Toronto, Ontario, Canada 08.45 PM.
"Tepat malam ini. Tuan Muda Hale Herachles Burner menginjak umur ketujuh tahun. Saya-Ray Sentinel, akan membacakan urutan acara."
Banyak populasi dari belahan dunia berdatangan di acara ulang tahun putra kedua sekaligus terakhir dari pasangan Kanzie dan Claviera Burner. Riuh akan kekaguman dan kemewahan acara itu begitu diperbincangkan.
Kue bertingkat tujuh dengan berwarna caramel emas berada di tengah-tengah gedung bertingkat tujuh, mendominasi pusat perhatian setelah pemilik acaranya, angka tujuh berada di atas kue itu dengan warna emas juga sebuah bongkahan berlian yang berada di puncaknya.
Dekorasi dipenuhi dengan pita-pita berwarna gold dari tiang ke tiang, menjadi sarana pekerjaan lebih bagi reporter yang meliput acara besar padahal hanya untuk ulang tahun.
Hale Herachles Burner, putra termuda dari Burner itu terlihat dengan ketiga pemuda lain yang sama-sama memiliki setelan berjas berada di sebuah meja bundar yang paling terkhusus, sangat terlihat bahwa mereka adalah dari kalangan elite.
"Bagaimana rasanya menjadi sorotan utama di saluran dunia? Apa kepalamu sudah ada di langit, Hale?" ucap salah satu anak dari tiga sebaya yang berada di sisi Hale.
Pemuda pemilik acara itu memakai rompi berwarna hitam di antara kemejanya yang berwarna putih yang pergelangan tangannya ia gelung sampai bawah siku, memperlihatkan arloji Rolex termahal untuk anak yang baru menginjak tujuh tahun satu jam lalu. Ia memakai celana jeans dan dasi kupu-kupu berwarna hitam, tak lupa long blazer berwarna hitam yang ia pakai menjuntai sampai bawah pahanya pertanda pemilik acara.
"Diam, aku mencoba agar tak tertidur di tengah malam di pusat keramaian begini." Hale, pemuda itu terlihat menopang kepalanya yang ditumbuhi rambut berwarna brown kemerahan dengan tangan kirinya, sedang tangan yang lain memegang cangkir gelas.
Cangkir yang berisi Mocktail, minuman berupa soda dengan jus buah, dan ditambah dengan potongan daun mint.
"Ugh! Lihat rupamu di layar itu, begitu sempurna dengan filter yang mereka tambahkan! Hidungmu yang mancung, bibirmu yang tipis, rahangmu yang tegas, alis yang tebal, dan matamu yang berwarna amber!" ucap salah satu anak lagi, Mackel Wenhen. Pemuda yang segenerasi dengan Hale itu mengangkat tangannya ke salah satu reporter. "Hei, kurangi filternya! Dia sudah terlalu sempurna untuk kau sempurnakan dengan filter-filter it-"
Gletak!
Liev Rynafe, dialah pelaku utama yang menjitak kepala Mackel. "Itu memang dia, Bodoh."
Mackel mengaduh lalu melempar sendok ke arah Liev yang memain-mainkan gelasnya yang sudah tinggal berisi buah ceri. "Diam kau. Kenapa bajumu terlihat dari kain perca hari ini? Yang harganya setara dengan keset rumahku."
"Si anak cloning orang kaya ini berulah lagi." Arvie Orlov, satu terakhir dari mereka berucap, ia memain-mainkan daun mint yang berada di tangannya. "Liev, hajar dia, berani-beraninya mengomentari baju mahalanmu dengan keset rumahnya."
"Aku akan melakukannya nanti, tapi biarkan aku protes terlebih dahulu." Liev mengebrak meja membuat pandangan orang-orang yang memang ke arah meja mereka, menjadi agak mendelik. "Meja kita hanya disajikan Mojito, Yogurt, Smoothie, jus buah, teh susu, dan Milk Shake! Sadarilah, kami sudah besar untuk menyicip Wine di sana!"
Liev menunjuk meja-meja untuk para orang dewasa membuat Hale menutup wajah dengan sebelah tangannya melepas cangkir yang tadi ia pegang.
"Anak ini benar-benar tak sadar diri." Hale berucap dengan menunduk ke arah bawah, seolah menunjukkan bahwa Liev dan ia tak punya hubungan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hale's Doll [COMPLETE☑️]
Romance[COMPLETE☑️] ⚠️WARNING! ADULT-DARK ROMANCE STORY! BERADEGAN KEKERASAN⚠️ Boneka. Seutas kata itu yang terpapar oleh pikiran seorang Hale Herachles Burner saat pertama memandang lengkungan bibir seorang gadis yang tak diundang di acaranya. Akalnya hi...