Ottawa, Ontario, Canada 02.34 PM.
“Xever, lihat ke sini,” ucap Zander dengan menekan tombol di kacamata hololens yang ia pakai untuk mengabadikan keponakan barunya.
Luziele yang sedang duduk menggendong bayi kecilnya yang berumur dua bulan itu tersenyum menatap pada anak itu. “Lihat ke sana, Xever, pamanmu ingin mengabadikannya.”
“Don’t say like that,” ucap Zander yang langsung menekan lagi tombol kacamata di atas telinganya itu agar layar hilang dari pandangannya. “Aku terdengar tua,” lanjutnya tak terima lalu pergi dengan melihat hasil jepretannya di tablet transparan yang ia pegang.
Tablet semacam kaca pipih tapi bisa menampilkan seperti layar, hanya saja tembus pandang, dan tentu saja milik Burner.
“Aku akan mengunggah foto ini di situs penjualan anak.” Perkataan Zander membuat yang lain yang hampir semua berada di sana menatap dia.
“Kau akan melihat keturunanmu mati sebelum ia lahir di dunia jika kau berani melakukan itu,” ucap Hale santai yang sedang duduk di sofa berbeda dengan Luziele dan para bibinya. Menumpu kepalanya dengan tangan yang ia letakkan di sofa.
Hampir semua keluarga Burner berkumpul di salah satu ruang keluarga di Bruciatori Mansion gedung milik Kanzie. Menatap anggota baru dari keluarga itu yang masih sangat kecil.
Anak laki-laki dari putra bungsu keluarga itu, Xever Del Marvela Burner.
Lihat, hanya ada satu keturunan perempuan di keluarga itu yang lahir selama ini. Membuat orang-orang bingung kenapa populasi laki-laki di sana sangat dominan. Dari keempat saudara dari generasi pertama keluarga itu, dan berlanjut pada keturunan mereka yang empat-empatnya laki-laki. Kemudian keempat pria yang sudah menikah di sana punya empat anak laki-laki juga sekarang, hanya ada satu anak perempuan di sana yang lahir. Bebe Burner.
Claviera terlihat berada di samping Luziele, tampak begitu bahagia dengan kehadiran anak baru di keluarga itu. Menatap bayi yang baru lahir itu dengan manis.
“Matanya berwarna abu-abu,” ucap Claviera tersenyum ke arah Xever yang terlihat tertidur di gendongan Luzie. Bayi yang begitu menggemaskan.
“Bagus, artinya dia tidak menduplikat warna mata Eizer, sama seperti Hale yang menyalin warna mataku. Aku sangat tak sudi disamakan dengannya,” ucap Aksel yang akhirnya punya waktu beberapa jam untuk duduk di sofa yang sama dengan yang lain, ia terlihat tak membuang fokusnya ke arah ponsel yang tentu saja sedang dihubungi orang lain.
“Siapa juga yang ingin disamakan dengan manusia arogan sepertimu, tak sudi!” seru Hale menunjuk Aksel di sofa sampingnya.
“Ch, siapa yang pernah menyamakanmu denganku?” Aksel akhirnya membuang pandangannya dari ponsel menatap hina pada Hale di ujung matanya. “Hanya orang buta yang beranggapan diriku sama dengan manusia bodoh sepertimu,” lanjutnya pedas.
“Aksel, Hale! Tidakkah kalian bisa tak berdebat satu hari saja jika bertemu?” ucap Claviera membuat ketiga bibi Hale juga kedua istri Avra juga Arva menatap ke arah mereka berdua.
Tak hanya keluarga Burner yang ada di sana, asisten-asisten kepercayaan mereka pun ada di sana. Jika saja pengeboman terjadi sekarang, maka habislah keturunan keluarga itu. Tapi tentu saja mustahil dengan keamanan mereka.
“Nah!” ucap Hale memutar bola matanya.
Kanzie yang berada sebelahan dengan Aksel itu tak menaruh perhatian, hanya menatap ke arah tablet miliknya.
“Honey, ini untukmu.” Claviera menyerahkan sesuatu dalam kotak merah pada Luziele. “Mom sebenarnya ingin menyerahkan ini padamu ketika acara pernikahan kalian, hanya saja Mom lupa karena terlalu bahagia melihatmu menjadi bagian keluarga ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hale's Doll [COMPLETE☑️]
Romantizm[COMPLETE☑️] ⚠️WARNING! ADULT-DARK ROMANCE STORY! BERADEGAN KEKERASAN⚠️ Boneka. Seutas kata itu yang terpapar oleh pikiran seorang Hale Herachles Burner saat pertama memandang lengkungan bibir seorang gadis yang tak diundang di acaranya. Akalnya hi...