14. More

675 107 6
                                    


"Kamu kalo keberatan dengan panggilan Mas karena mommy tadi pagi, gpp kok. Aku ngikut kamu aja mau manggil aku apa."

Chika POV

Entah mendengar mommy shani memintaku memanggilanga Mas Gara tadi pagi rasanya agak sedikit malu, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan diperutku.

"Berarti kalo gitu aku manggil Sayang juga boleh?" Jawabanku ini sebetulnya untuk menutupi rasa gugupku.

Bisa dilihat Pak Gara sedikit tersebut kemudian tersenyum lebar.

"Iya sayang boleh."

Rupanya dia juga sama saja.

"Huuuuwww dasar, untung sayang." Gumamku pelan.

"Hah.."

Duh Chik, bisa-bisanya kelepasan.

"Ehh engga kok." Ujarku.

"Dihhh apaan?"

"Engga bukan apa-apa."

"Gaje banget nih si cantik."

Pipiku kembali merona, berapa kali dia mengataiku cantik. Jujur rasa bahagianya berbeda dari pujian dari siapapun, termasuk Vian.

Sepanjang perjalanan ini kami hanya mengobrol tidak jelas dan saling menggoda meski kurasa akulah yang sepertinya paling dominan.

Jujur, aku begini hanya untuk menutupi kecanggungan.

Rasanya tidak rela jika menjadi awkward.

Saking tidak sadar dan sedikit melamun, Pak Gara sudah berdiri disamping pintuku.

"Yuk, turun." Katanya setelah membuka pintu mobil.

Lihat, bagaimana ia bisa begitu treat me like a queen padahal kami adalah partner kerja.

"Thank you."

Kami berjalan beriringan menuju meja mami Aya dan mommy Shani.

"Selamat siang Pak, untuk berapa orang?" Tanya seorang pelayanan yang sudah stand by di depan.

"Oh kami sudah ada meja bersama orang tua kami."

"Acara lamaran kah? Atau yang mana kalau boleh tau?"

"Ohh bukan mbak, hanya makan siang biasa. 2 ibu-ibu sekitar 45 tahun."

"Meja atas nama Ibu Shani?"

"Ah ya betul."

"Baik Pak, Bu, mari saya antar."

Pantesan dikira lamaran, ternyata di sudut sebelah sana sedang ada acara lamaran.

"Kamu pernah kesini?"

"Belum, kamu?"

"Sekali, diajak client."

"Ohh.." Aku mengangguk.

"Maaf jadi aku yang milih lokasinya."

"Ya gapapa Mas, kan cuma makan siang."

Aku merasa Pak Gara meraih tanganku, aku menatapnya dan dia menatapku.

"Disana tuh, yuk… laper."

Aisshhhh aku kira kenapa. Ternyata manusia labil ini kelaparan.

"Hai, kalian baru nyampe? Udah mommy pesenin."

"Wiihhh banyak banget, mommy kok tau Gara pengen makan ayam betutu."

"Iya tadi langsung keinget kamu sama Zi."

Pak Gara memberikan kecupan di pipi mommynya dan menyalami mamiku.

LABIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang