Berminggu-minggu telah berlalu, berbagai peristiwa sudah terlewati. Tepat hari ini, acara kelulusan serta kenaikan kelas SMA City High di laksanakan.
Acara ini terbilang cukup megah, lebih megah dari angkatan sebelumnya. Di lapang utama, terdapat panggung yang ukurannya lumayan besar, berbagai alat musik sudah tersedia di atasnya.
Lalu, ada beberapa tenda yang menjajakan berbagai makanan dan minuman buatan para siswa. Dan di tengah-tengahnya terdapat banyak kursi untuk para tamu undangan dan donatur sekolah.
Sengaja acara kelulusan serta kenaikan kelas tahun ini tidak di adakan di aula seperti tahun lalu, sebab tahun ini sekolah mengundang cukup banyak tamu. Jika di aula, dikhawatirkan semua tamu tidak akan tertampung. Meskipun aula sekolah itu besar.
Gaara sebagai ketua panitiapun merasa kerepotan. Selama seminggu ini dia kurang tidur untuk mempersiapkan seluruh acara. Begitupun dengan Haikal, Jeremy dan Nana, mereka sama sibuknya dengan Gaara.
Dua minggu sebelum acara di mulai, semua panitia terutama ketua selalu melakukan rapat. Mereka juga sering pulang malam untuk mempersiapkan semuanya. Bahkan terkadang, Gaara, Jeremy, Haikal dan Nana menginap di sekolah. Karena secara teknis mereka merupakan penanggung jawab terbesar acara.
Mereka berempat tidak tahu mengapa para guru memilih mereka untuk menjadi panitia, sedangkan kelas angkatan mereka jumlahnya banyak. Awalnya mereka menolak, tapi karena terus di paksa akhirnya mereka menerima.
Selain menjadi penanggung jawab acara, mereka juga akan menjadi guest star yang akan menyanyi di akhir acara nanti. Keputusan itu bukan atas pilihan guru maupun yang lain, melainkan atas inisiatif mereka sendiri. Meskipun lelah mereka menjadi dua kali lipat karena harus berlatih dan menyiapkan acara sekaligus, mereka tetap senang melakukannya. Karena menyanyi memang merupakan hobi mereka sejak lama.
"Semuanya udah selesai?" Gaara bertanya, di tangannya terdapat sebuah buku yang di dalamnya terdapat panduan acara dan seluruh kesiapannya.
"Udah, beres."
Gaara mengangguk lalu menghela napas lega. Pria itu melepaskan kaca mata yang seminggu ini tidak lepas dari wajahnya. "Good! Pastiin acara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala apapun, gue nggak mau ada kesalahan."
Para panitia yang lain mengacungkan jempol mereka. Gaara kemudian berjalan untuk menghampiri lara sahabatnya yang tengah menyeting alat musik yang akan mereka gunakan nanti. Mereka lebih suka menggunakan alat musik milik sendiri dari pada alat musik yang sudah di siapkan oleh panitia.
"Kalian gimana? Beres? Siap?" Gaara mendudukkan dirinya di samping Nana.
"Beres, siap!" Haikal menjawab dengan semangat.
Gaara kembali mengangguk, lalu meregangkan tangan-tangannya. Dia masih bisa merasakan beban yang cukup berat di pundaknya. Mungkin setelah acara ini selesai, beban itu akan hilang.
"Capek banget nggak sih? Dua mingguan ini kita nggak ada istirahatnya. Nyiapin acara, mastiin semua persiapan, sama yang lainnya. Di tambah kita harus latihan buat manggung," ungkap Nana. Pria itu menyandarkan kepalanya ke bahu Haikal, lalu menghela napas kemudian.
"Capek, sih. Ya, mau gimana lagi? Udah tanggung jawab kita, kan?" Jeremy berujar, dia kembali fokus pada gitar di pangkuannya.
"Lagian jadi guest star di acara ini juga keputusan kita, jadi udah resiko kalo capeknya double." Haikal menambahi, sementara Gaara hanya menyimak.
Nana mengangguk, melirik ke arah Gaara. "Acara sampe jam berapa, Gar?"
"Perkiraannya sih sampe jam lima sorean. Kenapa?"
"Nggak, gue kira bakal sampe malem."
"Kalo sampe malem kasian sama panitia, mereka seminggu ini pulangnya malem terus."
