| HD 2 : Just a Toy |

36.5K 2.6K 236
                                    

⚠️⚠️⚠️

ATTENTION :
"TINGGALKAN JIKA KAU TAK SUKA, AKU TAK PERNAH MEMAKSAMU UNTUK MEMBACA CERITAKU. JIKA KAU MASIH MENGGULIR PART SELANJUTNYA, DAN KAU PUNYA PROBLEM ABOUT MY STORY. INGAT, AKU SUDAH BERITAHU UNTUK TINGGALKAN DI AWAL. KOMENMU, MENCERMINKAN KELASMU."

⚠️⚠️⚠️

"Jatuhkanlah orang lain, jika kau sudah merasa sempurna."
-DellaDellaZura

Hale keluar dari kamar mandi setelah beberapa menit dengan handuk di pinggulnya, air membasahi dia dari atas sampai bawah, otot tubuhnya tampak jelas ketika ia hanya memakai selembar handuk itu dengan tetesan air yang mengalir begitu seksi di tubu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hale keluar dari kamar mandi setelah beberapa menit dengan handuk di pinggulnya, air membasahi dia dari atas sampai bawah, otot tubuhnya tampak jelas ketika ia hanya memakai selembar handuk itu dengan tetesan air yang mengalir begitu seksi di tubuh berototnya. Pemuda itu mengacak rambut ia yang basah akibat air, tak berhenti melangkah menatap pada pakaian formal yang ada di kasurnya.

Tentu saja itu pekerjaan Luziele, gadis yang selalu ia perintah, layaknya sekretaris dan bos. Tapi Luziele lebih dari sekretaris, dia asisten pribadi, gadis itu harus mengikutinya dan siap siaga kapan pun ia perintah. Gadis yang ia klaim punyanya sejak 15 tahun lalu. Mainannya.

Sebenarnya ia berpikir bahwa ia dulu akan membuang Luziele ketika ia berpikir akan bosan bermain-main dengan gadis itu hanya beberapa bulan, karena ia tipikal yang mudah sekali bosan. Tapi nyatanya tahun ini adalah yang ke-15, dan rencana akan melepaskan rantai transparan Luziele darinya tidak pernah ia lakukan.

Ia rasa sudah gila menyimpan gadis itu 15 tahun, sebenarnya ia tahu Luziele benci padanya sejak pertama bertemu. Jelas, gadis dengan senyuman bagai desiran angin sejuk di tengah lautan itu sangat bersikap dingin, entah dari raut dan nada bicaranya yang selalu tenang. Atau itu memang sikapnya? Dan 15 tahun lalu gadis itu hanya kerasukan malaikat sehingga ia langsung berpikir dan mengklaim gadis itu adalah miliknya?

Entahlah, tapi ia melihat hawa Luziele agak berbeda jika bersama Claviera. Ia ... tunggu, ia ingat-ingat dahulu, sepertinya ia jarang menaruh perhatian pada Luziele ketika berbicara pada Claviera.

Hah, jelas, gadis itu hanya mainan untuknya, tidak lebih. Untuk apa dia memerhatikan gadis itu? Tentu saja ia tidak ingin tahu banyak soal diri gadis itu yang hanya sebagai bawahannya, dari segi tubuh pun, Luziele kalah dengan para kekasihnya, walau gadis itu tak kalah cantik, tetap saja. Hei, Dude? Untuk apa dia menyamakan Luziele dan para mignons-nya?

Hale melipat kedua tangan di depan dada. Ia tak punya rasa apa pun selain menganggap Luziele sebagai mainannya, cih. Ia tidak akan sudi menaruh perasaan pada Luziele yang menyukai saudaranya. Karena dari awal, ia memang hanya ingin gadis itu sebagai mainannya, ia tak peduli dengan perasaan Luziele yang terletak pada kakaknya.

Hale memakai setengah pakaiannya secara cepat. Saat ia baru mengenakan celana hitam yang disiapkan Luziele untuknya dan mengancing resleting celana, Hale menatap pada ponselnya yang berdering.

Hale's Doll [COMPLETE☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang