Sebelumnya saya mau minta maaf, di chapter yang "Mau nikah kapan?" itu saya tulis bahwa acara tunangan akan di selenggarakan dua minggu setelahnya, tapi di chapter yang "Maaf" sudah lebih dari dua minggu setelah itu.
Karena cerita ini itu draft dari bulan September 2021, jadi saya nggak ada edit, lagi. Jadi, mohon di maafkan bila ada kesalahan, ya. Atau nggak, jika kalian nemuin typo atau kesalahan tolong tandai, nanti saya perbaiki.
Terima kasih.
***
Tak pernah singgah dalam pikiran bahwa mereka akan menyandang status official dengan seorang gadis secepat ini. Di umur mereka yang baru menginjak 18 tahun, mereka sudah berubah status menjadi tunangan orang.
Baik Gaara, Jeremy, Haikal dan Nana sama-sama masih noob dalam masalah asmara. Diantara mereka belum pernah ada yang dekat ataupun menjalin hubungan bersama dengan seorang gadis. Baru kali ini pertama kalinya bagi mereka. Mana tidak ada embel-embel pacaran, langsung tunangan.
Acara di adakan di sebuah ballroom hotel yang ada di daerah Jakarta pusat. Acaranya tertutup, meski di adakan secara mewah. Tentu saja, karena yang bertunangan bukan satu pasangan, melainkan empat. Mana empat-empatnya merupakan putra dari pengusaha ternama Ibu Kota, bagaimana bisa acara di adakan secara biasa-biasa saja?
Gaara mendengkus, matanya menerawang ke depan, di mana para tamu berkumpul, terlihat sedang berbincang. Suasananya sangat ramai.
Dalam benaknya Gaara bertanya.
Apa karena mereka berempat itu bersahabat sejak dalam kandungan, sampai-sampai takdir mereka juga sama seperti ini?
Tapi jika dipikir-pikir juga itu tidak masuk akal. Takdir seseorang itu berbeda, masih seseorang itu tergantung pada mereka dan Tuhannya. Lalu, kenapa Gaara dan tiga sahabatnya harus senasib?
Gaara tidak habis pikir.
"Kamu capek, ya?"
Gaara yang tadinya sedang melamun terhenyak, menatap seorang gadis yang sudah resmi menjadi tunangannya beberapa jam lalu.
"Lumayan, sih, walau cuma duduk sama nyambut tamu doang. Kamu gimana?" Gaara menjawab, seulas senyum dia torehkan.
"Sama, kaki aku sakit pake high heels," keluh Daara, membuat Gaara sedikit menyibakkan dress yang gadis itu gunakan.
Benar saja, pergelangan kaki Darra terlihat memerah. "Karena belum terbiasa, ya?" gumamnya yang masih bisa Darra dengar.
"Kayaknya." Darra meringis saat dengan tiba-tiba Gaara menyentuh kakinya.
"Mau di buka aja, ini merah banget, lho. Nanti kalo dibiarin bisa bengkak," ujar Gaara khawatir.
"Ih, nggak. Kalo dibuka nanti masa aku nyeker? Nggak banget."
"Ya terus gimana? Ganti sendal jepit?" Gaara berucap asal, berhadiah satu tepukan gemas dari sang tunangan.
"Ya kali, Gaara! Masa aku udah cantik-cantik gini pake sendal jepit?" Darra mencebik, sedangkan Gaara sibuk mengusap tangannya.
"Serba salah banget," ucapnya jengkel. "Tahan aja deh, ya? Bentar lagi selesai kayaknya." Dan Darra hanya bisa mengangguk patuh.
***
Di sisi kiri, tepat sebelah kursi tempat duduk Gaara dan Daara, ada Jeremy dan Karina yang sama-sama diam. Senyum tidak luntur dari bibir keduanya, sebab beberapa kali mereka menangkap tamu yang menyapa dan menatap ke arah mereka.
Bagaimana, ya. Malam ini, penampilan empat gadis yang ada di sana sangat memukau, membuat beberapa tamu terpesona.
"Mereka kenapa lirikin kita terus, ya, Jer?" tanya Karina pelan, sedikit risih saat melihat beberapa kolega ayah mereka yang menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream cansert
FanfictionDream Cansert, bukan sebuah perkumpulan geng abal-abal yang suka tawuran dan mabuk-mabukan. Bukan pula sebuah perkumpulan geng yang suka melawan orang tua. Namun, sebuah geng yang isinya anak kesayangan papa dan mama juga sekolah. Tidak pernah meras...