Nginep

1.1K 136 5
                                    

Akibat dari bujuk rayu buai asmara Kiera, akhirnya anak-anak memutuskan untuk menginap di rumah Gaara. Tidak semuanya sekamar, 1 kamar untuk 2 orang. Mereka memang punya kamar khusus di setiap rumah. Jaga-jaga jika harus menginap seperti ini. Begitupun dengan baju ganti, semuanya sudah siap tersedia.

"ITU MUSUH DI BELAKANG LO GAR!"

"DI BELAKANG LO JUGA ADA. TEMBAK CEPET!!"

"JER, JER, BANTUIN GUE JER!!"

"BENTAR DULU GUE LAGI SIBUK!"

Seperti itulah keaadan kamar Gaara saat ini. Mereka semua sedang bermain game online bersama. Kurang rasanya jika mereka tidak teriak-teriak seperti tadi. Padahal, jarak mereka satu sama lain saja tidak lebih dari 20 cm.

"YAH, MATI!!"

Secara serempak mereka semua melemparkan ponsel. Tenang saja, mereka melemparkannya keatas kasur, jadi aman. Mereka juga masih sayang ponsel, dan sayang nyawa tentunya.

Jam dinding sudah menunjukan pukul 11 malam teng. Tapi sepertinya, diantara mereka berempat belum ada yang mengantuk.

"Gue laper," ujar Haikal di sela-sela keheningan.

Dari sejak kalah main game, mereka hany diam menatap ke arah langit-langit kamar Gaara yang memang sengaja di hiasi oleh berbagai stiker bintang.

"Buset, perasaan pas tadi makan malem Lo paling banyak makannya, dah." Nana menyeletuk. Seperti biasa, dia tengah mengemut permen kaki.

"Itu udah 3 jam yang lalu, gue udah laper lagi." Haikal menjawab, cowok itu ikut mengambil permen kaki milik Nana dari dalam toples, lalu mengemutnya.

"Bikin Indomie ala-ala, yuk!" ajak Jeremy. Dia juga lapar sebenarnya, kehabisan tenaga akibat teriak-teriak saat main game tadi.

"Hayuk. Gue punya resep dari mami, nih." Haikal semangat. Cowok itu sudah bangkit lalu melompat turun dari kasur. Kemudian berlari secepat kilat menuju dapur di ikuti yang lainnya.

***

"Bahan-bahannya apa aja, Kal?" tanya Gaara yang sedang berdiri di depan kulkas seraya memindai berbagai bahan masakan yang ada di sana.

Saat ini mereka sudah berada di dapur. Mencoba untuk sepelan mungkin agar tidak membangunkan siapapun. Terutama bibi yang kamarnya memang dekat dengan dapur.

"Telur, daun bawang, seledri, sosis, sama sayuran," jawab Haikal dari depan kompor.

Mereka berbagi tugas. Gaara menyiapkan bahan-bahan, Nana mencuci sayuran yang akan di gunakan, Jeremy membuka semua bumbu mie, dan terakhir Haikal yang akan memasak.

"Telurnya mau pake berapa?" Gaara kembali bertanya. Tanpa mengeluarkan suara Haikal menjawab dengan menunjukan angka empat menggunakan tangannya.

Gaara membawa semua bahan pada Nana. 4 buah telur, 6 sosis, satu batang daun bawang, seledri dan terakhir sayuran sawi. Kemudian tangan Nana mulai bergerak untuk memotong dan mencuci sawi yang barusan Gaara bawa. Setelah selesai, dia memberikan nya kepada Haikal.

Setelah hampir 10 menit, akhirnya Indomie ala-ala anak Dream Cansert jadi dan siap dimakan. Tidak tanggung, mereka memasak satu panci.

"Banyak banget. Yakin bakalan abis?" tanya Jeremy. Dia tidak terlalu yakin bahwa satu panci Indomie itu akan habis oleh mereka berempat. Memang ada Haikal yang notabenenya banyak makan, tapi tetap saja itu terlalu banyak.

"Abis. Percaya Ama gue. Liat aja si Nana, makannya lahap gitu." Nana yang sejak tadi hanya diam seraya makan, melirik pada Haikal yang baru saja membawa-bawa namanya. Mencoba tidak peduli, dia melanjutkan acara makannya.

Dream cansertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang