahaha, otak aku suka salah fokus sih.
Terus apa yang bikin aku loncat-loncat? Dia mau replay lomba tatap itu, gak terima atas hasil yang dulu. Selain karena alasan aku menang (yang baru ia tahu), katanya dulu ia gak ngerasa udah natap aku selama lebih dari lima menit, stop watch nya ngaco lah, apa lah tadi alasannya.
Dan rekor cewek yang bisa natap dia selama itu masih dipegang sama aku! Badass!! Lalu sekarang katanya anak rambut dia gak terlalu kentara.
"Oke, kalo menang dikasih apa?"
Dia mikir keras. Kita udah pada kerja sekarang, jadi hadiahnya ditanggung isi dompet masing-masing. Ya kali ngumpulin uang kas!
"Gratis lima tiket nonton bioskop, bebas filmnya ditentukan pemenang. Dan... Satu keinginan si pemenang harus dikabulin. SK nyusul."
Aku ketawa, tapi setuju-setuju aja. Bukan karena hadiahnya, tapi bisa natap dia secara resmi gini kan rezeki!
Dan tanpa aku sangka kejadian ini merupakan awal mula hidup kita bernaung dalam satu atap lalu menjalin kasih sayang. Juga alasan (jujur) dia kalah dalam lomba tatap yang pertama adalah karena rasa sukanya padaku.
Fakta di atas selalu aku jadikan bahan ejekan. Siapa sangka alasan dia jomblo karena udah naksir aku.
Hah! Gibas rambut! Aku berasa cantik!
Sekarang aku bebas natap wajah dia selamanya. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi.
Ih, ganteng banget suami aku!
-FIN-
KAMU SEDANG MEMBACA
ROTI PANGGANG
Short Story#1 dalam 'tak berbalas' (26-09-2021) Berisi kumpulan cerita singkat. Tak sesingkat memanggang roti. Cover by: Sobat ambyar @favorflavour