Mungkin banyak yang bertanya, kok bisa Gaara, Jeremy, Haikal sama Nana itu bisa sahabatan? Walaupun orang tua mereka sahabatan, nggak harus juga kan mereka sahabatan segitu lamanya? Kalau mereka mau, mereka bisa aja kan milih buat hanya sekedar temenan?
Jawabannya, iya. Dulu pas masih SD mereka itu cuma hanya sekedar "temenan." Nggak sahabatan. Percaya atau nggak, bahkan Haikal sama Gaara itu dulu nggak akur. Ya, walaupun sampai sekarang juga masih, tapi dulu lebih parah.
Dikeadaan sekarang, jika mereka bertengkar atau cekcok, mereka pasti langsung baikan. Tapi dulu, mereka bisa sampe nggak saling sapa berminggu-minggu. Lalu akur lagi karena di paksa sama orang tua mereka masing-masing.
Nggak hanya itu, Nana dan Jeremy juga demikian. Bedanya, bukan nggak akur, tapi lebih ke nggak saling sapa. Soalnya, dulu Jeremy itu dingin banget. Nana bahkan sampai bingung, dia punya salah apa sampe-sampe Jeremy nggak pernah sapa dia. Ngomong pun seperlunya.
Awal mula mereka bisa sahabatan itu pas keluarga mereka liburan sama-sama. Karena orang tua mereka emang udah temenan dari jaman SMA, akhirnya mereka memutuskan untuk menyewa 1 vila bersama.
Bahkan, entah untuk tujuan apa sebenarnya. Orang tua mereka malah menempatkan mereka pada satu kamar yang sama. Jadi, mau tidak mau akhirnya mereka tidur di satu kamar.
Awalnya kamar itu senyap, nggak ada yang mulai percakapan. Sama-sama sibuk di kegiatan masing-masing. Gaara yang sibuk baca novel di kursi dekat jendela, Haikal yang bermain game, Nana yang juga sibuk dengan iPad miliknya, lalu Jeremy yang mencoret-coret buku, entah sedang menulis apa.
Pas di hari ke-3 mereka tidur satu kamar bersama, akhirnya Haikal memulai percakapan. Haikal hanya tidak betah dengan keadaan kamar yang senyap, soalnya kamar dia itu tidak pernah senyap seperti ini. Untuk itu, dia inisiatif untuk mencari sebuah topik yang bisa mereka bicarakan bersama.
Yang pertama menyahut perkataan Haikal itu Nana. Sebab, sama seperti Haikal, Nana juga tidak suka suasana kamar yang sepi. Makanya dia menyahut saja saat Haikal bertanya, "kalian suka game apa?" Entah untuk apa sebenarnya Haikal bertanya seperti itu.
Sedangkan Gaara dan Jeremy tidak menjawab. Mereka berdua memilih untuk bungkam. Dan karena itu, Haikal mencebik.
Sampai akhirnya Haikal dan Nana memilih untuk bermain game berdua. Kebetulan juga saat itu mereka menyukai game yang sama.
Lalu di hari ke-4 mereka satu kamar, Gaara dan Jeremy mulai ikut berpartisipasi. Mereka berdua tidak lagi hanya menjadi penonton permainan game antara Haikal dan Nana.
"Natusha, mainnya yang bener!"
Beda dengan sekarang, dulu Nana masih di panggil Natusha. Karena pada saat itu, nama panggilan Nana belum tercetus.
"Haikal juga, ngoper bola ke akunya yang bener!" Nana sewot.
Sedangkan dua orang yang menjadi musuh mereka–Gaara dan Jeremy–memilih untuk tidak banyak bersuara. Mereka hanya fokus untuk memenangkan permainan.
"Ini juga bener! Kamunya aja yang nggak bisa tangkap operan aku!" Haikal balas sewot, membuat dua orang yang semenjak tadi diam berdecak kesal.
"Kalian mainnya sambil diem nggak bisa? Aku jadi nggak fokus!" Gaara mengerang frustasi, membuat Haikal dan Nana kicep.
"Kalo kalian nggak bisa diem, aku mending udahan," ujar Jeremy, dia berdiri, lalu duduk di atas kasur. Gaara melirik ke arah Jeremy sebentar, sebelum akhirnya mengikuti anak itu–duduk di atas kasur.
"Kamu sih," bisik Nana, anak itu menatap Haikal kesal, di balas dengan tatapan serupa oleh Haikal.
Sampai pada akhirnya, Haikal dan Nana ikutan berhenti bermain. Lalu menyusul Jeremy dan Gaara.
