Aku tulis kisah ini agar aku bisa bertemu lagi dengan malaikat yang meminta wajit dan gurilem.
Saat itu, LDKO di kampus tercinta sedang berlangsung. Aku masih maba (mahasiswa baru), jadi akulah pesertanya. Seperti kegiatan LDKO yang semestinya, kami ditanya nama, alamat, dan tujuan masuk organisasi. Secara bergantian kami memperkenalkan diri. Dan tibalah giliranku. Saat aku utarakan namaku, tidak ada yang salah. Tapi saat aku berkata, "tinggal di Cililin." Tiba-tiba kakak tingkat yang berdiri di dekat pintu menyela.
"Cililin? Kamu orang Cililin?"
"I..Iya, kang!"
"Ah! Pokoknya nanti harus ngasih ke akang wajit sama gurilem, ya!"
Sepersekian detik aku melongo, akang ini tahu oleh-oleh khas Cililin?
"I..Iya, kang! Boleh." Kataku gugup.
Aku kira beliau hanya bergurau. Tapi ternyata ketika acara LDKO usai, kami para maba keluar dari aula bersiap untuk pulang, si akang yang tadi itu teriak-teriak.
"Cililin! Yang dari Cililin, mana?" Begitu katanya di mulut aula. Aku yang merasa terpanggil -karena hanya aku satu-satunya orang Cililin, rela berjinjit untuk mencari sumber suara.
"Ya, kang! Aku! Aku ke sana!" Kataku berteriak juga.
Saat kami berhadapan, aku baru sadar bahwa beliau itu tinggi, berbadan atletis, hidung mancung, bibir merah, dan alis tebal. Dia bukan orang Turki, kan? Batinku berdecak kagum akan ketampanan makhluk Tuhan yang satu ini.
"Ya, kang! Ada apa?"
Dia tersenyum saat aku berkata demikian, untung saja di sana ada tembok, jadi aku masih bisa menjaga keseimbangan tubuh.
"Jangan lupa wajit sama gurilem, ya! Kamu punya hutang sama saya. Saya tunggu."
Eh? Dia teriak-teriak hanya untuk ini? Ampun, deh!
"Boleh, kang! Boleh! Nanti kalo saya pulang, ya!"
"Oke! Nanti saya tagih!"
"Siap, kang!"
Dia tertawa, "Sip! Hati-hati pulangnya, ya!"
Entah karena aku terlalu terpesona atau aku bego, aku lupa nanya siapa namanya. Ketika aku tanya pada kakak tingkat tentang akang yang minta gurilem itu, kating menjawab, "Beliau mah udah lulus, dia alumni yang kita undang."
LAH?!
Jadi...itu artinya...kapan kita akan bertemu lagiiiiiiiiii?
Tidaaaaaaaaaaakkkkkkk kesempatan aku melihat kesempurnaan wajahnya hilang sudah! Haaahh...nasib! Nasib!
Maka teori hidup no 236 pun lahir, "Jika aku bertemu dengan seseorang yang Masya Allah rupawan, hal pertama yang harus aku lakukan adalah bertanya siapa namanya dan nomor teleponnya!"
Ingat, itu!
-FIN-
KAMU SEDANG MEMBACA
ROTI PANGGANG
Short Story#1 dalam 'tak berbalas' (26-09-2021) Berisi kumpulan cerita singkat. Tak sesingkat memanggang roti. Cover by: Sobat ambyar @favorflavour