8. Jakarta X Amsterdam

735 111 2
                                    

Author POV

Penerbangan Gara hari ini disambut dengan suasana yang cukup menyedihkan. Ya ini di negeri kincir itu sedang musim gugur.

Entah keputusannya mengiyakan permintaan mommynya ini adalah proses ujian atau sebuah kesalahan.

Gara sudah tiba di kediaman Fazwan Family.

"Kangen banget mommy tuh." Dalam pelukan Shani, Gara merasa begitu nyaman, hangat dan benar-benar terjaga.

Gracio menyusul melengkapi pelukan ibu dan anak itu. "Daddy juga kangen."

Tapi Gara hanya diam menikmati suasana tersebut. Melihat sang anak hanya diam, Shani merenggangkan pelukannya tentunya setelah Gracio melepaskan diri lebih dulu.

"Bandel banget sih, minggat dari rumahnya lama banget." Sentil Shani di dahi Gara.

Gara hanya meringis kemudian kembali memeluk Shani.

"Tapi kalo sukses daddy bangga sih bro." Kata Gracio.

"Gimana bro, kantor aman ditinggal?" Lanjut Gracio.

"Daddy anaknya pulang tuh ditanya kabar dulu baru kerjaan. Gimana sayang, sehat kan?" Tanya Shani. Gracio hanya cengengesan.

"I'm good mom. Kantor juga aman kok dad."

"Eh iya kata Mirza kamu udah ada asisten ya sekarang? Siapa? Cantik ya katanya." Sambung Gracio.

Shani hanya mendelik dan mencubit lengan Gracio kencang. Yang dicubit mengaduh kesakitan.

"Nyamuk banget deh Gara, abang mana?" Tanya Gara pada keduanya.

"Abang kamu daddy tugasin ke Dubai dengan Uncle Bob. Kemarin ada proyek baru, lumayan buat uang jajan mommy kamu."

Gara hanya tertawa, ia tahu maksud jajan dikata Gracio. Pasti tidak jauh dari shopping dan perawatan.

"Lusa juga udah pulang kok." Sambung Gracio.

"Yaudah kamu istirahat aja dulu gih, pasti cape kan. Atau mau makan dulu?" Tanya Shani.

"No, aku mau mandi terus tidur sebentar."

"Take your time honey." Kata mommy dengan kecupannya dipipi Gara sebelum beranjak. Gara melirik sebentar pada Gracio yang sedang menelpon seseorang jadi langsung sebelum benar-benar menuju kamarnya.

***

Tidak bisa tidur setelah membersihkan diri membuat Gara diam menatap suasana Amsterdam di sore hari ini.

Mungkin di Jakarta ini sudah malam, tapi disini masih sore.

Gara memikirkan Chika. Ia mencari ponselnya dan menimbang apa sebaiknya mengirim pesan atau menelpon?


Room Chat
Nona Anggara

Chika

Ketiknya, tapi dihapus kembali.

Kamu udah tidur?

Lagi-lagi dihapusnya.

Maaf aku tidak memberitahumu soal keberangkatanku ke Belanda. Bagaimana di kantor?

Gara mengirim pesan itu dan rupanya Chika langsung online. Ada sedikit bahagia yang Gara rasakan.

Nope. Sejauh ini aman.

Cuek banget tumben. Apa Chika marah ya karena gak aku kasih tau. Pikir Gara.

LABIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang