Zürich, Kanton Zürich, Swiss 09.34 AM.
Suasana di Rynafe Tower pagi itu begitu ramai, gedung bertingkat bergengsi yang menjadi tempat untuk pertunangan putra tunggal dari keluarga Rynafe dan putri bungsu dari keluarga Westernova.
Pasangan yang terlihat menunjukkan senyuman simpul yang tipis di bibir mereka yang berada di atas panggung sana setelah penukaran cincin setengah jam lalu.
Sedangkan teman-temannya terlihat beberapa kali menyoraki Liev yang terlihat begitu jengkel dengan Mackel, Arvie, juga Laze yang sengaja menggoda dia.
“Wohoo! Tersenyumanlah di hari paling bahagia di hidupmu, Liev!!” Mackel mengangkat gelas yang berisi wine ke arah Liev di atas panggung sana yang tampak mengerutkan dahinya makin jengkel.
Mereka berenam duduk di meja yang dekat dengan panggung, sengaja untuk lebih mudah menyoraki Liev untuk membuat dia malu. Sebab orang-orang langsung menatap ke arahnya dengan tatapan beberapa arti ketika mereka menyorakinya terus dari tadi.
“Benar, ini pasti adalah hari paling bahagia untukmu! Tersenyumlah, jangan seperti orang yang dijodohkan!” Arvie berseru yang membuat rahang Liev mengeras sembari memutar kedua bola matanya tak ingin menatap kehebohan temannya yang memang sengaja membuat ia malu.
Hale ikut memberi tatapan sinis pada Arvie sebab perkataannya barusan membuat Laze tersenyum tipis menyadari Hale yang malah ikut tersinggung.
“Rynafe! Kami akan berpesta untukmu kali ini! Berbahagialah!” seru Mackel dengan tertawa bersama Arvie.
“Liev Rynafe!”
Hale memutar bola matanya sembari meminum wine di gelas yang ia pegang di tangan kanan, sedang tangan kiri tersimpan di saku celananya. Ia terlihat memakai tuxedo, jas hitam bludru yang semua kancingnya terbuka menampilkan rompi hitam juga kemeja putih mahal dengan dasi kupu-kupu hitam. Menegak satu kali minuman itu untuk melampiaskan kefrustasian.
Luziele terlihat terus menuduk sejak awal acara yang berada di sisi Hale, tak mau menghadap orang-orang yang menatapnya. Lagi, pakaian mereka berdua sangat serasi dan memang dibuatkan berpasangan. Black dress sampai menyeret lantai dengan manik mahal berbentuk v neck, juga perhiasan black diamond menjadi aksesoris yang dia pakai. Ditambah high heels hitam mewah pula.
Luzie mencuri pandang pada Hale yang terlihat menandaskan gelas yang entah untuk ke berapa kalinya. Ia terlihat terus minum sejak awal, memfokuskan acara kali itu hanya dengan minum-minum saja.
“Hale, kau berlebihan,” tegur Zelfi melihat kesadaran Hale tampak hilang akibat ulahnya.
“Ayahku yang berlebihan,” jawab Hale cepat sembari menandaskan minumannya kembali sebelum mengisi kembali.
Mereka terlihat menatap Hale lama, tahu bahwa pria itu memiliki jurang dengan ayahnya sekarang.
Hale menghempas keras gelas ke atas meja setelah menandaskan isi terakhir. “Wine!”
Mereka di sana menatap ke arahnya kembali dengan serentak, bahkan botol-botol di satu meja mewah yang ia tempati itu sebagian besar dihabisakan oleh Hale.
“Hale, sudah cukup!” Mackel meraih gelas di tangan Hale yang menariknya.
“Stay away, Asshole,” umpatnya.
Pelayan di sana memberikan botol ganti dan menyingkirkan yang sudah kosong.
Liev dari atas panggung sana menatap tajam pada Hale, waspada jika saja ia akan menghancurkan acaranya, ia akan memukul atasannya satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hale's Doll [COMPLETE☑️]
Romance[COMPLETE☑️] ⚠️WARNING! ADULT-DARK ROMANCE STORY! BERADEGAN KEKERASAN⚠️ Boneka. Seutas kata itu yang terpapar oleh pikiran seorang Hale Herachles Burner saat pertama memandang lengkungan bibir seorang gadis yang tak diundang di acaranya. Akalnya hi...