Vian POV
Pesawat yang kutumpangi sudah lepas landas 20 menit yang lalu, saat ini ketinggiannya sudah mencapai 39.000 diatas permukaan laut. Itu artinya ini adalah sebuah kesalahan yang entah akan kusesali atau tidak.
Maafin aku chika…
Maaf…Lagi-lagi kuseka air mata ini.
Semoga kamu ngerti situasinya ya chik.
Aku sayang kamu!Semua lirihan itu aku gumamkan dalam hati. Sesekali aku melihat sekeliling, suasana disekitar begitu menenangkan. Tapi entah mengapa hati ini sama sekali tidak bisa tenang.
***
Author POV
"Selamat datang di Sydney brother, akhirnya ketemu juga kita. Gue kira lu lupa jalan pulang." Peluk hangat dari saudara Vian menyambut kedatangannya setelah 4 tahun tidak pernah bertemu.
"Wesss, pa kabar bro?" Tanya Vian dengan membalas pelukan Doni.
"Iisshhh udahan pelukannya, buruan naik, papa udah nunggu tau." Keluh gadis kecil yang tak lain adalah adik Vian.
Ya, Vian Almanik. Putra pertama dari Ibrahim Almanik ini kuliah di Indonesia. Selepas kelulusannya dua hari kemarin, dia langsung pulang kenegara kelahirannya. Ibrahim Almanik asli Indonesia, namun keluarga besar ayahnya sudah sejak lama memilih tinggal dan berbisnis di negeri kangguru itu.
***
Chika POV
"Oke ini hari pertama gue ngelamar kerja, gak boleh mager. Semangat chika."
Namaku Chika Putri Anggara, berusia 22 tahun dan baru saja wisuda dua hari yang lalu. Oh iya, aku punya adik namanya Christry Putri Anggara. Dan dia masih SMA kelas 10.
Anyway, pacarku namanya Vian Almanik. Asli indonesia tapi lahir di sydney. Eh tapi bentar ada yang kurang deh.
"Kok tumben ya belum ada chat, apa vian masih tidur?"
"Masa sih, biasanya dia rajin banget."
Message
Vian❤️Morning sayang (06.07)
Kamu masih tidur? (06.07)
Text me kalo udah bangun ya, luv (06.08)"Lahh tumben ceklis satu."
"Bodo ah, mandi dulu deh kan mau nyari kerja."
***
"Mandi udah, cantik udah, rapi udah, berkas udah kumplit, gaskeunnn.." Ucapku lantang sambil mengecek hp kembali.
Bingung sendiri melihat room chat dengan Vian orang itu masih ceklis satu. Tidak ada tanda-tanda kehidupan.
"Telpon aja kali ya?"
Vian ❤️
Calling 📞Nomor yang anda tuju diluar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi.
"Iih kemana sih?"
Vian ❤️
Calling 📞Nomor yang anda tuju diluar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi.
"Bodo ah, udah siang aku laper."
Kuturuni tangga dan melihat di meja makan sudah ada ketiga orang yang kusayangi. Sedikit membaik moodku ketika melihat mami menatapku dengan senyumannya.
"Morning kak, cantik banget sih." Goda mami yang tak biasanya itu bisa-bisanya membuatku lupa dengan kabar vian.
"Morning mi, pi, dedekku, gemesh gemesh." Kuunyel-unyel pipi christy seperti biasa, dia tidak pernah protes.
"Pagi kak, semangat banget nih yang mau ngelamar kerjanya." Ucap papi.
"Iya dong harus." Jawabku sambil menarik kursi dan duduk disebelah christy.
"Kak chika mau ngelamar kerja di perusahaan papi ya?" Tanya christy.
"Engga de, beda jurusan. Hahah." Tawaku.
"Oh, nanti kakak berangkat sama kak vian?" Tanya christy lagi.
Aku mengambil roti yang mami sudah siapkan. Dan bisa-bisanya pertanyaan christy membuatku tersedak.
"Uhukk.. uhukk..""Ehhh pelan kak, kenapa sih?" Tanya mami.
"Gapapa mi, keselek aja." Ucapku sedikit serak.
"Kayanya kakak berangkat sekarang aja ya. Doain kakak ya, kakak berangkat." Setelah menyalimi mami papi aku bergegas menuju garasi, tidak ingin membahas vian rasanya. Moodku sedang jelek, harus dibuat lebih baik biar walk in interviewnya lancar.
***
"Dih udah jam 1 masih aja ceklis dan gak bisa dihubungi, kemana sih.""Aku samperin aja kali ya ke apartemennya?" Aku sedikit menimbang sambil melihat jalanan yang sedikit macet.
"Samperin deh."
***
Tet tet tet tet tet tet, password wrong
Tet tet tet tet tet tet, password wrong
Tet tet tet tet tet tet, password wrong"Kok salah?"
Vian ❤️
Calling 📞Nomor yang anda tuju…. "Ahhhh sial."
Tok tok tok..
"Vian"
Tok tok tok..
"Vian""Kemana sih?"
Tidak ada tanda-tanda kehidupan di apartemen ini. Kenapa juga harus passwordnya salah?
Heuh, daripada gila sendiri aku memutuskan turun lagi menuju basemen sekalian bertanya pada satpam.
Tidak bisasanya vian seperti ini.
"Permisi pak nana, bapak tau gak ya vian kemana? Ada di apartemennya engga? Soalnya barusan aku kesana ngga ada yang nyaut. Aku telpon dari pagi diluar jangkauan." Tanyaku pada satpam yang sudah seperti teman, karena biasanya vian akan selalu titip menitip dengan pak nana.
"Mbak Chika gak tau? Mas vian katanya mau pindah ke australia lagi mbak. Tadi subuh berangkat, malahan tadi sempet ngobrol sedikit pamitan katanya mau stay disana."
Deg…
Mana mungkin? Pikiranku sudah tidak benar.
"Tadi mas vian juga bilang katanya buru-buru. Saya pikir buru-buru mau ke rumah mbak chika."
Lagi-lagi aku hanya diam. Tidak tau harus berbuat apa. Pikiranku hanya satu "Kenapa?"
****
Guys please, this is really really just for fun.
Salam hangat dari,
Bumbu RaChik
![](https://img.wattpad.com/cover/286407997-288-k352565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIL [COMPLETED]
РазноеLabil hanya cocok untuk remaja, lantas jika sudah dewasa tidak bisa labil? "Tidak semua cinta akan berakhir sama. Tapi jika tujuanmu bahagia, kupastikan itu akan menjadi milik kita berdua." Gara. "Tapi aku tidak berjanji untuk tidak membuatmu menang...