"Aku mau nanya, deh," ujar Haikal sesaat setelah dia mendudukan diri di hadapan Gaara. Ketiga anak lain disana sama-sama mengangkat alisnya.
"Kalian itu nggak suka aku, ya? Terutama Gaara, kayaknya nggak suka banget sama aku." Haikal berucap sendu.
"Nggak! Siapa bilang? Aku suka kamu, kok." Gaara segera membantah. Anak itu tidak berbohong. Gaara memang sering tidak akur dengan Haikal, tapi bukan berarti Gaara tidak menyukainya.
"Terus kenapa kamu ngajak aku berantem terus kalo aku main ke rumah kamu sama papi?" Haikal kembali bertanya. Sedangkan Nana dan Jeremy memilih untuk menjadi penonton saja.
"Ya, nggak tau juga. Mau aja," jawab Gaara acuh tak acuh, Haikal mencebik.
"Aku juga mau nanya sama ... nama kamu siapa? Aku lupa." Nana menggaruk kepalanya seraya menatap Jeremy.
"Jeremy," jawab Jeremy singkat.
"Ah, namanya susah." Haikal menyela, Gaara ikutan mengangguk. "Kita panggil Jery aja!" Gaara menambahi.
"Iya, Jery. Kamu kenapa kok nggak pernah nyapa kita duluan?" Nana kembali bertanya setelah di sela oleh Gaara dan Haikal barusan.
"Aku emang nggak banyak ngomong. Tanya aja sama mama," Jeremy menjawab.
"Oh, gitu?" Jeremy mengangguk.
Hening beberapa saat. Mereka berempat sama-sama mencari topik. Bingung juga. Apalagi mereka masih sama-sama kelas 4 SD.
"Kalian ulang tahunnya kapan?" Akhirnya Nana bertanya.
"Aku 23 Maret," jawab Gaara.
"Aku 06 Juni!" Haikal menjawab semangat.
"23 April." Jeremy menjawabnya dengan singkat.
"Okey! Inget-inget, ya! Nanti kita rayain bareng-bareng!" Nana berkata dengan antusias. Ketiga anak yang lain tersenyum, lalu mengangguk secara bersamaan.
"Kamu kapan?" Jeremy bertanya. Untuk pertama kalinya.
"Oh, aku, ya? 13 Agustus!"
"Lho? Bentar lagi, dong?!"
"Seminggu lagi!"
"Kita rayain bareng-bareng! Pokoknya harus!" Haikal berteriak. Dia paling bersemangat. Sebab, ini pertama kalinya dia akan merayakan ulang tahun bersama dengan seorang teman.
"Pasti, dong! Nanti aku bilang sama papa juga mama, supaya bikin pesta!" Sama seperti Haikal, Nana juga semangat. Ini juga kali pertama dia merayakan ulang tahun bersama dengan teman-teman.
"Nama kamu Natusha, kan? Kalo kita panggil Nana aja, gimana? Soalnya, Natusha kayak nama cewek," ujar Jeremy.
Nana menganguk-anggukan kepalanya. "Boleh. Kalian panggil aku Nana mulai sekarang!"
"Jadi, mulai sekarang kita sahabatan?" Gaara bertanya. Bisa Gaara lihat, ketiga anak di depannya terlihat menimbang-nimbang, sejenak kemudian mengangguk kan kepala seraya tersenyum.
"Iya, dong!"
Akhirnya pada malam itu, mereka berempat memutuskan untuk bersahabat.
Gaara Wiatmaja Valerin yang kadang suka emosian, ngegas, juga berbicara sesuatu yang menyakitkan, namun lucu.
Jeremy Rivaldo Kusnadi, seorang yang cukup pendiam alias tidak banyak bicara, dan juga sangat manis.
Haikal Jaya Kusnadi, si ekstropet yang akan selalu menjadi mood booster bagi semua orang.
Lalu yang terakhir, Natusha Sukma Perwira, si anak mama yang manja.
Mereka masih belum mengetahui kerakter masing-masing secara lebih mendalam. Namun, yang mereka yakini adalah mereka akan saling melengkapi. Mereka akan tetap bersama saat suka maupun duka, dan mereka yang akan saling mendukung satu sama lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream cansert
FanfictionDream Cansert, bukan sebuah perkumpulan geng abal-abal yang suka tawuran dan mabuk-mabukan. Bukan pula sebuah perkumpulan geng yang suka melawan orang tua. Namun, sebuah geng yang isinya anak kesayangan papa dan mama juga sekolah. Tidak pernah meras...