Tidak lagi menjawab, Nana hanya kembali menganggukan kepalanya, membuat kepala bagian atasnya beberapa kali mengenai pipi Haikal, membuat pria itu berdecak.
"Udah, yuk, stand by! Acara di mulai sebentar lagi!"
***
Berbagi rangkaian acara sudah terlewati dengan baik, seperti pidato dari kepala sekolah serta para donatur. Tentu saja Gio dan Arnold mendapat bagian untuk berpidato, karena mereka merupakan donatur terbesar sekolah. Seharusnya Keylan dan Kaylan juga ikut berpidato, di sebabkan waktu yang kurang, jadi mereka tidak mendapat bagian tersebut.
"Dan acara selanjutnya merupakan acara yang paling di tunggu oleh semua orang!" MC berbicara dengan semangat, membuat para siswa bersorak. Sejak tadi mereka sangat menunggu momen ini.
"Hari ini, secara perdana Dream Cansert akan tampil! Wah, gue excited banget, sih. Terakhir kali mereka manggung tuh tahun lalu, kan? Dan ini bakalan jadi penampilan pertama mereka di tahun ini. So, are you ready guys?!" MC mengarahkan mic-nya ke arah depan, lalu terdengarlah sorakan yang sangat kencang.
"Okey, kayaknya kalian udah nggak sabar banget, nih. Langsung aja kita panggil, DREAM CANSERT!"
Sorakan kembali terdengar saat Gaara naik ke atas panggung, di ikuti oleh Jeremy, Haikal dan Nana. Mereka berdiri berjajar, melihat banyaknya penonton yang terlihat sangat antusias untuk menyaksikan penampilan mereka. Bahkan, mereka berempat juga bisa melihat Arnold, Keylan dan Kaylan yang bersorak dari tempat duduknya.
Mereka berempat mulai mengambil posisi. Nana di bagian drum, Jeremy dan Gaara gitar lalu Haikal dengan bass. Gaara dan Haikal juga merangkap menjadi vokalis dengan mic yang sudah terpasang apik di depan mereka.
Nana memulai intruksi dengan mengetuk-ngetukan kedua stick drum-nya. Lalu dalam ketukan ketiga, musik di mulai. Semua penonton bersorak, ada juga beberapa yang ikut bernyanyi.
Setelah empat menit, penampilan mereka berakhir dengan menganggumkan. Mereka berempat tersenyum, lalu menyimpan alat music yang mereka gunakan. Kembali berdiri berjajar, mereka dengan kompak membungkukkan badan untuk mengucapkan terima kasih.
"Halo semuanya!" Haikal mulai menyapa, kembali mengundang banyaknya sorakan dari para siswa yang memenuhi hampir setiap koridor sekolah.
"Gimana? Penampilan kami barusan bagus nggak?"
"BAGUS!!"
"Wah, thank you!"
"Ini adalah acara terakhir buat hari ini. So, gue ucapkan banyak-banyak terima kasih buat kalian yang udah menyempatkan diri buat hadir di acara kelulusan juga kenaikan kelas ini." Kali ini Gaara yang berbicara.
"Sebelumnya, gue mau ngucapin makasih juga buat para panitia yang udah kerja keras selama dua Minggu belakangan buat nyiapin acara ini. Makasih banget, guys. Tanpa kalian acara ini nggak bakal berjalan dengan baik layaknya sekarang." Para panitia yang berdiri di koridor lantai 2 mengacungkan jarinya.
"Dan pastinya, terima kasih juga untuk bapak kepala sekolah, bapak dan ibu guru, serta para donatur yang sudah menghadiri dan mengikuti acara ini hingga selesai. Terima kasih banyak."
"Mungkin hanya itu yang mau gue samperin." Gaara memberikan mic-nya pada Nana.
"Mau nyanyi bareng lagi, nggak?!" Nana bersorak, yang langsung di terima dengan antusias oleh para penonton.
Anak-anak Dream Cansert kembali ke posisi semula, lalu nyanyian pun kembali di mulai dengan meriah. Para murid, guru serta para donatur ikut bernyanyi. Bahkan Gio dan lainnya terlihat sangat bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream cansert
FanfictionDream Cansert, bukan sebuah perkumpulan geng abal-abal yang suka tawuran dan mabuk-mabukan. Bukan pula sebuah perkumpulan geng yang suka melawan orang tua. Namun, sebuah geng yang isinya anak kesayangan papa dan mama juga sekolah. Tidak pernah meras...