| HD 18 : Lie |

13.3K 1.4K 282
                                    

Sebenernya Dezu bingung mau buat author note apa😌

|||

Matahari menusuk masuk dari balik satu jendela yang terlihat belum tersingkap akibat pemilik apartemen yang masih belum bangkit dari atas ranjang.

Hale tampak menyingkirkan selimut dari atas tubuhnya dengan menarik rokok dari saku celana yang ia pakai sembari menyenderkan punggung berototnya yang tampak tak mengenakan atasan apa pun. Mengapit rokok di ujung bibirnya seraya meraih pematik untuk menyalakan ujung benda itu.

Meresap kemudian menghembuskan lewat mulut dan hidungnya, Hale meraih ponselnya yang ada di atas nakas sembari menyesap rokok kembali di tangan kanan dan tangan kiri yang mengutak-atik ponsel. Mengabaikan 99+ notifikasi dari telepon yang masuk dan sibuk menjelajah sesuatu di sana selama beberapa saat, sebelum bangkit dari kasur dengan masih mengutak-atik ponsel kemudian menyimpannya di saku. Meminum vodka di atas nakas sehabis semalam habis bergelut dengan minuman itu untuk menambah kepuasannya setelah menghembuskan asap rokok.

Hale mengambil cepat kemeja dan jasnya yang tertanggal di sofa sembari melirik Elsie yang masih tampak belum bangun dari tidurnya di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya.

Hale hanya memakai kemeja putihnya dengan tak mengancing menampakkan otot perut sixpack dan otot dadanya yang atletis, menenteng jas hitam yang ia pegang di bahunya dengan meresap asap rokok kembali kemudian membuang benda itu ke lantai ketika dia membuka pintu akses apartemen atas namanya itu yang ada di kota New York.

Hale menggelengkan kepalanya ketika menutup pintu apartemen itu keras saat merasa kepalanya berputar akibat efek alkohol yang lebih dari masing-masing tiga botol whiskey dan vodka tadi malam.

Bruk!

Hale membuka matanya ketika menabrak seseorang yang berdiri beberapa langkah di depan pintu apartemennya ketika Hale berjalan dengan menutup mata saat menggelengkan kepala itu dan menemukan Luziele yang ada di depannya.

“Gunakan matamu, Luzie.” Hale menyimpan satu tangannya di saku sembari melewati Luziele yang mengikutinya dari belakang.

“Anda yang harusnya menggunakan matamu, Sir.” Luziele membela dan masuk bersamaan di lift ketika Hale menekan tombol untuk ke lantai basemant.

Hale memejamkan kembali netranya seraya memijat kelopak mata yang ia tutup itu dengan tangan yang tadi ia simpan di saku. Argh, sial, ia memperparah kesadarannya dengan meminum satu gelas vodka tadi.

“Anda sebaiknya berhenti meminum alkohol berlebihan, Mr. Burner, itu tidak baik untuk kesehatanmu.” Luziele berucap seperti biasa kembali yang membuat Hale menjulukinya sebagai Claviera kedua yang selalu protes tentang apa yang ia lakukan. Apa yang ia perbuat tak pernah benar di mata mereka?

“Tch, itu hanya hal kecil, Luzie.” Hale menyeringai sinis di salah satu ujung bibirnya sembari menyimpan kembali satu tangannya di saku untuk menggenggam kunci mobil, dan satu tangannya masih setia di bahu untuk menenteng jas yang dia bawa. Menunggu pintu lift yang rasanya ingin dia dobrak untuk cepat.

“Jika hal kecil, penyebab kematian nomor satu di dunia bukan karena kesehatan, Mr. Burner,” lanjutnya lagi yang tidak dihiraukan oleh Hale yang sudah keluar lebih dahulu ketika pintu lift terbuka di subuh menjelang pagi itu yang masih begitu sepi di basemant apartemen.

Mereka berjalan ke salah satu tempat parkir basemant dengan Hale yang membuat Rolls-Royce Sweptail itu menyala lampu depannya dengan dia yang membuka mobil itu menggunakan kunci mobil di sakunya.

Hale's Doll [COMPLETE☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang