Merasa tangan kiri Hale yang melingkar di atas dada Luzie itu mulai mencengkeram bahu kanan Luzie yang mulai kehilangan ekspresi dingin yang selalu ia pancarkan. Luzie merasa posisi mereka makin intim dan dempet, debaran jantungnya terguncang di dalam sana yang merasakan embusan napas Hale yang dingin dan teratur menusuk tengkuk.
Mimik wajah Luzie terpancar tegang, ia menggigit giginya kuat dan menelan susah salivanya. Luzie sekali lagi ingin berdiri dengan kekuatan yang cukup kuat tapi Hale sekali lagi menyentaknya ke belakang sehingga belakang kepala Luzie membentur dada bidang pria itu yang masih menyeringai dengan tatapan sayu nan seksinya. Juga bahaya.
Tangan Hale makin mengencang untuk menekan tubuh Luzie memberi peringatan bahwa percuma ia ingin lari sekuat tenaga, karena kekuatannya jauh lebih besar darinya.
Luzie makin susah menelan saliva, kedua tangan ia mencengkeram kuat tangan Hale di depannya. Merasa gerakannya terbatas dan ia bisa dengan jelas merasa tubuh berotot terbentuk sempurna Hale di belakang tubuhnya yang tak terpisah jarak.
“Mr. Burner, lepaskan saya.”
Luzie bergidik ketika merasa tangan kanan Hale mulai bergerak pelan dan sensual ke depan perutnya yang terbalut pakaian blus putih. Mulai dari pinggang, merasa tubuh langsing Luzie di tangan Hale dan tangan pria itu berhenti di depan perut rata Luzie, agak mencengkeramnya guna makin menekan tubuh Luzie padanya.
Luzie yang blank itu tak menyadari bahwa embusan napas dingin Hale sudah berada di samping lehernya. Bahkan jika Luzie bergerak satu senti saja, maka hidung dan bibir Hale akan mengenai lehernya.
“Lepaskan seperti apa, Luziele?” bisik Hale pelan dan sangat berat terdengar tepat di samping telinga Luzie.
Degupan jantung gadis itu tak beraturan, dadanya mulai naik turun tak terkontrol. Hawa panas datang entah dari mana yang mulai Luziele rasakan di sekujur tubuhnya. Napas dingin nan seksi pria itu tepat berada di sisi kuping Luziele membuat Luziele merinding karena keintiman posisi itu yang tak pernah sedekat ini.
Tangan Hale yang ada di depan perut Luziele mulai mengangkat blus depan Luziele guna mengeluarkan dari dalam roknya. Melepaskan kancingnya dari bawah sembari bibir Hale menempel di telinga Luzie yang membuat Luziele menggigit bibir bawahnya.
“Lepaskan seperti ini?” bisik Hale sensual yang terus membuka kancing blus Luzie sampai pertengahan kancing bajunya.
Luzie menggeleng pelan, astaga, sensasi apa yang diberikan Hale padanya? Ia tak pernah merasakan hal itu. Ia panas dan dingin bersamaan, tegang karena keintiman posisi dan makin pecah ketika Hale membuka kancingnya.
Tangan Luzie beralih menggenggam pergelangan tangan kanan Hale yang hendak membuka dua kancing atasnya yang tersisa.
“Lalu seperti apa, Luzie?” ucapnya tak kalah pelan kembali menusuk telinga Luzie yang hanya terfokus akan suaranya. Hale mulai membuka bibirnya yang ada di telinga Luzie, membasahi benda itu yang membuat Luzie membuka bibirnya terkejut. Tangan besar Hale menyentuh salah satu aset atas Luzie yang membuat gadis itu memekik kaget.
“Sir, apa ... yang kau lakukan?” Luzie menarik tangan Hale menjauh dari dadanya tapi pria itu mulai meremasnya pelan membuat Luzie menyentakkan kepalanya makin dempet dengan Hale.
“Mengajarkanmu menjadi dewasa,” ucapnya dengan seringai kecil, mulai menyingkap bra hitam yang Luzie pakai sehingga tangannya tak terhalang apa pun untuk meremasnya makin keras.
Napas Luzie balapan, gadis itu agak mendongak dengan menutup matanya, mengulum bibir bawahnya yang hendak terbuka. Sialan, hawa gairah datang untuk kedua kalinya menyelimuti tubuh Luzie yang sengaja dirangsang oleh Hale. Tangan Hale terasa panas di asetnya yang mengencang dan tegang. Luzie menyalahkan dirinya yang malah memilih untuk membantu atasannya yang mabuk. Jika saja ia tinggalkan saja dia tadi, maka ia tak akan merasa situasi seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hale's Doll [COMPLETE☑️]
Romance[COMPLETE☑️] ⚠️WARNING! ADULT-DARK ROMANCE STORY! BERADEGAN KEKERASAN⚠️ Boneka. Seutas kata itu yang terpapar oleh pikiran seorang Hale Herachles Burner saat pertama memandang lengkungan bibir seorang gadis yang tak diundang di acaranya. Akalnya hi...